Can We More? 25

719 38 4
                                    

Mina melangkahkan kakinya bersama Bambam untuk menuju ke kelas. Ia menjadi perhatian banyak orang karena parasnya yang cantik. Mina merasa sedikit kurang nyaman, bahkan ia berjalan sambil menunduk.

Sedangkan Bambam yang sudah mulai terbiasa ditatap sepeti itu, hanya berjalan sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Namun ada sesuatu yang membuatnya menundukkan kepalanya. Yautu Mina, kenapa Mina tidak bergeming sama sekali?

"Min, lu kenapa? " tanya Bambam. Mina hanya menggelengkan kepalanya.

Samar samar Bambam mendengar suara seorang siswi yang sepertinya sedang membicarakan Mina. Bambam menajamkan pendengarannya. Rupanya Mina diam tidak berbicara sama sekali karena ada beberapa siswi yang mengatainya jalang.

What the hell?! Apa yang ada dipikiran mereka. Mereka berdua hanya berjalan bersama, terlebih lagi mereka berdua itu sepupu. Bagaimana bisa mereka mengatai Mina seorang jalang?

Awalnya Bambam hanya mendiami siswi siswi itu. Namun lama kelamaan mereka semakin ngelunjak. Mereka malah mengatakan bahwa Mina adalah seorang gadis murahan yang pantasnya berada di bar.

Ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Bambam benar benar tidak terima jika sepupunya dihina seperti itu. Mereka pikir mereka lebih baik dari Mina? Make up yang mereka gunakan saja sangat tebal hampir menyerupai seorang badut.

Mina yang dihina hanya menundukkan kepala dengan mata yang berlinang air mata. Ia ingin melawan, tapi ia tidak berani. Hal ini yang membuat sepupu sepupunya sangat menyayangi dan melindungi Mina. Mina sangat tidak enakan dan tidak berani dalam melawan orang.

"Ulangi ucapan lu. " ucap Bambam sambil memojokkan salah satu siswi yang menghina Mina ke tembok.

Tampak dilihat siswi itu sangat ketakutan. Badanya bergemetar, bahkan mengeluarkan suaranya saja sangat sulit. Orang yang berada di depannya kini sedang sangat marah dan menyeramkan pikirnya.

"Kenapa diem aja? Oh gw tau, mulut lo kan cuma bisa dipake buat ngomongin orang. Tapi kalo orang lagi nanya sama ngomongin hal yang baik kan mulut lu langsung bisu. " sindir Bambam.

"Bam udah, ayo kita ke kelas aja. " pinta Mina sambil menarik tangan Bambam.

Sebelum pergi Bambam menatap siswi itu dengan tatapan yang tajam. Siswi tadi pun menghela nafas lega. Bisa mati dia jika Bambam tidak pergi ke kelasnya.

Bambam pun pergi ke kelasnya dengan tangan yang ditarik oleh Mina. Mina sendiri akan melepaskan tangan Bambam setelah mereka sampai di kelas. Ia khawatir jika Bambam akan melakukan hal yang sama pada yang lainnya.

Walaupun Bambam sudah mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan hal tadi. Tapi tetap saja Mina tidak akan melepaskan tangan Bambam. Terserah orang memandangnya apa, yang penting sepupunya tidak terlibat dalam masalah hanya karena dirinya.

Sesampai di kelas Mina memperkenalkan dirinya terlebih dulu. Banyak sekali yang menatap Mina dengan kagum karena kecantikannya dan ada juga yang menatap Mina dengan sini karena kedekatannya dengan Bambam. Salahkah jika ia dekat dengan sepupunya?

"Halo kenalin gw Mina Sharon Myoi, kalian bisa panggil gw Mina. Gw pindahan dari Jepang, salam kenal. " ucapnya. Mina memperkenalkan dirinya di depan sambil ditemani oleh Bambam.

"Ada yang mau bertanya? " tanya Bambam pada teman sekelasnya. Dia memandangi semua teman temannya, dan tidak ada satupun dari mereka yang ingin bertanya.

"Yaudah kalo gitu Mina duduk sama gw aja. " ucap Bambam sambil menggandeng tangan Mina.

Hal itu membuat seisi kelas bersorak dan berteriak histeris. Yang siswi sangat iri pada Mina yang digandeng, sedangkan yang siswa iri pada Bambam yang bisa menggandeng Mina tanpa harus takut kena marah dan amukan.

Can We More? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang