28

1.9K 342 64
                                    

Prediksi cuaca hari ini sepenuhnya terbukti benar, hujan turun dengan deras membuat para pejalan kaki maupun pengendara motor berbondong-bondong mencari tempat untuk berteduh termasuk Jingga.

Cewek itu tidak mengira kalau pagi ini akan turun hujan, ia tidak membawa jaket untuk melindungi badan bagian atasnya dari hawa dingin. Sepatu serta rambutnya sudah lumayan basah sampai ia benar-benar menemukan tempat untuk berteduh.

Jingga mengelus lengannya sendiri dengan harapan untuk mengurangi rasa dingin yang semakin menusuk kulit. Kedua kakinya pun ikut bergerak gelisah lantaran kedinginan.

"Nih pakai" suara lembut ditengah-tengah derasnya hujan terdengar di telinga Jingga. Ia menoleh ke samping dan mendapati seorang cewek dengan tinggi yang sama dengannya mengulurkan sebuah hoodie berwarna biru ke arahnya.

Jingga tersenyum ramah "Eh, nggak usah" tolaknya sopan. Matanya memperhatikan cewek asing dengan topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya membuat Jingga tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Nggak papa pakai aja, kebetulan gue bawa lebih" ujar cewek itu.

Dengan ragu Jingga menerimanya "Ma-makasii"

"Santai aja" balas cewek tersebut. Jingga hanya berdeham sebagai jawaban. Ia tidak memiliki topik pembahasan lagi.

"Anak trisakti kan?"

Jingga kembali menoleh ke samping saat mendengar suara cewek itu. "Iya, tau darimana?" Tanya Jingga basa-basi.

Cewek itu tersenyum tipis "Seragam lo, gue juga pernah sekolah disana"

Jingga mengangguk mengerti "Berarti alumni trisakti?"

Cewek itu menggeleng "Kalo gue masih sekolah, gue kelas dua belas sekarang"

Jingga kembali mengangguk, ia tidak mau bertanya lagi walaupun masih penasaran, ia sadar kalau lawan bicaranya saat ini adalah orang asing dan ia tidak berhak banyak bertanya.

"Gue lupa, kita belum kenalan" ujar cewek itu kembali membuka percakapan.

"Nama gue Renata" ujar cewek tersebut seraya membuka topi hitamnya. Jingga tidak langsung membalas ucapan cewek bernama Renata tersebut, ia cukup terkejut saat menyadari ada kemiripan antara wajahnya dengan cewek asing di sampingnya ini. Mulai dari model rambut, bentuk mata, serta bibir semuanya sama.

"Eh, kok?" Ujar Jingga tanpa sadar.

Cewek bernama Renata itu tertawa, sebenarnya ia sudah memperhatikan Jingga sejak Jingga berlari mencari tempat berteduh, awalnya ia juga cukup terkejut karena bisa bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya.

"Nama lo siapa?" Tanya Renata membuyarkan lamunan Jingga.

"Tasha" jawab Jingga singkat.

Renata mengulas senyum "Salam kenal Tasha, gue harap kita ketemu lagi, gue duluan ya"

Belum sempat Jingga menjawab, cewek bernama Renata itu lebih dulu berlari menerobos hujan, Jingga menatap punggung yang semakin menjauh itu dalam kebingungan, ia masih tidak menyangka dengan apa yang dialaminya sekarang, siapa sangka hujan hari ini mempertemukan nya dengan seseorang yang mirip dengannya. Jingga benar-benar tidak menyangka akan kejadian hari ini.

***

"Tau nggak persamaan ibu sama bint-"

"JANGAN BANYAK BICARA FABIAN, KUMPULKAN TUGAS KAMU!!!"

Seisi kelas tertawa mendengar bentakan guru Biologi mereka kepada Fabian, tidak ada ampun lagi bagi siswa nakal yang satu ini.

"Ibu cant-"

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang