25

2.8K 478 100
                                    

Tandai typo dan jangan lupa vote sebelum membaca...
Happy reading...

☁☁☁

Bel pulang berbunyi sepuluh menit yang lalu, tapi cewek bermata teduh itu masih tampak sibuk mencatat di buku tulisnya, tidak peduli jika kelasnya sudah sepi yang penting catatan nya harus jadi hari ini juga.

Jingga menghela nafas lega, cewek itu memasukan buku dan alat tulisnya ke dalam tas begitu selesai mencatat. Tidak lupa memasang earphone di kedua telinganya, dengan senyum lebar ia keluar dari kelas, ia tidak sabar ingin cepat sampai di rumah dan merebahkan diri di kasur tercinta.

Jingga berjalan melewati gerbang sekolahnya setelah memesan ojek online, mengabaikan sapaan satpam karena kedua earphone yang menutupi telinganya, sudah menjadi kebiasaan Jingga sehingga banyak yang menganggapnya sombong.

Senyum cewek itu mengembang saat melihat kedatangan ojek online di seberang jalan, itu artinya ia tidak perlu menunggu lebih lama lagi.
Tanpa melihat keadaan jalan, cewek itu menyebrang begitu saja, namun baru di tengah jalan sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi.

Klakson dari pengendara serta teriakan dari tukang ojek tidak Jingga dengarkan, cewek itu terlalu larut dalam alunan musik yang sedang ia dengarkan lewat earphone.

"Awaaassss neng!!"

Tinn...tinn...

Brukk..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lo nggak papa?"

Jingga mengerjakan matanya beberapa kali, ia terkejut sekaligus bingung karena tiba-tiba merasakan tangannya ditarik keras oleh seseorang.

"Ng..nggak papa" jawab Jingga.

"Lain kali kecilin volume lagunya, biar lo bisa denger sekitar, atau lo emang sengaja mau bunuh diri?"

Jingga menatap cowok yang seingatnya bernama Satria, sedetik kemudian cewek itu tersadar kalau dirinya masih berada dipelukan Satria dan melepaskan diri secepat mungkin.

"Eh sorry" ujar Satria.

"Makasi kak, gue duluan" balas Jingga tanpa basa-basi, ia terlalu lelah sekarang dan ingin cepat pulang, selain itu ia juga merasa kurang nyaman didekat Satria karena sejauh ini hanya Fabian yang selalu berada di dekatnya.

"Tunggu, biar gue antar pulang"

Jingga menggeleng cepat, cewek itu membuka suara disertai senyum paksa "Gue udah pesen ojol, sekali lagi makasi kak" tolak Jingga seraya berjalan cepat menghampiri tukang ojek yang masih syok karena kejadian beberapa menit yang lalu.

☁☁☁

Fabian menatap cewek di depannya dengan malas, kenapa disaat dirinya dalam mood yang buruk ia harus melihat cewek itu. Dari sekian banyak orang yang dikenalnya kenapa ia harus bertemu dengan Alisa.

"Minggir, gue mau pergi" ujar Fabian tajam seraya mendorong pelan bahu cewek itu, seburuk apapun mood Fabian ia masih sadar kalau lawan bicaranya saat ini adalah seorang cewek, jadi ia masih tau batasan untuk bersikap.

"Sekarang kak Bian boleh benci sama aku, tapi besok kak Bian pasti nyari aku"

Fabian memicingkan matanya, ia sedikit bingung dengan ucapan cewek itu. "Terserah lo, minggir!" ujar Fabian kesal, ia berjalan mendahului Alisa, tidak perduli bagaimana ekspresi cewek itu, saat ini ia hanya ingin cepat-cepat kembali ke rumah.

"KAK BIAN LIAT AJA BESOK!!"

☁☁☁

Tidak biasanya Jingga bangun lebih lama dari hari-hari sebelumnya, walaupun belum dikatakan terlambat tapi ia malas datang ke sekolah di jam seperti ini karena pasti sudah banyak siswa yang datang.

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang