Saat di markas Reza memandangi hpnya sambil tersenyum, bahkan Nando dan Fadli sampai saling bertatapan karena mengira Reza kesambet.
"Rez lu sehat kan?" Nando memastikan karena sejak tadi Reza hanya berkutat dengan hpnya apalagi ditambah sambil senyum - senyum.
"Keknya emang kesambet, kemarin abis post foto Risa banyak banget betina yang langsung nyerbu." Fadli nyaut. Kali ini Yudha tak ikut kumpul di markas karena ada urusan OSIS yang selalu membuatnya sibuk.
"Dih gimis picir siipi sih." Nando sengaja mengucapan postingan Reza dengan intonasi i semua.
"Sialan lu." Reza langsung melempar Nando dengan botol air yang disampingnya yang membuat Fadli terkena imbasnya karena Nando menghindar.
"Bangsat sakit cuk." Kepala Fadli tertimpuk. Reza selaku sebagai tersangka kembali menatap ponselnya seperti tidak punya dosa dan tersenyum sendiri melihat jejeran foto Risa yang ada di galeri hpnya, sementara Nando masih tertawa terbahak – bahak melihat Fadli yang misuh – misuh.
"Za, ntar malem nongkrong ke tempat biasa gimana?"
"Males" jawab Reza singkat.
"Dih mentang - mentang udah punya pacar. Si Anita nanyain lu tuh kemarin." ucapan Nando kali ini membuat Reza mengalihkan pandangan ke Nando. Anita, mantan Reza yang paling lama pacaran dengan Reza 2 tahun.
"Terus?" Nada bicara Reza yang membuat Fadli menggeser tempat duduknya.
"Ya Anita bilang katanya pengen ketemu sama lu dan minta nomor lu juga." Jelas Nando tanpa sadar, Nando langsung menatap ke arah Reza dan ekspresi Reza berubah menjadi dingin.
"Lu kasih?"
"A-awalnya sih nggak, tapi dia ngambil sendiri di hp gue ya mau gimana lagi." Nando jujur, sudah lama memang Reza tak berhubungan dengan Anita, setelah putus Reza menganti nomor ponselnya dan beberapa akun media sosialnya agar tidak mengingatkan dirinya dengan Anita.
Reza yang mendengar kalau Anita mengambil nomornya di hp Nando langsung membongkar hpnya dan mengeluarkan simcard dan langsung membuangnya ke tempat sampah. Nando menelan ludahnya, masih untung Reza tidak menghajarnya. Fadli diam dan tidak berkomentar apa - apa, memang Reza paling tidak suka dengan topik apapun yang membahas tantang Anita, alasan Reza banyak disukai cewek tetapi sifatnya tetap dingin.
"Cari tempat nongkrong lain."
"Okedeh ntar gue cari, oh iya mantan Risa gimana?" Nando mengalihkan topik sebelum awan hitam mengelilingi Reza.
"Rasanya pengen gue abisini tu orang." Sepertinya Nando salah bertanya, ingin menghindari api tapi malah menyalakan mercusuar.
"Lu diem deh daripada dibogem." Fadli menimpali menyuruh Nando diam.
"Ntar gue balik sendiri aja."
"Lah emangnya lu bawa kendaraan?" Tanya Nando karena Reza mau balik sendiri.
"Gue mau nyari kartu hp dulu." jawab Reza.
"Kok lu goblok banget si Rez, lu kan bisa bilang ke gue berenti ke konter beli nomor kampret." Nando emosi karena mendengar jawaban Reza.
"Oh iya lupa gue." Reza nyengir, hampir saja Nando melempar kursi tapi dia tahan karena ingat kalau dia sampe ngelempar kursi mungkin dirinya pulang tinggal nama.
"Eh gue mau nanya" Celetuk Fadli.
"Gue belum ada stok cewek jadi jangan nanya ke gue" jawab Nando sebelum Fadli bertanya.
"Sialan gue bukan nanya itu"
"Terus lu mau nanya apaan?"
"Yaudah nggak jadi" Fadli merajuk, Nando langsung mendekat dan duduk di samping Fadli.
"Uluh sini sini curhat apa sama daddy." Nando membelai kepala Fadli dengan lembut seolah seperti anak sendiri.
"Asu kalau homo jangan di depan gue." Reza mengumpat melihat kelakukan Nando yang mengelus kepala Fadli.
"Bangsat gue masih normal jauh sono dari gue." Fadli mendorong Nando dengan kakinya karena jijik melihat kelakuan Nando. Bukannya merasa kesakitan malah kembali ketawa.
"Duh padahal jarang - jarang gue perhatian sama lu Fad." Nando berdiri mau mendekat ke Fadli.
"Lu mendekat ke gue, gue lempar nih kursi ya." Fadli siap - siap mengangkat kursi di sebelahnya.
"Ih serem deh," Nando memasang ekspresi ketakutan, pas saat Yudha masuk ke dalam dan tentunya semua mata langsung menatap ke arah Yudha, tetapi Yudha menatap ekspresi Nando yang membuatnya terdiam.
"Apaan liat – liat?" Kali ini suara Nando kembali normal dan kembali duduk seperti biasa. Yudha yang melihat kelakuan Nando mengerutkan dahinya bingung.
"Keknya tadi sempet kesambet" celetuk Fadli melihat Nando kembali normal setelah kedatangan Yudha. Yudha yang tak ingin jauh memikirkan kelakuan Nando barusan langsung duduk dan menyenderkan kepalanya ke sofa serta menghembuskan nafas berat.
"Nyesel kan kalau udah ngehindar." Celetuk Reza tiba – tiba membuat Nando Fadli dan Yudha menoleh ke arah Reza.
"Lu ngomong ke siapa?" Nando menatap Reza tapi masih menatap ke layar hpnya.
"Ngomong sama temboklah." Reza menjawab santai. Yudha merasa ada yang ganjil dengan ucapan Reza barusan.
"Kalian ngerasa nggak Ika ngehindar akhir – akhir ini?" Fadli sejak kemarin - kemarin sudah menahan ingin bertanya tetapi baru sekarang ingat.
"Oh jadi tadi lu mau curhat tentang Ika toh." Nando paham tadi saat Fadli tak menyelesaikan pertanyaannya.
"Coba lu pepet siapa tau keluar semua uneg – unegnya." Saran Reza sambil menatap Fadli.
"Ya kalau gue bisa sejak dulu dia bakal nerima gue bege."
"Nah rasanya gimana kalau lu ditolak mulu sama Ika?" Reza menatap Fadli dengan serius. Yudha masih tak paham dengan pertanyaan Reza ke Fadli tetapi masih memperhatikan respon Fadli.
"Ya sakit lah."
"Pinter." Reza menatap kembali layar hpnya.
"Maksud lu apaan sih Rez nanya ke gitu ke Fadli?" Yudha mulai berbicara.
"Pikir sendiri, masak harus gue jelasin dari A-Z." Bukannya menjawab Reza malah meminta Yudha berfikir. Nando sudah paham dengan apa yang Reza maksud tetapi dari wajah Fadli masih tak menemukan jawaban.
"Perasaan lu ke Ika gimana?" Yudha terdiam sejenak dengan pertanyaan Nando. Sebelumnya Nando sudah membahas sikap Ika dengan Sofi tapi Nando masih tak paham kenapa Ika menjauh tapi kali ini pertanyaan Reza membuat Nando paham dan bertanya ke Yudha.
"Bingung gue." Yudha kembali menyenderkan kepalanya ke sofa.
"Ntar kalau si Ika di gebet sama kakaknya Risa baru dah lu nyesel." Nando memancing ekspresi Yudha.
"Apaan bawa - bawa kakaknya Risa." Fadli tak terima karena bawa -bawa kakaknya Risa.
"Ya siapa coba yang nggak mau sama kakaknya Risa, Dimas ya kalau nggak salah. Udah tajir, CEO perusahaan, muda, mapan, ganteng, perhatian lagi." sebelumnya Nando sudah mendapat wangsit dari Sofi untuk memancing Yudha menggunakan nama Dimas setelah melihat Dimas yang mengantar dan mengajak Ika makan malam.
"Sebenernya lu ada rasa nggak sih Yud sama Ika??" kini Fadli bertanya ke Yudha memastikan, setelah mendengar jawaban Reza dan Nando Fadli baru sadar alasan Ika ngejauh.
"Udahlah,gue lagi puyeng ngurus kegiatan ini itu." Yudha menghindar untuk menjawab pertanyaan Fadli, walau sebenarnya dalam pikirannya beberapa hari kepikiran tentang Ika ditambah lagi pertanyaan Nando dan Fadli membuatnya bimbang. Reza tentu saja santai karena bukan urusannya mencampuri asmara orang lain, berbeda dengan Fadli dan Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...