06

5.6K 575 54
                                    


Adakah yang nunggu cerita ini up?
Kalau ada kuy absen dulu sebelum membaca.

Budayakan vote sebelum membaca..
Happy reading....

☁️☁️☁️

Tiga hari berlalu tanpa gangguan dari Fabian membuat Jingga lega luar biasa, ia tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk mengusir cowok itu lagi dan selama tiga hari ini Jingga benar-benar bahagia. Toh usaha Fabian juga akan tetap gagal jika ingin menjadikan cewek itu sebagai pacarnya.

Jingga menghela nafas pelan, ia sangat bosan hari ini dikarenakan kegiatan belajar mengajar ditunda sampai besok karena ada rapat yang membahas tentang ulangan semester yang sebentar lagi akan berlangsung.

Jingga memilih mengeluarkan novel yang selalu ia bawa dari dalam tasnya, sepertinya membaca novel bukan hal yang buruk. Tapi, baru membuka lembar pertama kegiatannya terhenti saat Sindy dan Mita datang dengan wajah memerah mungkin efek karena mereka berlari.

"Sya, ada berita hot" ujar Sindy.

Jingga memilih untuk mendengar, tidak berniat menyahut sama sekali karena ia yakin berita yang akan disampaikan oleh dua cewek itu tidak jauh dari manusia yang berjenis kelamin laki-laki.

"Kak Fabian, Sya" sambung Mita.

Jingga memutar bola matanya malas, kenapa sih nama itu selalau terdengar ditelinganya. Bisa tidak sehari saja telinganya terbebas dari mendengar nama cowok nakal itu. Jingga sudah muak, berharap waktu berjalan dengan cepat dan cowok itu pergi dari sekolah dalam artian lulus.

"Kak Fabian sakit, gue denger dari kak Boni"

Alis Jingga terangkat sebelah, Boni siapa lagi? Jingga pusing karena harus mendengar banyak nama. Lagipula apa hubungannya Fabian sakit dengannya? Kenapa kedua temannya sangat heboh.

"Hubungannya sama gue apa?" tanya Jingga malas.

Mita berdecak, ia tidak mengerti dengan jalan pikir Jingga. "Dia dirawat di rs, bukannya kak Fabian pacar lo? Seharusnya lo jenguk dia!"

"Dia bukan pacar gue dan nggak akan pernah pacaran sama dia!" kesal Jingga. Cewek itu berniat pergi dari kelasnya namun ditahan oleh Sindy dan Mita.

"Dia sakit karena kehujanan, dia nggak bisa kena hujan atau udara dingin, artinya dia sakit karena lo, dia bela-belain ngasih hoodie nya ke lo dan nganterin lo pulang waktu itu. Lo nggak ada niatan buat jenguk dia? Dia rela sakit demi lo, Sya! Buka hati kek, kasihan kak Fabian" penjelasan panjang Sindy membuat Jingga terdiam. Bibirnya terkatup rapat, apa benar Fabian sakit karena membantunya waktu itu? Jingga tidak mau percaya, mungkin saja itu merupakan rencana Fabian. Tapi, hati kecilnya memilih untuk percaya dan menemui cowok itu.

"Jenguk ya, Sya. Siapa tau dia langsung sembuh dijenguk sama lo" bujuk Mita.

Jingga bimbang, ia tidak mau menjenguk Fabian dan berakhir cowok itu akan semakin berharap padanya, disisi lain ia merasa bersalah dan ingin menebus sedikit kesalahannya dengan menjenguk cowok itu.

"Gue nggak mau" tolak Jingga. Oke, kali ini otaknya menang setelah berperang dengan hatinya.

"Sya, serius? Lo nggak merasa bersalah sama sekali? Lo nggak punya hati kah? Lo nggak bisa lihat gimana tulusnya kak Fabian bantu lo? Dia-"

"Oke, gue akan jenguk dia" potong Jingga sebelum berlalu meninggalkan kelasnya termasuk Sindy dan Mita yang tengah tersenyum puas. Mereka tahu Jingga tidak sejahat itu, Jingga sama seperti cewek lainnya yang memiliki hati dan perasaan tapi cewek itu berusaha membekukannya. Lambat laun hati itu pasti kembali seperti semula setelah menemukan orang yang benar-benar tepat untuk mencairkannya.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang