19

5.2K 684 153
                                    

Malam minggu adalah malam yang paling dinanti-nanti oleh setiap orang terlebih yang sudah memiliki pasangan entah dari kalangan remaja maupun dewasa. Berbanding terbalik dengan orang-orang yang belum memiliki pasangan yang hanya bisa berdiam diri di dalam kamar seraya memanjatkan doa agar turun hujan.

Berbeda dengan Fabian walaupun ia jomblo cowok itu tetap menikmati malam minggunya, tapi khusus malam ini ia merasakan bermalam minggu seperti di neraka karena kedatangan pasangan yang selalu memperbudaknya. Fabian menghela nafas kasar setelah beberapa jam terakhir menjadi pesuruh kakak iparnya. Cowok itu meraih handphonenya yang tergeletak di atas nakas, sepertinya menganggu Jingga dengan mengirim spam chat akan sangat menghiburnya.

Tapi, baru mengetikkan beberapa kata
"BIAAAAAAANNN..."

Fabian menghela nafas pasrah, cowok itu melempar handphonenya ke sembarang arah, ia terlanjur kesal belum semenit beristirahat suara kakak iparnya sudah terdengar memanggil namanya. Mau tak mau ia berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga dimana terdapat kakak dan kakak iparnya tengah menonton tv.

"Kenapa?" tanya Fabian malas.

Rania menunjukkan senyum polosnya "Beliin martabak manis dong"

"Minta dibeliin abang kan bisa" keluh Fabian, ayolah ini malam minggu, malam yang seharusnya ia habiskan untuk bersenang-senang bukan malah berubah profesi menjadi pesuruh.

"Kalau abang kamu yang beliin, kakak sama siapa disini"

"Ada Mama, Papa, Bel-"

"Calon ponakan kamu nggak mau jauh sama papanya" potong Rania. Perempuan itu menampilkan ekspresi tanpa dosanya seraya mengelus perutnya berhasil membuat Fabian menghela nafas frustasi dan mengacak-acak rambutnya kasar.

"Yaudah sini uangnya" Fabian memilih menurut, jika kakak iparnya itu tidak hamil sampai ayam menyusuipun Fabian tidak akan menuruti ucapan perempuan cantik itu.

Fabian baru keluar rumah setelah menerima selembar uang berwarna merah dari kakaknya. Fabian berusaha menenangkan dirinya, ia harus berusaha ikhlas daripada terkena musibah di jalanan nanti.

☁️☁️☁️

Fabian turun dari motornya begitu sampai di tukang martabak langganannya. Setelah memesan cowok itu memilih menunggu di atas motornya seraya memainkan kunci motor.
Fabian menghela nafas bosan, ia lupa membawa handphone sehingga tidak ada hal menarik yang bisa ia lakukan seraya menunggu pesanannya.

Pandangan Fabian menyapu penjuru jalanan, di depan tukang martabak tempatnya berada terdapat sebuah apotek. Mata Fabian memicing saat menangkap sosok yang baru saja keluar dari apotek. Jingga, cewek itu tampak cantik menggunakan kaos kebesaran berwarna biru. Tanpa pikir panjang cowok itu langsung berlari menghampiri disertai senyum lebar seperti biasanya.

"Sendiri aja neng" ujar Fabian jahil seraya mencolek bahu Jingga.

Jingga terkejut dan menoleh cepat "Kak Bian ngapain?" tanya nya setelah meredakan keterkejutannya.

"Beli martabak di depan" jawab Fabian seraya menunjuk ke arah tukang martabak yang semakin ramai pembeli. Jingga hanya mengangguk sebagai balasan.

"Pulang naik apa?" tanya Fabian setelah beberapa detik hening.

"Ini mau pesen taxi online" jawab Jingga seraya menunjukkan layar handphonenya.

Fabian mendengus, cowok itu langsung merebut handphone Jingga sebelum cewek itu memesan taxi. "Gue yang anterin"

Jingga diam-diam mengulum bibirnya berusaha menahan senyum. Jingga heran pada dirinya sendiri karena akhir-akhir ini banyak tersenyum dan anehnya ia sering tersenyum hanya di dekat Fabian saja. Cowok itu berhasil membuat harinya lebih berwarna, tidak seperti dulu.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang