Gak!
Sebuah balasan membuat Gia menghela napasnya pelan, otaknya berpikir keras. Kemudian Gia menutup pesan nya.
"Dito suka Gia, tapi kenapa Dito tolak Gia?" tanyanya
Gia bangkit dari tidur nya, kemudian pergi ke bawah untuk sarapan.
"Gia awas jatuh" peringat sang eyang keras saat Gia akan menuruni tangga. Sang eyang yang sedang menenteng koran kini menatap Gia.
"Selamat morning eyang" sapa nya riangnya
"Eh eh, udah eyang bilang awas jatuh. Jangan lari larian di tangga" tegasnya membuat Gia tersenyum.
Sampai di tangga terakhir Gia meloncat memeluk erat sang eyang.
Sedangkan Bian menghela napasnya, "Kamu! Gak denger kata eyang?" tanyanya.
"Denger kok, Gia kan punya dua telinga" sahutnya membuat Bian mendengus.
Keduanya pergi menuju meja makan, sudah ada semua keluarga nya yang berkumpul disana.
"Cie pipi Gia tambah bengkak aja tuh" tunjuk Luna menunjuk kedua pipi Gia.
"Kemarin kan Gia abis mukbang makan makanan yang Gio bawa"
"Pantesan aja pipinya bengkak" ejek Luna membuat Gia menatapnya dengan pandangan sebal.
"Gapapa Gia masih cantik kok, tambah lucu" balasnya menimpali ejekan Luna.
Mereka sudah terbiasa dengan cek cok kecil antara Luna dan Gia. Bagi mereka itu adalah hal yang wajib dilaksanakan.
"El lari pagi yuk" ajak Gia membuat El menoleh.
"Gak ah males" tolaknya membuat Gia mendengus.
"El perut El tuh udah buncit, harus rajin olahraga. Nanti kayak papa tuh, perut nya makin buncit aja hampir meletus" celetuk Gia duduk disebelah eyang nya kemudian meneguk susu yang sudah disiapkan untuknya.
"Sembarangan aja kalo ngomong" dengus Bara tak terima membuat Gia tertawa pelan, rupanya Arsen juga ikut tertawa.
"Kagi bener kan Sen?" tanya Gia membuat Arsen mengangguk anggukan kepala.
"Tuh kan bener!" Ujar Gia tertawa menatap wajah sang papa.
Kagi adalah singkatan Kakak Gia. Gia menyuruh Arsen menyebutnya dengan singkatan itu. Katanya, biar beda dari yang lain.
"Ayo dong, lari pagi dulu" ajak Gia.
"Kenapa? Tumben banget ngajak olahraga?" tanya Gio.
"Gak jadi deh, Gia keburu males" celetuknya kemudian membuat semua orang menggeleng mendengarnya.
Setelah mendengar pertanyaan Gio, Gia jadi mikir. Iya juga, kenapa Gia tiba tiba ingin olahraga?
Gia memakan roti di depan nya, kemudian mendesis kesakitan memegang sebelah giginya.
"Gia gak mau makan" ujarnya meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanficSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...