"Kenapa gue kesel banget hari ini, gara-gara sejak sabtu malam Risa nggak ngehubungin gue. Bahkan sampe sekarang."
Reza yang terlihat sedang kesal meleparkan bola kasti ke dinding berkali kali dengan keras yang membuat Nando risih sendiri dengan suara jedak-jeduk di tembok.
"Lu kenapa sih sepet benget muka lu kek kagak mandi berabad-abad." Nando kemudian menangkap bola yang Reza lempar.
"Lu lagi pms?" Fadli menyaut.
"Bangsat lu kira gue cewek." Reza mengumpat karena ejekan Fadli.
"La salah sendiri ditanya diem."
"Lu kepikiran Risa sama Adam kemaren?" Nando menebak mungkin gara - gara Risa ke rumah Adam kemarin karena sebelumnya Reza bilang Adam ngajak Risa ke rumahnya karena adiknya Adam mau ketemu Risa.
"Gue pergi dulu." Reza berdiri karena malas menjawab pertanyaan Nando dan mengalihkan pembicaraan. Nando menghembuskan nafasnya dan Fadli dengan santai makan sandwich yang Nando bawa dari rumah karena tidak sempat sarapan.
Risa pergi ke rooftop gedung sekolah, dia masih ingat saat Adam memindahkannya ke kamar dan mencium matanya kemudian menyelimutinya. Semua yang Adam katakan bisa Risa ingat dengan jelas. Kali ini hati Risa menjadi ragu setelah perlakuan Adam, bahkan pagi sekali Adam sudah bangun dan menyiapkan makanan kesukaan Risa, mengantar ke rumah dan memperlakukan Risa dengan lembut.
Pikiran Risa mulai kacau, kenapa semuanya harus terjadi padanya. Padahal sebelumnya Risa cukup bersyukur tidak bertemu dengan Adam, ditambah lagi Risa membuat kesepakatan bersama dengan Reza dengan pacaran.
Risa merasa dirinya menjadi orang jahat. Bagaimana jika nanti Reza sakit hati, posisi Risa menjadi pacar Reza dan malah kemarin menginap di rumah Adam. Risa belum bertemu dengan Reza sejak pagi karena memang sengaja, untung Reza tak menghampiri dirinya ke kelas.
"Eh lu kok disini?" Risa menoleh dan melihat Reza yang ada disampingnya, Risa tidak mendengar suara langkah kaki atau pintu terbuka. Reza yang sebelumnya memilih ke rooftop untuk nyebat tidak jadi karena melihat Risa.
"Lu ngerokok?" Risa melihat rokok yang ada di tangan Reza.
"Shit!" Reza mengumat dalam hati. Kenapa harus ketahuan Risa kalau mau ngerokok.
"Punya Nando tadi nitip." Reza mencoba berbohong.
"Nando nggak ngerokok." Jawab Risa karena sejak dengan pacaran dengan Sofi Nando sudah berhenti merokok karena Sofi selalu marah-marah mencium bau rokok di mulut Nando.
"Iya, gue mau ngerokok tadi tapi karena ada lu jadi nggak jadi." Akhirnya Reza jujur.
"Sini rokoknya!"
"Hah? Lu mau ngerokok?" Reza menaikan alisnya karena Risa meminta rokok yang mau dia masukkan ke dalam celana.
"Cepet kasih sama bungkusnya." Reza memberikan ke Risa tanpa sadar, dan Risa yang notabene tidak suka rokok langsung melempar ke bawah.
"Lah kenapa dibuang, gue baru beli tadi." Reza melihat rokok yang barusan dia beli dibuang ke bawah oleh Risa. Risa dengan santai duduk kembali dan mengabaikan ucapan Reza.
"Gue nggak suka asep rokok."
"Kan gue belum ngerokok."
"Sama aja."
Reza berusaha sabar menghadapi Risa kali ini, niat ingin mendinginkan kepalanya jadi kesal karena Risa membuang rokoknya. Reza kemudian membaringkan kepalanya di paha Risa.
"Heh ngapain?" Risa terkejut melihat Reza yang sedang tiduran di pahanya.
"Itu karena tadi lu buang rokok gue jadi nggak usah protes." jawab Reza, Risa tau kalau sepertinya tadi keterlaluan sudah membuang rokok Reza tapi melihat Reza seperti sedang kesal Risa membiarkan Reza tiduran di pahanya.
"Maaf." ucap Risa yang membuat Reza menutup matanya jadi membuka matanya kembali.
"Kenapa minta maaf?" Tanya Reza.
"Semalem gue ketiduran di rumah Adam jadi lupa ngasih kabar."
Deg
Reza tidak menyangka alasan Risa tidak ngasih kabar karena ketiduran di rumah Adam. Reza mencoba menunggu Risa melanjutkan ucapannya.
"Gue lagi debat sama Adam dan tiba-tiba Ola dateng dan minta gue nginep padahal gue udah mau pulang." Risa tidak melanjutkan kalau dirinya takut Ola denger perdebatannya sama Adam.
"Sampai hari ini lu nggak ngehubungin gue." Reza menunggu jawaban Risa kali ini.
"Gue nggak bisa tidur setelah dari rumah Adam karena dapet perlakuan kek dulu dari keluarganya." Kali ini Risa berkata jujur bahkan jadi insom. Reza mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Udah nggak usah di terusin, gue mau tidur sebentar gue pinjem paha lu." Reza memutuskan menutup matanya, penjelasan Risa membuat hati Reza menjadi sakit. Risa merasa sangat bersalah, tapi dia harus jujur dengan Reza.
Risa menatap Reza yang sedang tidur dipangkuannya. Alis tebal, hidung yang mancung, Risa mengamati, setiap inci muka Reza. Risa tersenyum memperhatikan Reza yang terlelap menutup matanya.
"Gue berharap lu bisa bikin gue jatuh hati sama lu Za."
"Jangan lama-lama natap gue, ntar jatuh cinta." Walaupun Reza menutup matanya tetapi bisa Reza rasakan kalau Risa menatapnya.
"Dih geer." Risa mengalihkan pandangannya kemudian tersenyum.
"Gapapa geer sama pacar sendiri, asal bukan bukan istri orang." ucapan Reza mendapat sentilin mulus di jidatnya dari Risa yang membuat Reza meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...