️11

5.3K 604 102
                                    


Annyeong yeorobun...
Adakah yang nunggu cerita ini up? Absen dulu yuk.

Ingat, budayakan vote sebelum membaca...
Jangan biasakan diri nyider ya guys!

Happy reading...

☁️☁️☁️

Seperti janjinya pagi tadi, siang ini Fabian benar-benar berkunjung ke rumah Alisa setelah memberi alasan panjang lebar dan masuk akal ke papanya agar diizinkan pergi.
Sepanjang perjalanan Alisa tak henti-hentinya bercerita, Fabian sesekali menanggapi. Melihat ekspresi bahagia Alisa membuat hati Fabian menghangat. Ia senang saat bisa membuat cewek yang ia sayang bahagia bersamanya. Jujur, Fabian memang menyayangi Alisa. Tapi tidak lebih dari itu, ia sangat sadar dengan perasaannya.

"Kak, beli kue buat mama dulu ya?" ujar Alisa.

Fabian mengangguk menyetujui, tak lama motor yang ia kendarai berhenti disebuah toko kue langganan Fabian jika berkunjung ke rumah Alisa.

Alisa turun dari motor dan berjalan memasuki toko kue, sementara Fabian memilih menunggu di luar saja.

Tak butuh waktu lama, Alisa sudah kembali membawa dua kotak kue di masing-masing tangannya.

"Sini helmnya gue pakein" ujar Fabian mengingat kedua tangan Alisa digunakan untuk memegang kotak kue. Cewek itu hanya mengangguk seraya memajukan kepalanya ke arah Fabian.

"Imut banget sih" ujar Fabian seraya mencubit hidung Alisa setelah berhasil memasangkan helm di kepala cewek itu.

Alisa tersenyum malu. "Ayo kak jalan" suara Alisa terdengar setelah ia menaiki motor matic miliknya. Fabian mengangguk sebagai balasan kemudian melajukan motor tersebut dengan kecepatan sedang.

☁️☁️☁️

Pintu rumah bercat abu-abu itu terbuka lebar menampilkan seorang wanita paruh baya dengan senyum lebar menghiasi bibirnya saat mengetahui siapa yang datang.

"Selamat siang tante" sapa Fabian ramah seraya mencium punggung tangan wanita tersebut.

"Kok tante, biasanya kan panggil mama" balas wanita tersebut.

Alisa yang berdiri di samping Fabian tersenyum maklum, ia sudah sangat hafal mamanya yang begitu menyayangi Fabian.

"Iya ma, lupa" kekeh Fabian.

"Ayo masuk, mama udah masak banyak buat kamu" ajak wanita paruh baya tersebut.

"Ica nggak ditawarin ma?" sindir Alisa dengan senyuman diakhir katanya.

"Kamu bukan tamu ya, Ca" balas sang mama membuat cewek itu tertawa. Ia sangat senang menggoda mamanya.

Tiga orang berbeda usia itu memasuki rumah secara bersamaan disertai pembicaraan ringan yang berasal dari pemilik rumah dan sesekali ditanggapi oleh Fabian.

☁️☁️☁️

Selesai makan, Fabian dan Alisa memilih bersantai di taman belakang rumah cewek itu ditemani dua gelas jus jeruk kesukaan Fabian dan setoples keripik kentang.

Mereka membicarakan banyak hal, mulai dari kegiatan dirumah, disekolah yang merambat ke pembahasan serius seperti sekarang.

"Kak, kita ini apa?" pertanyaan tiba-tiba Alisa membuat Fabian tersedak ludahnya sendiri. Cowok itu menatap Alisa terkejut.

"Teman" jawab Fabian.

Alisa menatap Fabian dengan tatapan tak percayanya. Teman? Setelah apa yang mereka lakukan bersama? Menciptakan banyak kenangan bahagia yang membuat Alisa jatuh semakin dalam pada sosok Fabian. Dan dengan santainya Fabian mengatakan kalau mereka hanya Teman. Dimana pikiran cowok itu?

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang