️02

7.2K 755 88
                                    


Budayakan vote sebelum membaca!!

Happy reading....

☁️☁️☁️

Pagi-pagi sekali Fabian sudah berada di sekolah tercinta, bukan karena hari ini adalah hari senin, ia hanya berusaha menjauhkan diri dari kakak ipar cantiknya yang berusaha ia rebut dari kakaknya sendiri.

Bukan tanpa alasan Fabian ingin menjauhi kakak iparnya, ia hanya tidak mau kembali dijadikan babu. Cukup kemarin ia hampir pingsan karena kelelahan. Fabian berjanji, ia akan menghilangkan niatnya untuk merebut kakak iparnya itu yang tiba-tiba berubah menyeramkan karena hamil.

Fabian menyandarkan punggungnya di tiang koridor kelas sepuluh, lebih tepatnya di depan kelas yang bertuliskan 'X IPA 1' kelas bidadari galaknya yang sampai saat ini belum ia ketahui namanya.

Sembari menunggu kedatangan bidadarinya, Fabian sempat melirik-lirik adik kelas yang cukup cantik, tak lupa memamerkan senyum dan kedipan andalannya membuat adik kelasnya yang berlalu lalang menjerit heboh. Fabian suka suasana seperti ini.

Tak jauh tempat Fabian berdiri, seorang cewek berjalan dengan topi khas SMA TRISAKTI menutupi wajahnya. Berharap kalau cowok di depan sana tidak menyadari kehadirannya.

Fabian tidak sebodoh itu, cowok itu berpura-pura tidak melihat. Tapi, ketika cewek itu mau memasuki kelas, Fabian menarik ransel cewek itu menyebabkan langkahnya terhenti.

Dengan kesal cewek bermata teduh itu berbalik, menatap Fabian tajam.
"Lepasin tas gue!" suara cewek itu terdengar marah.

Fabian tersenyum, cowok itu berjalan mendekat dengan mata yang tak lepas memperhatikan mata teduh cewek itu yang berhasil membuat hati Fabian menghangat. Jadi, jangan salahkan Fabian jika terus mengganggu cewek itu karena hanya pada cewek itu Fabian bisa merasakan kehangatan.

"Nama lo siapa?" tanya Fabian.

Cewek itu mendengus. "Lo buta? Bisa baca 'kan?!"

Fabian masih memamerkan senyumnya, tapi dalam hati ia sedikit kesal dengan balasan kasar cewek itu.

"Jingga Natasha" Fabian mengangguk-angguk setelah membaca 'name tag' cewek itu.

"Gue panggil 'Jing' ya?"

Mata teduh cewek bernama 'Jingga Natasha' itu melotot, rasanya ingin menjambak rambut acak-acakan kakak kelasnya ini. Tapi, ia masih waras, ia tidak mau mencoreng nama baiknya dengan bersikap kurang ajar pada kakak kelas mengingat ia baru beberapa bulan di sekolah ini.

"Kok diem Jing?"

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu!" kesal Jingga.

Fabian pura-pura tidak mengerti, cowok itu menggaruk-garuk pelipisnya yang tidak gatal.
"Kenapa? Itu panggilan kesayangan gue buat lo mulai sekarang"

Jingga mendelik. "Gue nggak suka!"

"Tapi gue suka"

Jingga menghela nafas kasar, kenapa sih ia harus bertemu lagi dengan cowok tidak waras ini? Seingat Jingga, ia tidak pernah duhaka pada orangtuanya, ia tidak pernah membully temannya, intinya ia tidak pernah melakukan hal jahat. Tapi, kenapa tuhan setega ini mempertemukannya dengan manusia seaneh kakak kelasnya yang bernama Fabian ini.

"Terserah, lepasin tas gue!"

Fabian menggeleng, cowok itu tersenyum penuh arti. "Minta kontak lo dong"

Jingga cengo, cewek itu benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikir Fabian. Meminta kontak orang yang tidak dikenal? Hanya Fabian yang melakukan hal gila itu.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang