Koreksi kalo ada typo, makasi🤗 Happy reading!!
Keesokan hari nya Gia sudah kembali bersekolah, Gia pergi bersama sang papa. Katanya ada bagian administrasi yang harus di urus.
"Ayo papa anter sampai kelas," ajak Bara.
Gia menatap sang papa, "Gak usah pa, Gia bisa sendiri kok." celetuk nya menggeleng.
"Loh gapapa sesekali Gia dianter papa sampai kelas. Dulu aja pas TK, Gia pengen banget papa anter sampai kelas," celetuk Bara.
"Itu kan dulu papa, pas Gia TK, pas Gia masih takut, sekarang Gia udah besar" timpal Gia.
Bara merangkul Gia, "Bagi papa Gia selalu jadi putri kecil papa, Gia juga masih penakut. Jadi apa salah nya?" tanyanya melangkahkan kaki nya.
Gia tersenyum, dia ikut melingkarkan tangan nya di perut Bara. Ada beberapa orang yang melihat nya, menatap Gia dengan pandangan berbeda.
Oh iya, Bara memakai pakaian santai. Dia juga memakai masker karena sedang flu dan kacamata hitam nya.
"Gia!" panggil seseorang membuat mereka menatap seseorang tersebut.
Gia menoleh, "Pagi Wenny, Fiko" sapanya dengan senyum khas nya. Manis banget.
"Pagi, lo udah sehat?" tanya Wenny menatap keadaan Gia, di balas anggukan oleh Gia.
Wenny yang melihat Bara menatap nya dengan pandangan bertanya. Seolah peka, Bara membuka kaca mata nya dan Wenny mengenali nya.
"Pagi om," ujar Wenny menyalimi Bara dengan sopan disusul oleh Fiko, meskipun dia tidak mengetahui siapa Bara namun karena melihat Wenny menyalimi nya di ikut saja.
"Kalian sekelas sama Gia ya?" tanya Bara membuat kedua nya mengangguk.
"Yaudah, Gia mau bareng sama temen temen ke kelas?" tanya Bara kepada Gia.
Gia mengangguk, "Iya, Gia sama temen temen aja. Papa jangan sampai kecapean, istirahat yang cukup, papa udah flu gitu. Nanti langsung pulang ke rumah ya," cetusnya membuat Bara tersenyum di balik masker nya.
Bara mengelus rambut Gia, "Yaudah papa pergi dulu. Kalo ada apa apa segera telpon papa atau Gio ya," nasihat nya.
Gia mengangguk tersenyum, dia melambaikan tangan nya. "Oke! Hati hati papa"
Bara mengangguk kemudian pergi menuju ruang administrasi.
"Tadi itu papa lo Gi?" tanya Fiko.
Gia mengangguk, "Iya, itu papa nya Gia. Kenapa?" tanyanya.
"Ganteng banget,"
Gia tertawa sedangkan Wenny memukul tangan Fiko, "Lo gak belok kan?!" tanya Wenny.
"APAAN LO! ngomong sembarangan aja. Emang nya kalo gua muji cowok udah pasti belok? Gila lo! Kalian para cewek muji satu sama lain gak masalah tuh" sewotnya menatap sengit Wenny.
"Ya–"
"Gia baru sadar, Fiko sama Wenny kok bisa barengan gitu? Kalian berangkat bareng?" tanya Gia memutus perdebatan Wenny dan Fiko.
Sontak membuat keduanya terdiam mengalihkan pandangan, Wenny menarik Gia berjalan cepat menuju kelas nya.
Saat sudah jauh dari Fiko, kedua nya berjalan seperti biasa. Gia yang bingung menoleh kearah Wenny.
"Kok pipi Wenny merah gitu?" tanya Gia.
Wenny menghela napas nya, "Gia jangan bilang bilang gue berangkat bareng Fiko ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US -S2- [On Going]
FanficSEQUEL PAINFUL -VIENT STORY SEASON 2- Genre: Fiksi, Fantasi, Action, dan Horror. Algia Narana Vient, gadis dengan sejuta pesona yang sukses membuat seorang badboy sekelas Ardito Wijaya takluk kepada nya. Gia mempunyai banyak keistimewaan, dia gadis...