Seperti ucapan Lisa kemarin, malam ini mereka akan mengadakan party kelulusan mereka. Kini mereka semua sedang berkumpul di taman belakang. Taman tersebut sudah dihiasi dengan berbagai hal.
Hanya perlu sentuhan sedikit lagi, taman tersebut akan menjadi sangat cantik. Apakah ada makanan di party itu? Tentu saja ada, apa artinya pesta tanpa makanan dan minuman. Dan yang mengurus makanan dan minumannya adalah itzy.
Mulai dari makanan berat, dessert, buah-buahan, jus, teh, dan minuman beralkohol dengan kadar yang rendah. Irene sengaja menyuruh Lia untuk membeli minuman yang kadarnya rendah, karena Irene menganggap semua anak-anaknya dan para sahabatnya masih anak-anak yang masih kecil.
"Guys bersulang yuk buat kelulusan kita! " ajak Sana. Semuanya langsung berkumpul membentuk lingkaran.
"Cheers!! " Mereka mengangkat tinggi minuman mereka lalu bersulang.
Setelah bersulang, Seokjin pergi menuju speaker. Di tangannya sudah sebuah mic. Ketika Seokjin berbicara menggunakan mic itu, semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Seokjin. "Tanpa membuang waktu lebih lama, kita langsung aja ya. " ucap Seokjin.
Keluarga dan para sahabatnya bingung, memangnya Seokjin ingin melakukan apa? Seokjin yang mengerti ekspresi bingung para sahabatnya langsung memanggil Jisoo untuk ikut ke depan.
Walaupun bingung Jisoo tetap pergi maju ke depan dan berdiri di samping Seokjin. Belum selesai dengan segala kebingungan, Jisoo dibuat bingung lagi oleh Seokjin yang tiba-tiba berjongkok di depannya.
Jennie yang sudah mengalami hal serupa tidak terlalu bingung dengan yang dilakukan oleh Seokjin. Hal apa itu? Tentu saja melamar. Ya seperti perkataan Seokjin 2 bulan yang lalu, dia akan melamar Jisoo dengan pesta yang meriah.
Sebenarnya pesta yang sedang diadakan kali ini adalah pesta lamaran Seokjin dan Jisoo. Hanya saja Seokjin bekerjasama dengan para sahabatnya untuk memberi kejutan pada Jisoo. Maka dari itu Jisoo hanya tahu kalau pesta yang sedang dilakukan hari ini adalah pesta kelulusan mereka.
"Kim Jisoo, kali ini aku ingin menepati janji aku. Kamu mau kan terima lamaran aku? " ucap Seokin sembari membuka kotak cincin.
Belum juga Jisoo menjawab, Seokjin sudah menyela terlebih dulu. "Sssttt sssttt sssttt, aku tau kamu pasti jawab iya. Secara kamu gak akan bisa nolak aura ketampanan aku. " ucap Seokjin dengan amat percaya diri.
"Idih pede banget lu! " maki Bambam sambil melempar tisu ke arah Seokjin.
"Sssttt diem, gw lagi ngelamar Jisoo. Berisik aja lu. " omel Seokjin dengan suara pelan. Namun hal itu tetap terdengar di telinga Jisoo, tentu itu membuat Jisoo tertawa kecil.
"Ini juga, kamu dari tadi cuma diem sama ketawa ketiwi. Jawab iya ato nggak?!!! " rengek Seokjin.
"Katanya kamu udah tau jawabannya. " balas Jisoo. Namun Seokjin tetap menatap Jisoo dengan lekat.
"Iya iya, aku mau nerima lamaran kamu. " lanjut Jisoo.
Mendengar itu Seokjin langsung memasangkan cincin pada jari manis Jisoo. Semua orang bersorak gembira, terutama Lisa. Ia yang berteriak paling keras di antara saudara dan para sahabatnya.
"Seneng amat lu kak. " tegur Yuna.
"Iya lah, gw seneng aja abang gw yang paling tua kagak uring-uringan lagi di kamar. " jawab Lisa.
"Uring-uringan? " tanya Eunha yang menyimak pembicaraan Yuna dan Lisa.
"Iya, semenjak kita rencanain acara buat lamaran dia ama Jisoo. Bang Seokjin tuh suka ngelamun, guling-guling di kasur sambil ngomel-ngomel sendiri. Katanya sih galau sama takut Jisoo nolak lamaran dia. " cerita Lisa sambil melirik Seokjin sekilas di akhirnya. Seokjin yang sadar aibnya disebar langsung menatap tajam Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We More? [END]
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Min Lalisa mencintai Jeon Jungkook sahabatny sendiri, tapi Jungkook mencintai wanita lain sehingga Lisa hanya bisa memendam perasaannya agar tidak merusak persahabatannya. Penasaran gimana kisah selanjutnya? Baca di cerit...