"Ka lu nggak ikut ke kantin?"
"Nggak, gue nggak laper. Lu duluan aja ntar kalau gue laper gue kesana." Jawab Ika, merasa ada yang aneh Sofi langsung menarik Ika dan memaksanya ke kantin walau Ika sudah menolaknya.
Sampai di kantin Sofi menghampiri tempat duduk Nando, Reza Fadli dan Yudha juga sudah duduk dan memesan bakso. Beberapa saat kemudian pesanan mie ayam datang.
"Nih udah gue pesenin mie ayam. Sekarang makan." Sofi memberikan mie ayam yang dia pesan lewat Nando.
"Tumben banget pesenin Ika, gue aja nggak dipesenin." Nando cemburu karena Sofi memesankan mie ayam untuk Ika karena tidak biasanya.
"Tadi gue maksa Ika dulu buat ikut ke kantin." Jawab Sofi sambil mengambil sambel dan memasukkan ke mangkok. Sofi sengaja membuat tempat duduk Ika dan Yudha berhadapan. Yudha mengambilkan kecap yang ada di depan Reza untuk Ika, tetapi justru Ika tidak mengambilnya dan langsung memakan mie ayam tanpa saos ataupun kecap, padahal Ika paling suka jika dicampur kecap.
"Nggak pake kecap?" Yudha membuka pembicaraan dengan Ika.
"Nggak." Jawaban Ika yang singkat membuat semua yang duduk terutama Sofi menengok langsung menatap Ika, biasanya saat makan Ika pasti bermanja - manja meminta Yudha mengambilkan kecap untuknya.
"Lu sakit?" Sofi sambil memeriksa kening Ika. Sedangkan berbeda dengan biasanya Reza justru memberikan ayam nya pada Risa.
"Nggak kok hehe." Ika yang sadar dengan tatapan lainnya langsung pura - pura bersikap biasa seperti sebelumnya.
"Kalau ada-" belum sempat Sofi ngomong Risa menyenggol Sofi agar berhenti tanya ke Ika.
"Makan yang banyak, biar ada tenaga buat nonjok orang." Seperti biasa Reza menyambung tanpa permisi dengan kata-katanya.
"Dih tumben amat perhatian sama Ika." Sindir Sofi karena tumben Reza memperhatikan Ika.
"Gue cuma nyuruh Ika makan banyak doang elah bukan nyuapin dia." Reza ingat pembicaraan Ika dengan Mona waktu itu yang meminta Ika untuk menjauh dari Yudha. Maka dari itu sejak tadi Reza sudah menduga alasan Ika menjauh bahkan sifat yang Ika tunjukkan pada Yudha itu alasannya. Reza tau jika Mona bukan lawan Ika jika dipandang dari sisi keluarga mereka, bahkan jauh.
Hp Ika berbunyi, Ika langsung mengambilnya dan membaca pesan masuk. Nomor asing yang tidak dia kenal setelah itu muncul nama Dimas dalam pesan tersebut. Ika setengah kaget karena tiba-tiba Dimas menelpon setelah Ika membaca pesan.
"Bentar gue angkat telpon dulu." Ika langsung menjauh karena tidak ingin pembicaraannya di dengar oleh semua orang apalagi ada Risa adik Dimas. Yudha menatap kepergian Ika.
"Keknya gebetan Ika baru." Reza melirik Yudha setelah mengatakan hal tersebut dan menyendok kembali mie ayam nya.
"Sok tau lu." Sanggah Sofi.
"Yang namanya berjuang lama-lama juga bakal pergi kalau ada yang lebih perhatian kenapa nggak di gas." kata-kata Reza tidak salah kali ini.
"Wih kek Maria Ozawa ae lu" Nando nyaut.
"Goblok, Mario teguh." Fadli tertawa karena Nando malah menyebut Maria Ozawa bukan Mario teguh.
"Udah ganti?" Nando pura-pura sok polos.
"Maria Ozawa mah pemain bokep, tontonan lu" Ucap Reza sambil menonyor Nando. Sofi langsung menatap tajam tajam ke Nando.
"Heh nggak sat, jangan fitnah lu." Nando berusaha ngelak karena Sofi menatap tajam.
Ika menyetujui ajakan Dimas untuk makan malam dengannya, setelah setuju Ika kembali ke bangku bersama Sofi cs.
"Siapa Ka?" Sofi penasaran siapa yang menghubungi Ika bahkan sampai Ika menjauh.
"Kak Dimas." Seketika tangan Risa yang ingin menyedok mie dia batalkan karena Ika menyebut nama Dimas.
"Kakaknya Risa?" Sofi memastikan.
"Iya." Ika mengangguk, membenarkan pertanyaan Sofi.
"Kenapa ngehubungin lu?" Risa penasaran apa yang Dimas katakan pada Ika di telepon.
"Ntar malem ngajak dinner," Ika menjawab jujur, Ika tidak ingin menyembunyikan apapun dan membuat Risa salah paham kalau tidak jujur.
"Dia juga bilang kalau Risa boleh ikut." Sambung Ika karena sebelumnya Ika juga sudah bilang ke Dimas dan Dimas bilang jika tidak mau bisa mengajak Risa.
"Nggak, gue makan sama kak Awan." Ika mendapat penolakan dari Risa. Risa tidak akan mau makan malam bersama Dimas tanpa Awan.
"Yaudah ntar gue batalin aja ke kak Dimas."
"Nggak perlu, lu makan aja sama kak Dimas. Dia udah nyempetin waktunya buat lu di sela kesibukannya." Kali ini Risa tidak peduli dengan apa yang Dimas lakukan buntuk mengawasinya asal tidak mengusik sahabat - sahabat terdekatnya.
Yudha sedari tadi menyimak apa yang Ika ucapkan, Reza melirik ke Yudha yang jelas menunjukkan ekspresi cemburu.
"Wihh ntar malem ngedate nih." Reza berusaha memancing Yudha yang sedari tadi diam.
"Tadi pagi juga dianter sama kak Dimas, gila si Ika diem-diem targetnya nggak kaleng-kaleng," Sofi kali ini juga ikut memancing Yudha, sebenarnya Sofi juga kesal karena Yudha tidak mau merespon atau member kepastian kalaupun menolak Ika langsung bilang biar Ika tidak menaruh harapan tinggi.
"Atau kita ngedate rame rame aja gimana?" Nando sambil memeluk pinggang Sofi.
"Bangsat terus gue sama siapa? Yakali sama Yudha." protes Fadli.
"Jomblo minggir dulu." Reza meledek Fadli karena gagal mendapatkan Ika.
"Tapi beneran Ka? Lu sama kakaknya Risa?" Fadli memastikan karena penasaran, jika memang iya siap-siap patah hati.
"Dih kepoan, sana cari pacar." Ika meledek balik berusaha mencairkan suasana, karena Risa diem Reza menyuapi krupuk di mulutnya yang membuat Risa sadar.
"Cuk bucin baru." Nando menyindir Reza karena diam-diam nyuapin Risa.
"Apasih sat, lu mau gue suapin juga? Sini buka mulut lu cepet."
"Anjir jijik gue lu suapin, mending disuapin pacar gue." Nando ngeri saat Reza menawari untuk menyuapinya.
Obrolan berlanjut seru karena Fadli dapat ejekan dari Nando dan Reza, ditambah lagi Sofi, sedangkan Yudha merasa tidak rela mendengar Ika pergi dengan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...