26

3.6K 528 142
                                    

Yuhuuuuu, seneng gk up nya cepet, iyalah cepet soalnya besok sampai hari jumat jadwal kuliahku full😭😭 Semangatin aku dong wkwk😂
Jadi aku mutusin buat update hari ini untuk mengobati kangen kalian

Btw, kalo aku buat gc cerita ini, ada yang mau gabung nggak??
Dah segitu aja opening nya....

Jangan lupa vote sebelum membaca...
Happy reading....

☁☁☁

Tiga hari Jingga lalui tanpa kehadiran Fabian rasanya seperti ada yang kurang dalam hidupnya, cukup sulit karena ia sudah terbiasa dengan gangguan cowok itu. Dan sekarang semuanya kembali seperti saat dirinya belum mengenal Fabian, hambar dan kurang menarik.

Jika kalian berpikir tiga hari ini mereka tidak bertemu, kalian salah, mereka sering berpapasan tapi seperti orang yang tidak saling mengenal.

"Move on dari hubungan yang belum sempat pacaran itu emang paling susah"

Jingga sedikit terkejut saat mendengar suara seseorang yang mengalun tepat di telinganya, cewek itu menoleh kemudian memaksa diri untuk tersenyum. "Duduk kak" ucapnya.

Satria, cowok itu balas tersenyum kemudian duduk di samping Jingga. "Belum baikan?"

Jingga menggeleng "Buat apa baikan, dari awal gue emang ngarepin bebas dari-"

"Itu dulu sebelum lo suka" potong Satria.

"Gue nggak suka kok, cuma-" Jingga tidak melanjutkan ucapannya, ia tidak tahu harus mengatakan apalagi untuk menyembunyikan perasaannya, karena anak SD pun bisa menebak kalau sebenarnya ia menyukai Fabian.

Jingga menghela nafas, ia terlalu lelah dengan semua ini, ingin melupakan Fabian tapi hal itu terlalu sulit, ingin berbaikan tapi ia terlalu gengsi karena ia sendiri yang meminta Fabian untuk menjauhinya.

"Ada saatnya cinta berarti perjuangan, perjuangan itu tidak melibatkan satu orang, tapi dua orang, dan yang gue perhatikan cuma Fabian yang berjuang" suara Satria menyadarkan Jingga dari lamunannya.

"Lo cinta kan sama Fabian? Ini saatnya lo berjuang karena menurut gue perjuangan Fabian selama ini udah lebih dari cukup" Sambung Satria.

Jingga terdiam, ia memikirkan kata-kata Satria barusan. Apa ini saatnya dirinya berjuang? Tapi melihat sikap Fabian padanya tiga hari belakangan ini sepertinya tidak ada celah untuknya berjuang. Fabian benar-benar memegang kata-kata nya, membebaskan Jingga dan tidak pernah muncul di depan cewek itu dengan sengaja.

"Pikirin ucapan gue baik-baik, gue harap lo ambil keputusan yang tepat, jangan sampai nyesel" ujar Satria, menepuk pelan bahu Jingga kemudian berlalu meninggalkan cewek itu.

☁☁☁

Boni, Raka, Mita dan Sindy saling melemparkan tatapan pasalnya tidak ada yang membuka suara saat kedatangan Fabian, suasana mendadak canggung, Jingga yang awalnya ikut bercanda juga mendadak bungkam. Yang ada dipikiran cewek itu saat ini adalah bagaimana caranya agar ia bisa pergi secepat mungkin dari hadapan Fabian.

"Woi, kenapa pada diem, ngomong anjir pada punya mulut kan!" suara Boni yang terdengar kesal membuat Raka, Mita, dan Sindy pura-pura tertawa untuk meramaikan suasana. Tapi tetap saja ujungnya mereka kembali diam dan saling pandang.

"Nggak asik lo pada, gue mau berduaan sama Mita, ayo yang kita pergi" Boni berdiri dari duduknya, cowok itu berniat menarik tangan kekasihnya tapi ditahan oleh Jingga.

"Gue ikut ya kak"

Boni menggeleng tegas "Yang namanya berduaan itu cuma dua orang bukan tiga" Boni tak memperdulikan perubahan ekspresi Jingga, cowok itu pergi setelah berhasil mengajak Mita menjauh dari kantin.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang