42

2K 317 38
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sekarang adalah tahun ke dua Jingga menduduki bangku SMA. Tidak banyak berubah dari cewek itu, hanya saja tatanan rambutnya yang sengaja ia potong sebatas bahu menambah kesan imutnya. Cewek itu tidak tampak seperti umurnya yang sekarang melainkan tampak beberapa tahun lebih muda.

Kadang adik-adik kelas tidak tau dirinya menyangka kalau mereka seangkatan dan hanya memanggil namanya saja tanpa embel-embel kak. Jingga cukup terkenal dikalangan adik-adik kelasnya terutama kaum adam. Tak sedikit dari mereka mencoba mencari perhatiannya bahkan ada yang secara terang-terangan mendekatinya, salah satunya adalah cowok tinggi bernama Aska Geovano yang saat ini tengah menyodorkan sebuah bucket bunga mawar ke arah Jingga disaksikan oleh hampir seluruh siswa-siswi SMA Trisakti.

Jingga menghela nafas lelah, sejak pertemuan pertama mereka, Aska sangat gencar mendekatinya walaupun ia sudah mengatakan berulangkali kalau dirinya memiliki seorang kekasih yang merupakan lulusan SMA Trisakti juga. Tapi bocah yang sialnya tampan itu tidak percaya sebelum ia melihat sendiri wajah kekasihnya.

"Terima.."

"Terima.."

"Terima.."

Seruan dari teman-teman Aska menyadarkan lamunan Jingga, cewek itu ingin sekali menyumpal mulut mereka satu persatu menggunakan sepatunya.

"Maksud lo ngasi gue bunga apaan?" Tanya Jingga datar.

Aska tersenyum, pertanyaan yang selama ini ia tunggu akhirnya meluncur dari bibir cewek yang ia sukai sejak pertemuan pertama.
"Gue mau deket sama lo, gue mau lo jadi pacar gue tapi nggak sekarang, gue bakal buktiin kalo gue serius sama lo" ucap Aska tanpa beban membuat teman-teman cowok itu bersorak.

"Gue udah punya pacar!"

Aska menggeleng "Gue nggak peduli, kalau bisa gue bakal bersaing sama dia"

Jingga menghela nafas frustasi, cewek itu merampas bunga yang disodorkan oleh Aska
"Bunganya udah gue terima, sekarang minggir!!"

"Lo terima bunga ini berarti lo udah setuju buat gue deketin"

"Terserah, yang penting gue udah bilang kalo gue udah punya pacar!!"

Jingga berlalu meninggalkan bocah kurang kerjaan itu dengan kaki dihentak-hentakkan karena kesal. Kenapa sih dia harus bertemu dengan cowok macam Aska, dan dari sekian banyak cewek cantik di sekolahnya kenapa haru dirinya yang cowok itu sukai.

***

Bel pulang sudah berbunyi dua jam yang lalu, tapi cewek berambut sebahu itu masih setia duduk di pos satpam menunggu jemputan. Berkali-kali mencoba menghubungi nomor sang kekasih tapi tidak ada satupun jawaban.

Jingga menggigit bibir bagian dalamnya, ada sedikit rasa khawatir yang tiba-tiba ia rasakan. Padahal yang seharusnya dikhawatirkan adalah dirinya sendiri karena belum pulang sementara hari sudah sore.

Tiinn..tiinnn..

Sebuah motor sport hitam berhenti tepat di depan Jingga, cewek itu tidak terusik sama sekali masih berusaha menghubungi nomor Fabian.

"Pulang bareng gue mau nggak?" Aska membuka kaca helmnya, memperhatikan wajah cewek yang ia sukai lekat-lekat.

"Pacar lo selingkuh kali" sahut Aska lagi.

Jingga menatap Aska sinis "Sok tau lo bocah! Kenal pacar gue aja nggak!!"

Aska berdecak "Pulang bareng gue aja, daripada lo nunggu disini, kalo ada yang macam-macam gimana?"

Jingga tak menggubris ucapan adik kelasnya, matanya tak lepas dari handphone miliknya, ia hendak menelpon Fabian lagi tapi urung ketika telpon dari Satria lebih dulu masuk. Tanpa pikir panjang Jingga langsung menjawab panggilan tersebut.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang