Kegiatan Risa kembali seperti biasanya, Risa lebih sering begadang karena teringat kembali dengan kenangan bersama Adam, kesalahan Risa karena datang ke perpustakaan langganannya waktu itu.
"Ris lu susah tidur lagi ya?" Sofi yang melihat mata Risa kelihatan lelah mulai mengintrogasi Risa setelah sekian lama Sofi membiarkan Risa menenangkan diri.
"Iya, gue begadang lagi." Risa yang telihat lelah di mata Sofi, Risa dan Sofi duduk di dekat lapangan basket.
"Udah minum obat biasanya?" Sofi mulai khawatir dengan kesehatan Risa. Lagi-lagi Risa terlihat kelelahan jika dilihat dari cara memandang Risa yang terlihat sayu.
"Udah tapi tetep aja nggak ngaruh. Apa gue minum 2 pil ya." Risa yang memegang kepalanya karena sedikit pusing akibat terlalu sering begadang.
"Gila lu? Lu bisa mati kalau overdosis ntar." Sofi kesal mendengar ucapan Risa karena dengan gampangnya mau menambah dosis obat tidur.
"Kenapa lagi?" Nando datang duduk di samping Sofi.
"Nih bocah mau nambahin dosis obat tidur." Sofi yang kesal keceplosan di depan Nando.
"Hah? Lu ngobat Ris?" Nando yang kaget langsung asal ceplos tanpa disaring yang membuat Reza tidak jauh dari tempat duduk Sofi yang lagi mengelap keringatnya langsung berhenti.
"Nggak, bukan." Risa langsung menatap tajam Sofi karena Sofi yang keceplosan di depan Nando, padahal yang tau Risa minum obat tidur cuma Sofi, bahkan Awan kakaknya saja tidak tau kalau Risa sering minum obat tidur.
"La terus si Sofi barusan bilang." Nando menunggu penjelasan Risa akibat ucapan Sofi.
"Bukan, cuma minum obat doang kok." Sofi mencoba menjelaskan ke Nando agar tidak salah paham.
"Bener?" Nando memastikan, walaupun tidak terlalu banyak bicara dengan Risa tapi Nando tau sifat dan karakter Risa dari Sofi. Sofi yang sering kali curhat ke Nando dengan jaminan Nando jangan bilang ke Risa. Nando setuju, justru kadang memberi solusi walau tidak masuk akal dan kena gebuk Sofi.
"Pas susah tidur doang kok Nan, udah jangan dibahas." Risa meminta Nando tidak bertanya lagi karena malas menjelaskan dan tentunya tidak ingin merembet semuanya tau.
"Nanti malem keluar yuk, si Reza ngajakin ngopi." Nando melirik Reza yang tidak jauh dari pandangannya.
"Tumben tuh anak setan ngajak ngopi, biasanya juga ngirit!" Sofi meledek lumayan keras sampai Reza mendengarnya.
"Heh sop buntut bilang aja mau gue traktir dari dulu." Reza teriak karena tidak terima dibilang anak setan dan irit, bisa jatuh harga dirinya di depan Risa.
"Heloowwwwww, pacar gue udah lebih-lebih ngasihnya ngapain minta ke lu." Sofi tak mau kalah jika harus berdebat dengan Reza.
"Iya ibu negara." Reza membungkukkan badan mengalah karena tidak mau lagi Sofi menjelek-jelekkan dirinya di depan Risa.
"Kok gue ngeri liat lu tiba-tiba baik ke gue barusan," Reza kemudian jalan mendekat ke arah Risa dan duduk di sampingnya.
"Heh jangan deket-deket Risa lu bau kek belum mandi seabad."
"Enak aja, gue wangi. Suruh aja Risa nyium gue pasti wangi." Kata-kata Reza barusan membuat Sofi melongo apalagi Risa yang disampingnya langsung membulatkan matanya dan menatap Reza tidak percaya.
"Bangsat, bisa-bisanya lu hahahaha," Nando sampai tertawa terbahak-bahak mendengar Reza barusan. Reza yang merasa ditatap Risa menjadi salah tingkah.
"M-maksud gue n-nyium a-aroma, aroma." Reza menjadi canggung dan keteteran karena Risa menatapnya tidak percaya. Karena salah berbicara Reza sampai malu sendiri bahkan kikuk di samping Risa.
"Udahlah gue mau ke markas." Reza yang malu dan salah tingkah di depan Risa memilih berdiri dan pergi sebelum tambah malu lagi apalagi jika Nando meledeknya, jalan pun hampir saja tersandung.
"Udah gila tu anak setan emang." Sofi kemudian menatap Risa yang entah kenapa jadi terlihat malu.
"Sial perut gue sakit liat tu anak salah tingkah." Nando masih saja tertawa sampai perutnya sakit akibat Reza malu, baru kali ini Reza salah tingkah di depan cewek padahal biasanya dia cuek dan asal ceplos.
"Karena gue suka sama lu!"
Ucapan Reza yang tiba-tiba terlintas di kepalanya membuat pipi Risa bersemu merah karena malu apalagi ditambah ucapan ambigu Reza barusan, berbeda dengan apa yang Sofi ucapkan aroma wangi dan segar dari badan Reza walaupun sehabis main basket yang tercium oleh Risa saat duduk di sampingnya.
"Ris lu demam ya, kok pipi lu jadi merah." Sofi yang sadar sahabatnya lagi malu juga menatap Risa dengan seksama dan memegang dahi Risa.
"Eeee?" Risa langsung berdiri dan buru-buru pergi karena ketahuan Sofi.
"Waduhhh jangan bilang Risa ikutan salah tingkah." Nando semakin kencang tertawa karena baginya dapat tontonan seru apalagi Reza dan Risa yang tergolong ansos dan cuek bisa salah tingkah juga. Karena tidak berhenti tertawa Sofi sampe menggebuk punggung Nando biar berhenti, bukannya berhenti Nando justru semakin ngakak. Beberapa siswa sampai melihat ke arah Nando heran dengan apa yang terjadi dengan Nando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...