Hati Risa campur aduk antara percaya tidaknya dengan penjelasan Adam 3 hari yang lalu, dan selama 3 hari itu Risa tidak bisa tidur dengan nyenyak dan harus meminum obat sampai 2 pil. Jika sampai Sofi tau Risa meminum 2 pil pasti akan memarahinya, tetapi 2 pil itu mampu membuat Risa tertidur akhirnya.
"Ris ntar ikut gue ya." Reza sudah duduk di depan Risa, Sofi yang tau Reza dan Risa pacaran heboh dan tidak percaya. Apa yang Reza lakukan pada Risa sampai membuat Risa mau menjadi pacarnya.
"Kemana?" Risa sedikit bosan.
"Seenggaknya bisa bikin lu senyum lagi, entah kenapa 2 hari ini gue liat lu kek mayat hidup." Jelas Reza diikuti anggukan Ika setuju.
"Lu nggak akan bawa Risa ke tempat aneh kan?" Selidik Sofi sambil menatap Reza.
"Terserah gue lah mau bawa Risa kemana, dia kan pacar gue." Ucapan Reza membuat Sofi dongkol.
"Kalau sampai-"
"Udah biarin, 3 hari ini kan Risa emang kelihatan kek gitu. Siapa tau abis keluar sama Reza dia bisa ceria lagi." Nando berbisik membujuk Sofi agar tidak berdebat dengan Reza.
"Yaudah jagain Risa, jangan kasih makan aneh-aneh, anak orang itu." Sofi mewanti-wanti walau sebenernya Sofi khawatir dengan kondisi Risa dan berharap sedikit dengan keluar sama dengan Reza Risa bisa seperti sebelumnya.
Reza menatap Risa seperti ada sesuatu yang terjadi padanya tetapi Risa tidak bercerita apapun pada Reza, apalagi saat Sofi bilang kalau Adam mantan Risa 3 hari yang lalu membawa Risa pergi berdua saja.
Selama 3 hari itu Reza sudah bingung dengan pikirannya, bagaimana jika Risa kembali menerima Adam, Reza bahkan belum berjuang tapi Adam sudah datang dan membawa Risa. tapi Reza yakin kalau Risa belum tentu mau menerima Adam kemballi.
Reza menjemput Risa pukul 3 sore, dandanan Risa cukup simpel dan nyaman. Reza sudah menunggu Risa di depan rumah. Awan awalnya kaget saat bertemu Reza dan tidak percaya bahwa Risa adiknya sudah memiliki pacar. Awan khwatir saat mendengar Risa memiliki pacar sejak putus dengan Adam dan melihat Risa yang sering menangis sejak putus dengan Adam. Awan berfikir positif mungkin adiknya memang butuh seseorang untuk menghiburnya dan membantunya melupakan Adam.
Reza membawa membawa sebuket bunga sesuai dengan apa yang Nando sarankan padanya. Risa keluar dari rumah dan melihat Reza yang memakai jaket hitamnya sambil membawa bunga
"Nih, tadi gue nemu dijalan." Reza yang tidak ada romantis-romantisnya memberikan buket bunga ke Risa.
"Kenapa nggak dikasih ke nenek-nenek di jalan sekalian." Sungut Risa mulai kesal karena nada bicara Reza yang memberikan bunga seperti habis memungut.
"Kalau gue kasih ke nenek-nenek ntar lu cemburu." Reza lagi - lagi mencoba menggoda Risa.
"Dih resek lu." Risa memukul Reza menggunakan bunga pemberian Reza.
"Heh ntar rusak bunganya padahal udah susah-susah gue ngambil." Reza protes karena bunga yang dia beli malah dibuat untuk memukulnya.
"Lu nyolong Rez?"
"Sembarangan ngomongnya, gue ngutil tadi." sahut Reza. Hampir saja Risa memukul menggunakan bunga yang dia pegang tetapi tidak jadi.
"Rusak nanti Ris, jangan dipukulin ke gue. Galak amat sih." Reza cemberut.
"Kan bunganya buat gue jadi ya terserah gue mau apain." Risa tak mau kalah.
"Iya iya." Reza memilih mengalah daripada nanti Risa membatalkan ikut dengannya.
"Mau pergi kemana?" Risa penasaran kemana Reza akan mengajaknya pergi.
"Udah ikut aja, gue jamin lu bakal seneng." Reza langsung menggandeng Risa, kali ini Risa tidak protes karena kesepakatan dengan Reza sudah berjalan sejak 3 hari yang lalu sebelum bertemu dengan Adam.
Reza mulai menjalankan mobilnya menuju tempat dimana dia dan Risa akan datangi, 15 menit kemudian Reza mengehentikan mobilnya di sebuah mall. Reza mengajak Risa menonton di bioskop, Reza meminta Risa memilih mana yang ingin Risa tonton.
Risa memilih melihat film horor, Reza tak mengira Risa akan memilih horor padahal biasanya wanita paling suka hal hal romantis, tetapi ternyata tebakannya tidak sesuai.
10 menit kemudian lampu bioskop mulai dimatikan, film pun mulai diputar. Reza sedikit bosan sebenarnya karena tidak terlalu suka menonton film horor tapi mau bagaimana lagi demi Risa Reza rela mau nonton kartun pun dia akan setuju.
Selama film berlanjut karena Risa kaget berkali-kali menggenggam tangan Reza yang membuat jantung Reza berdetak kencang, bahkan genggaman tangan Risa yang erat membuat Reza menatap Risa tanpa mengalihkan pandangannya. Banyak teriakan penonton tetapi bagi Reza hanya suara Risa dan wajah Risa yang dia lihat. Sampai tanpa sadar Risa menggenggam terlalu erat karena ada adegan pembunuhan yang membuat Reza sadar dari lamunannya.
"Gila nih cewek tangan gue lama-lama remuk diremes mulu." Batin Reza mau protes tapi dia tetap menahan dirinya untuk tidak protes ke Risa yang masih fokus dan menikmati film yang sedang berlangsung.
"Gila filmnya bagus banget tadi, udah lama gue nggak ke bioskop," celetuk Risa meriview film yang dia tonton bersama Reza.
"Menurut lu gimana filmnya?" Risa meminta pendapat Reza.
"Gue nggak fokus liat film." Jawab Reza.
"Hah? Terus lu ngapain aja tadi kalau nggak liat film." Risa berhenti dan menatap Reza karena mendengar Reza tidak menonton film padahal ada di dalam bioskop.
"Gue liatin lu nonton." Jawaban Reza yang membuat Risa malu tanpa sadar.
"Dih nggak jelas." Risa buru-buru meninggalkan Reza saking malunya, bahkan pipinya mulai memanas.
"Hahaha, lah gue kan ngomong jujur." Reza menyusul Risa yang langkahnya semakin cepat karena malu, Reza tau kalau Risa pasti sedang malu akibat ucapannya tadi.
Reza mengajak Risa ke dufan untuk bermain, Reza berfikir saat dulu melihat Risa tersenyum saat bermain, dan benar saat sampai di dufan Risa langsung berlari masuk duluan. Reza hanya bisa tersenyum melihat Risa yang kembali ceria.
Banyak permainan yang Risa coba, mulai dari Kora - Kora, Tornado, Halilintar yang memacu adrenalin. Reza yang mencobanya bahkan sampai merasa mual tetapi dia tahan demi melihat Risa tertawa.
Matahari hampir terbenam, wahana terakhir yang Risa naiki bersama Reza adalah Bianglala, bersama dengan matahari yang mulai tenggelam, suasana sore hari. Pemandangan yang membuat Risa menatap ke arah matahari tenggelam.
"Gue harap lu selalu ceria tersenyum dan ketawa kek tadi." Reza menatap Risa dengan tatapan lembut, Reza duduk tepat disamping Risa.
"Kenapa?" Risa menunggu jawaban Reza. Reza tersenyum sambil menatap mata Risa.
"Karena- gue lebih suka lu yang ceria jutek dan berdebat hal-hal kecil sama gue. Gue nggak suka liat lu sedih dan nangis karena orang lain." Reza benar-benar menyatakan isi hatinya. Ucapan Reza membuat jantung Risa berdebar, Reza membelai lembut pipi Risa. Reza mendekatkan wajahnya, tatapan Reza mengarah ke bibir Risa yang seperti buah peach semakin dekat. Risa yang merasa wajah Reza semakin mendekat perlahan memejamkan matanya.
Chup
Reza mendaratkan bibirnya di bibir Risa, Risa menggenggam erat bajunya. Jantung Reza dan Risa sama-sama berdetak cepat, Reza memilih menutup matanya, tidak ada gerakan apapun hanya sebatas kecupan di bibir ditemani matahari yang sudah tenggelam dan berganti malam. Hembusan angin semilir yang menyapu rambut Risa yang terurai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...