Can We More? 41

887 65 0
                                    

Sebulan kemudian


Hari ini adalah hari kelulusan Lisa, Lia, dan sahabat sahabatnya. Min sekeluarga juga hadir di acara kelulusan mereka. Mereka ingin memberi selamat dan menyaksikan kelulusan mereka. Tidak mungkin kan mereka tidak datang di acara kelulusan anak mereka.

Selain itu, kampus yang ditempati semua sahabat Lisa adalah kampus milik daddynya Lisa. Karena itu, Lisa dan Lia dapat pindah kuliah dengan mudah dan tanpa mengulang dari semester awal.

Kedekatan Lisa dengan semua sahabatnya pun telah kembali. Walaupun ia belum bisa mengingat semuanya, sahabat sahabatnya selalu ada didekatnya dan selalu membantu dirinya. Seperti membantu mengingat masa lalu dan mencegah Lisa terbentur sesuatu yang dapat berakibat fatal.

"Aduh akhirnya lulus juga. " ucap Lisa tersenyum lebar.

"Iya, gak sia-sia gw begadang bikin skripsi tiap malam. " timpal Jennie.

"Btw lo pada kapan lulus kuliah? " tanya Lia pada keempat sahabatnya.

"Gak usah sombong deh lu, mentang-mentang udah lulus. " kesal Yeji

"Idih sensi amat lu, gw tuh cuma nanya. " balas Lia.

"Udah elah, lu berdua kalo digabungin pasti ribut mulu. " ucap Ryujin memisahkan Lia dan Yeji

"Btw kita gak ngadain pesta kelulusan gitu? " tanya J hope.

"Kalo kalian mau, nanti gw adain di rumah gw. Sekalian acara lamaran gw ma Jisoo. " sahut Seokjin.

Jisoo yang mendengar perkataan Seokjin hanya tercengang. Seokjin tidak pernah mengatakan apapun tentang ini. Bisa bisanya dia mengadakan acara lamaran tanpa persetujuan dirinya.

"Kok kamu gak minta persetujuan aku dulu sih? " tanya Jisoo.

"Ya kalo aku tanya kamu selalu ngomong terserah, terus bilangnya aku mah dilamar kapan aja siap. Yaudah aku adain aja acara lamaran tanpa bilang ke kamu. " tutur Seokjin.

"Huhhhh, tapi kan maksud gw tuh kalo lamarnya itu gak pake acara. Kalo pake acara kamu harusnya bilang ke aku, biar aku kasih tau ke orang tua aku. " omel Jisoo.

"Iya iya, aku minta maaf. Tapi kan sekarang kamu udah aku kasih tau. " ucap Seokjin. Jisoo yang sudah biasa menanggapi sikap keras kepalanya Seokjin hanya bisa pasrah.

"Iya dah, sesuka kamu aja. " pasrah Jisoo.

Karena mereka akan mengadakan pesta di rumah keluarga Min, mereka memutuskan untuk pulang cepat. Saat ingin melangkahkan kaki, tiba tiba kepala Lisa menjadi pusing. Bukan pusing biasa, rasanya bumi sedang berputar di penglihatannya.

Tidak dapat menahan rasa pusing itu, akhirnya tubuh Lisa tumbang. Untungnya Bambam berada di belakang Lisa, jadi ia bisa menahan tubuh adiknya agar tidak terjatuh ke lantai. Semuanya panik melihat Lisa yang pingsan.

Yang awalnya ingin langsung pulang ke rumah, keluarga Min memutuskan untuk membawa Lisa ke rumah sakit. Semua sahabatnya pun ikut pergi ke rumah sakit dengan pakaian wisuda yang masih mereka kenakan.



*****



Setibanya mereka di rumah sakit, Lisa langsung di masukkan ke UGD untuk diperiksa. Semua orang menunggu di luar UGD. Mereka berharap tidak terjadi hal yang buruk pada Lisa. Cukup kecelakaan 4 tahun yang lalu.

Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD. Irene dan Suho langsung menghampiri dokter. Mereka bertanya apa yang terjadi pada Lisa, apakah anak mereka baik-baik saja? Alih alih menjawab, dokter malah bertanya balik pada mereka.

"Apa anak bapak dan ibu sedang mengalami amnesia? " Daripada membuang waktu, Irene dan Suho mengangguk mengiyakan.

"Jadi begini bu, hal yang dialami oleh Lisa itu normal. Biasanya itu terjadi saat si penderita akan mengingat suatu hal yang ia alami di masa lalu. " jelas dokter.

"Tapi kenapa adik saya bisa sampe pingsan begitu dok? " tanya Bambam.

"Imun tubuh adik anda sedang menurun, itu salah satu penyebab ia pingsan. Ditambah rasa pusing yang ia alami tadi. " Semuanya mengangguk paham.

"Saya akan kasih vitamin untuk memperbaiki saraf  pasien dan vitamin agar imunitas tubuhnya bisa kembali. " lanjut dokter.

"Oh iya dok, waktu itu anak saya dikasih obat sama dokternya yang di Australia. Karena udah mau habis, saya bisa nebus obatnya di sini gak dok? " tanya Irene.

"Bisa saya lihat obatnya bu? " pinta dokter itu. Irene langsung mengambil obat Lisa dari dalam tasnya, lalu ia berikan pada dokter.

"Ini obat pereda nyeri kepala dan pusing, pasien udah mengkonsumsi obat ini berapa lama? " tanya dokter.

"Sudah 4 tahunan sepertinya dok. " jawab Suho mengira ngira.

"Sebaiknya pasien berhenti mengkonsumsi obat ini. Ini bisa membuat amnesia yang diderita oleh pasien semakin lama. Kalo terus dikonsumsi yang ada saraf otak pasien bisa rusak. "

Mereka semua terkejut mendengar penjelasan dokter. Terlebih lagi keluarga Lisa. Setahu mereka dokter yang mereka pilih di Australia sangatlah jenius, tidak mungkin dokter itu memberikan obat yang salah pada pasiennya.

"Maaf pak bu, saya harus buat resep untuk pasien. Permisi. " pamit dokter, tidak lupa ia mengembalikan obat lama milik Lisa pada Suho.

"Dad jadi selama ini Kak Lisa salah minum obat? " tanya Lia yang masih tidak percaya.

"Gak tau Li, kepala daddy pusing. " Suho frustasi, selama ini ia hanya membuat anaknya semakin sakit. Andaikan dirinya berhati hati saat menerima obat daro dokter, pasti Lisa sudah sembuh sejak kemarin.

"Beb, kok bisa sih Lisa salah minum obat? " tanya Jisoo.

"Ya aku mana tau kalo obat itu harusnya gak dikonsumsi sama dia. " balas Seokjin.

"Demi apa pun rasanya gw ingin memukul dokter si Lisa di Australia. " geram Rose sambil mengepal tangannya.

"Jangan tinggalkan gw wahai Ochie. " sambar Yuju.

Karena sudah jam keluarga Min memutuskan untuk mengisi perut mereka. Semua sahabat anak mereka juga ikut pergi ke kantin, kecuali Jungkook. Ia mengatakan ingin menemani Lisa saja, ia takut kalau Lisa bangun saat mereka pergi.

Ketika Jungkook memasuki UGD, dia bertemu dengan seorang wanita yang dulunya adalah kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Jeong Yein. Entah sedang apa dia sekarang berada di sini. Penampilan Yein juga berbeda 180° dari waktu mereka masih SMA.

Mungkin efek pergaulan dengan teman temannya yang baru. Dulu Yein sama sekali tidak memikirkan fashion, tapi sekarang pakaiannya bisa dibilang sangatlah modis. Awalnya Jungkook tidak ingin menegurnya, tapi malah Yein yang menegur dirinya.

"Jungkook. " panggil Yein. Jungkook pun menanggapi dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Lo ngapain ke sini? " tanya Yein.

"Gw mau nemenin Lisa, lo sendiri? " tanya Jungkook balik.

"Gw nemenin nenek gw. Padahal nenek gw abis operasi jantung di luar negeri, eh sekarang malah nge drop lagi. " cerita Yein.

"Owh gitu, pantesan lu gak keliatan di Korea. Ternyata lu ke luar negri. " balas Jungkook.

"Yaudah gw nemenin Lisa dulu ya, kasian dia sendirian. " Yein hanya membalas dengan anggukan. Jungkook pun segera pergi menemani Lisa yang masih dalam keadaan pingsan.


Segini dulu ya.
Jangan lupa vote and komen.
See you next time.

TBC

Can We More? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang