️07

5.5K 585 122
                                    


Budayakan vote sebelum membaca...
Yang nyider dosanya nambah 😂

Happy reading...

☁️☁️☁️

Aku memang pencinta wanita~
Tapi ku bukan buaya
Diantara seribu gadis, ku hanya mencintai Jingga~

Cobaan apalagi ini ya tuhan, baru kemarin Jingga merasa lega dan bebas karena kakak kelas gilanya bernama Fabian sakit dan tidak masuk sekolah. Hari pertama cowok itu masuk setelah sakit bukannya berdiam di kelas justru berkeliaran kesana kemari dan berakhir duduk di depan kelas Jingga dengan sebuah gitar milik salah satu temannya yang ia pinjam.

Tatapan iri Jingga dapatkan dari teman-teman kelasnya, cewek itu mencoba untuk tidak peduli dan melanjutkan catatannya.
Jujur, ia sangat terganggu dengan nyanyian Fabian karena cowok itu mengganti liriknya seenak jidat.

"Woi Sya, pacar lo tuh di depan samperin gih" suara salah satu teman kelas Jingga membuat cewek itu menghentikan kegiatan mencatatnya.
"Bukan pacar gue! Dia gila!" bantah Jingga tegas.

"Ganteng gitu dibilang gila, kalo nggak mau putusin biar dia sama gue" sahut temannya yang lain.

Jingga memutar bola matanya, cewek itu sudah berada di ambang kesabaran. Makian seperti apa sih yang mampu membuat Fabian jauh darinya? Jingga benar-benar frustasi sekarang.

Jingga memutuskan untuk keluar kelas, ia ingin menegur Fabian agar cowok itu tidak melakukan hal gila lagi di depan kelasnya dan parahnya cowok itu membawa-bawa namanya.

"Bisa diam nggak?! Kalau mau ngamen sana di perempatan" ujar Jingga sinis.

Fabian tersenyum lebar, cowok itu meletakkan gitar di sampingnya dan kembali fokus pada Jingga.

"Sini duduk bareng gue" ujar Fabian seraya menepuk-nepuk bangku di sebelahnya.

"Gila!" maki Jingga. Cewek itu berniat memasuki kelasnya tapi urung karena tangannya sudah ditahan oleh Fabian terlebih dahulu.

"Lo tau nggak perbedaan lo sama bunga?" tanya Fabian asal membuat Jingga mendelik kesal. Mau seberapa sering pun Fabian melemparkannya gombalan tidak akan mempan sama sekali, justru berhasil membuatnya semakin ingin menjauhi cowok itu.

"Bunga tanaman, gue manusia, puas?!"

"Salah"

"Bodoamat"

Jingga menepis keras tangan Fabian yang menahan pergelangannya tadi, tapi cewek itu baru tersadar kalau tangan Fabian ternyata sudah mengisi sela jari-jarinya. Mereka terlihat seperti tengah saling menggenggam tangan satu sama lain. Sejak kapan? Kenapa Jingga tidak sadar?

"Lo itu cowok paling nggak tau diri yang pernah gue temui!!" tandas Jingga sebelum pergi meninggalkan Fabian yang terdiam di bangkunya. Bibir cowok itu terkatup rapat membentuk garis lurus.

"Sial! Kenapa sih susah banget deketin dia" erang Fabian seraya mengacak rambutnya kesal.

☁️☁️☁️

"Gue harus ngapain biar Jingga luluh? Tuh cewek mulutnya pedes banget, hati gue sakit"

Fabian menatap kedua temannya penuh harap, semoga otak mereka berfungsi kali ini karena ia benar-benar membutuhkan bantuan dua cowok itu.

Boni tampak menggaruk pelipisnya, otaknya buntu karena pertanyaan Fabian. Apa Fabian lupa kalau dirinya tidak pernah mendekati cewek.

Sementara Raka, cowok itu sibuk dengan benda pipih di tangannya. Cowok itu sedang mencari solusi di internet. Ia cukup kasihan dengan Fabian karena cowok itu tidak pernah terlihat sefrustasi sekarang. Nyatanya cewek manapun yang Fabian dekati pasti dengan senang hati menerima Fabian, beda dengan Jingga yang memiliki pertahan yang begitu kuat.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang