24

3.9K 565 85
                                    


Jangan lupa tandai typo....
Happy reading...

☁☁☁

Jingga termenung di balkon kamarnya, pandangannya lurus ke depan, pikirannya kini di dominasi oleh sosok kakak kelasnya yang akhir-akhir ini selalu menyita perhatiannya.
Kejadian beberapa jam yang lalu melintas di pikirannya, saat itu begitu lantang mengatakan kalau dirinya mulai menyukai Fabian.

Jingga menggelengkan kepalanya beberapa kali, tangan kanannya ikut serta memukul kepalanya beberapa kali "Bego! Tasha bego!"

"Tasha"

Cewek berambut lurus itu terkejut saat telinganya menangkap suara lembut sang mama. Jingga berbalik mendapati mamanya tengah tersenyum.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya wanita paruh baya tersebut.

Jingga menggeleng kemudian tersenyum berusaha menutupi semuanya "Nggak ma"

"Jangan bohong, mama kenal kamu lebih dari siapapun"

Jingga menghela nafas, berjalan mendekat ke arah mamanya kemudian memeluk pinggang wanita tersebut. "Tasha... Tasha bingung, ma"

"Bingung kenapa? Cerita sama mama" ujar sang mama seraya mengelus lembut kepala Jingga.

Jingga melepaskan pelukannya, mata teduhnya menatap sang mama lekat "Kalau sering mikirin seseorang itu bisa dibilang suka?" tanya Jingga pelan.

Wanita paruh baya itu tersenyum "Kamu lagi suka seseorang?"

Jingga menggeleng cepat "Nggak! Aku nggak suka siapa-siapa!"

"Kalau lagi nggak suka seseorang kenapa panik gitu mukanya?" goda sang mama

Jingga menghela nafas pasrah, sekuat apapun ia mencoba menyembunyikan semuanya mamanya tetap akan tahu karena dirinya memang tidak pandai dalam menyembunyikan rahasia apalagi berbohong. Mamanya juga terlalu peka terhadap perubahan sikap atau ekspresinya, dengan sekali lihat saja mamanya sudah paham.

"Jadi, siapa yang berhasil rebut hati anak mama? Pasti orangnya ganteng"

Jingga terdiam, bayangan Fabian tiba-tiba muncul di kepalanya, senyumnya, perhatiannya, suaranya saat bernyanyi, semuanya berputar di kepalanya membuat jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Jangankan bertemu, memikirkannya saja sudah berhasil membuat Jingga merasa tidak karuan.

Jingga tersadar saat merasakan elusan lembut di pundaknya "Siapa? Temen sekolah kamu?"

"Kakak kelas aku, tapi aku nggak suka kok cuma kagum aja" elak Jingga. Ia akan merasa sangat malu kalau benar-benar mengakui bahwa dirinya menyukai Fabian mengingat dirinya sudah berkali-kali menolak Fabian dengan tegas.

"Kagum? Kok bisa? Emang dia udah ngapain sampai berhasil buat anak mama kagum?" pancing sang mama.

Jingga kembali mengingat-ngingat apa saja yang dilakukan Fabian sampai cowok itu berhasil meluluhkannya. "Dia sering tolongin aku, dia tetap perhatian walaupun udah aku tolak, dia juga sering minjemin aku hoodie padahal dia sendiri nggak bisa kena hawa dingin"

"Keren ya? Kalau mama jadi kamu pasti mama suka sama dia, bukan sekedar kagum aja"

Tanpa sadar Jingga mengangguk mengiyakan
"Iya, sebenarnya aku suka tapi-" Jingga tak melanjutkan ucapannya, cewek itu menggigit bibir bagian dalamnya, dalam hati ia merutuki kebodohannya kenapa sih ia bisa keceplosan? Sial!

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang