01.49

308 20 2
                                    

Setelah mengingat kembali Risa dan Adam yang berpelukan di mobil Juli menjadi lebih benci lagi ke Risa. Walau Risa pindah sekolah Juli tetap tak bisa mendapatkan hati Adam, bahkan saat Juli mengikuti Adam yang menemui Risa, menunggu di depan sekolahan Risa. Juli juga tidak habis pikir padahal Risa sudah mengatakan jika sudah punya pacar tetapi masih membawa Risa ke rumahnya dan makan malam bersama keluarga Adam. Juli yang statusnya sebagai pacar Adam bahkan tidak pernah diajak makan malam, padahal Juli juga menunggu kesempatan bertemu orang tua Adam.

Juli harus menahan amarahnya saat Adam tidak memberitahu orang tuanya kalau sudah putus dengan Risa. Rasanya Juli ingin bilang sendiri ke orang tua Adam, tetapi tak berani karena Adam meminta untuk tidak ikut campur. Apalagi saat Adam bilang putus membuat Juli semakin geram.

"Hahhhhh brengsek semuanya." Juli mengacak-acak kamarnya dan menghancurkan beberapa barang, Anita yang mendengar benda jatuh dari kamar Juli langsung menuju ke kamar Juli.

Saat membuka pintu kamar Juli, Anita melihat beberapa benda berserakan, vas bunga yang pecah dan bantal yang sudah berserakan di lantai. Beberapa makeup yang ada di meja juga hancur berantakan di lantai.

"Jul, lu kenapa sih?" Anita khawatir melihat keadaan Juli, tatapan mata Juli yang kesal bahkan foto yang ada di sebelah Juli sudah hancur. Foto Adam dan Juli

"Gue benci banget sama Risa Nit." Air mata Juli mulai menetes, tidak ada suara tangisan hanya air mata yang mengalir dari mata Juli.

"Lu tau nggak? Selama ini gue udah berusaha buat nggak ngusik Risa, tapi Adam yang selalu mancing gue buat ngelakuin hal buruk." Juli menyalahkan Adam, padahal dia tidak ingin berurusan dengan Risa lagi, tetapi Adam selalu membuatnya kesal.

"Jul, tapi lu nggak harus ngancem Risa kan?" Anita sebenarnya tidak ingin melihat Juli melakukan hal buruk pada seseorang.

"Lu belain Risa? Lu sepupu gue atau Risa?" kini tatapan marah Juli membuat Anita dalam rasa bersalah. Anita tidak bermaksud membela Risa, dia hanya khawatir pada Juli.

"Gue nggak belain Risa, gue cuma khawatir sama lu sekarang Jul. Dulu lu nggak kaya gini, kenapa jadi berubah kek gini."

"Gue nggak berubah, Adam yang berubah Nit. Dia udah janji sama gue buat nggak deket lagi sama Risa sebelumnya. Gara-gara Risa muncul lagi, Adam jadi jauh lagi dari gue." Anita meremas kertas yang dia pegang.

"Banyak cowok selain Adam Jul. Inget masih banyak nggak cuma 1 aja." Anita berusaha membujuk Juli.

"Gue maunya cuma Adam, gue nggak mau yang lain Nit!" Juli menaikkan suaranya.

"Tapi Jul-"

"Nggak! Gue nggak mau lepasin Adam!" Juli tetap bersikeras dengan pilihannya. Anita sampai tidak tau harus berkata apalagi kepada Juli.

"Gue cuma nggak pengen lu nyesel nantinya." Anita merasa iba dengan apa yang terjadi dengan Juli, Anita tidak pernah melihat Juli yang seemosi ini sebelumnya.

"Nyesel? Gue udah terlalu jauh kayak gini. Gue nggak akan mundur lagi Nit. Nggak, gue nggak bisa." Juli menggeleng, dia tidak akan melepaskan Adam dengan mudah. Susah payah mendapatkan Adam tetapi harus kehilangan lagi saat Risa muncul.

"Pokoknya gue harus cari cara biar Adam nggak balikan sama Risa, kalaupun Adam tetep nggak mau sama gue. Gue nggak akan bikin Risa bahagia. Lu bakal bantuin gue kan Nit?" Juli berharap Nita membantunya.

"Juli, lu harus tenang dulu oke?" Anita berusaha menangkan Juli.

"Nggak, lu harus janji dulu sama gue. Apapun yang terjadi lu harus berada di pihak gue." Tatapan Juli memelas, memohon agar Anita benar-benar membantunya.

"Jul liat mata gue!" Anita menatap manik mata Juli, terlihat putus asa di mata Juli saat ini, emosi Juli belum stabil, tatapan matanya bahkan tidak ingin mundur.

"Nggak! Lu harus bantu gue." Juli tetap bersikeras meminta Anita membantunya.

"Iya gue bakal bantu lu." Anita langsung merengkuh Juli dalam pelukannya, dia hanya bisa berharap semoga keputusannya nggak pernah salah. Jika menolak keinginan Juli sekarang, Anita takut Juli melakukan hal bodoh yang akan merugikan diri sendiri. Urusan dirinya dengan Reza bahkan belum di luruskan, saat ini justru Juli meminta bantuannya. Awalnya Anita ingin meminta saran pada Juli tentang Reza tetapi dia urungkan dengan melihat keadaan Juli saat ini.

Setelah menenangkan Juli dan membereskan beberapa barang yang berantakan di kamar Juli, Anita melihat hpnya. Sebelumnya Anita sudah mengirim pesan ke Nando kenapa tidak ada balasan sama sekali dari Nando. 1 jam lebih belum ada balasan, padahal bisanya Nando tidak pernah lama membalas pesan, waktu terakhir Nando online pun juga baru 10 menit yang lalu.

Bagi Anita cuma Nando yang bisa membantunya berbaikan dengan Reza, mantan kekasihnya. Anita melihat beberapa barang yang masih dia simpan, barang pemberian dari Reza yang masih Anita rawat dengan hati-hati. Senyum Anita mengembang setelah melihat kotak musik pemberian Reza yang masih menyala, musik yang keluar dari kotak musik yang membuat Anita tenang. Hadiah pertama yang Reza berikan, walau harganya tidak mahal tetapi Anita bisa merasakan ketulusan saat Reza memberikan padanya.

Disisi lain Anita teringat dengan ekspresi Reza yang melihatnya dengan tatapan dingin dan mengabaikannya saat bertemu dengan Reza di kelas. Anita senang sekali saat tau dirinya sekelas dengan Reza.

"Za, gue bakal berusaha buat memperbaiki semuanya." batin Anita, Anita tak tau jika sebenarnya Reza sudah punya pacar.

Tidak ada suara balasan, whatsapp pun hanya terlihat groub smp Anita yang membicarakan kedatangan Anita ke Indonesia, Anita tertawa melihat beberapa candaan yang ada di groub, apalagi saat temannya bilang bahwa Anita akan bertemu dengan Reza dan beberapa bertaruh jika Reza akan mengajak balikan. Anita menutup obrolan dan beberapa notif muncul bahwa Reza sudah punya pacar, tentu saja Anita tak tau karena membisukan obrolan groub smp nya dan memilih menutup matanya karena lelah dan ingin istirahat untuk bertemu dengan Reza besoknya.

Reza & RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang