35

1.7K 303 154
                                    


Annyeong yeorobun...
Kali ini author ingetin baca 'bismillah' dulu sebelum baca part ini...😉

Jangan lupa tekan bintang sebelum lanjut ke cerita...

Happy reading...

***

"Kenapa lo belum ngerti juga, gue mau lo Jingga Natasha, bukan Renata atau cewek lainnya" bisik Fabian tepat di telinganya membuat Jingga merinding karena jarak mereka terlalu dekat. Namun detik berikutnya membuat Jingga rasanya ingin pingsan, Fabian membalik badannya kemudian secepat kilat mencium nya tepat di bibir.

Plakk

Satu tamparan keras mendarat di pipi Fabian meninggalkan jejak merah bekas tangan Jingga disana, mata teduh cewek itu berkaca-kaca, nafasnya memburu karena amarah menguasai dirinya. Ia tidak habis pikir Fabian akan melakukan tindakan senekat itu. Jingga merasa gagal menjaga dirinya.

"Jangan samain gue dengan cewek yang suka lo mainin di luar sana, Fabian!" Ujar Jingga dengan suara bergetar, setetes air mata berhasil lolos melewati pipinya. Jingga merasa Fabian telah menginjak-injak harga dirinya.

"Jingga maafin gue" Fabian tampak kacau, cowok itu sama terkejutnya dengan Jingga, ia tidak tahu kenapa dirinya bisa melakukan hal senekat itu. Fabian tidak sadar, ia bersumpah.

Jingga menghapus air matanya kasar, ia menatap Fabian sekilas dengan amarah yang masih menguasai dirinya "Jangan pernah muncul di depan gue lagi, gue benar-benar benci sama lo" ujar Jingga kemudian berlari keluar dari ruang uks meninggalkan Fabian dengan segala penyesalan atas tindakan cerobohnya.

"Lo emang brengsek Fabian!" Ucapnya pada diri sendiri.

***

"Bian kamu kenapa sih daritadi nggak fokus? Kamu denger kan apa yang aku bilang barusan?"  Renata, cewek itu sedikit meninggikan nada suaranya lantaran kesal dengan lawan bicaranya.

Fabian hanya bisa menghela nafas, ia benar-benar tidak bisa fokus dengan sekitarnya sekarang. Pikirannya hanya tertuju pada Jingga, raut wajah Jingga yang penuh kebencian saat menatapnya membuat ia setres. Fabian tidak bisa seperti ini terus, ia bisa gila karena cewek itu.

"Bian-"

"Rena maaf tapi lo bisa pulang sendiri kan? Ada sesuatu yang harus gue urus"

Belum sempat Renata mengeluarkan suara, Fabian sudah lebih dulu beranjak dari tempatnya dan pergi begitu saja meninggalkan Renata. Setelah berpikir dan mencerna semuanya beberapa hari yang lalu, Fabian paham dengan apa yang diinginkan hatinya. Jingga Natasha, hanya nama itu yang terukir disana. Sekuat apapun Fabian mengelak dan mengatakan kalau dirinya hanya menyukai Renata, tapi justru hatinya memilih Jingga. Semuanya terasa berbeda saat bersama Jingga, debaran jantung, perasaan membuncah semuanya itu ia rasakan ketika bersama cewek itu. Sementara ia tidak merasakan apapun saat bersama Renata.

***

Yang ada dipikiran Fabian saat ini hanyalah Jingga juga bagaimana cara meminta maaf agar cewek itu mau memaafkannya. Dari sikap Jingga saat terakhir kali mereka berbicara, cewek itu tampak enggan mendengarkan apapun lagi darinya. Kali ini Fabian benar-benar melakukan kesalahan besar karena berhasil membuat Jingga membencinya karena tindakan cerobohnya.

Fabian mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, tujuannya hanya satu yaitu rumah Jingga, ia tidak sabar bertemu cewek yang berhasil memporak-porandakan hatinya beberapa waktu terakhir. Fabian bertekad, kali ini ia harus bisa menyelesaikan masalahnya dengan Jingga, ia tidak tahu apa yang terjadi di hari berikutnya lagi jika ia gagal meminta maaf dan membujuk cewek itu.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang