Risa menjatuhkan badannya ke ranjang, dan menatap langit - langit. Mengangkat tangannya dan melihat benda yang melingkar di tangannya, gelang pemberian Reza. Senyum muncul di sudut bibir Risa.
Pintu kamar terbuka yang membuat Risa menoleh dan melihat siapa yang membuka pintu kamarnya tanpa izin, Awan selalu mengetok pintu sebelum masuk. Risa baru ingat jika ada satu penghuni baru yaitu kakak pertamanya, Dimas.
"Nggak bisa ya izin dulu sebelum masuk ke kamar" Risa kesal karena sejak dulu Dimas selalu seenaknya masuk ke kamar tanpa permisi.
"Adam di bawah, ingin bertemu" Dimas justru mengalihkan topik bukannya merespon keluhan Risa.
"Ck, kakak aja yang kesana" Risa langsung mengalihkan pandanganya ke arah lain enggan menatap Dimas.
"Risa!" Dimas menaikkan suaranya.
"Iya - iya, nggak perlu teriak kan bisa." Risa langsung berdiri dan melewati Dimas, Dimas berusaha sabar dengan Risa dan melihat punggung Risa yang semakin menjauh.
Risa turun ke bawah dan melihat Adam yang sedang duduk menunggunya, Risa tidak mengganti baju dan hanya mengenakan pakaian tidur.
"Kenapa?" tanya Risa to the poin. Adam senang karena Risa menemuinya, sangat sulit menghubungi Risa karena Risa sengaja tidak mengkat panggilan Adam.
"Karena lu susah di hubungin jadi gue nemuin lu ke sini." Risa tak akan tanya dari mana Adam bisa tau tempat tinggalnya karena pasti Dimas yang akan memberitahuan dimana.
"Adam gue kan udah bilang-"
"Kasih gue kesempatan sekali aja." Adam langsung berlutut di depan Risa.
"Hei ngapain sih?" Risa yang kaget melihat Adam berlutut jadi bingung dengan apa yang Adam lakukan di depannya bahkan sampai berlutut.
"Kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya." Mata Adam menatap Risa memohon untuk memberinya kesempatan.
"Terserah gue mau tidur," Risa berdiri karena kesal dan melangkahkan kaki, tetapi baru beberapa langkah Risa langsung berhenti tak lama kemudian berbalik dan meminta Adam berdiri.
"Oke gue kasih kesempatan, tapi jangan berharap terlalu banyak sama gue." Adam yang terlalu senang langsung berdiri dan memeluk Risa, Risa membulatkan matanya karena kaget.
"Makasih, gue pasti nggak bakal nyia - nyiain kesempatan yang lu kasih" Adam memeluk Risa, pelukan hangat yang pernah Risa rasakan, benar sekarang ini pelukan seperti ini yang Risa rindukan, pelukan yang membuatnya bisa tenang.
Pelukan yang sudah lama tidak dia rasakan saat bersama Adam, Risa akhirnya membalas pelukan Adam, kali ini Risa akan memberikan Adam kesempatan untuk memperbaiki semunya tapi bukan berati Risa akan menerima Adam kembali walau hatinya masih merindukan Adam.
Setelah itu Adam pamit untuk pulang, Dimas yang melihat dari atas tersenyum saat Risa dan Adam berbaikan. Risa kembali ke kamarnya dan memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya, Adam yang kembali lagi ke kehidupannya, ditambah Dimas kakaknya yang membuatnya tidak bisa menolak. Sedangkan Reza, laki - laki yang kini sudah menjadi pacarnya. Apa yang harus Risa lakukan ke depannya, Risa tidak ingin menyakiti Reza tapi dia juga tidak ingin jatuh ke dua kali jika sampai salah mengambil langkah.
Pikiran Risa sangat kalut dan membuatnya sudah tidur, botol yang ada di meja Reza raih dan meminum 2 butir langsung, kepalanya sedikit pusing setelah kedatangan Adam. 1 minggu ini Risa tidak mengkonsumsi obat setelah bersama dengan Reza, bahkan bisa tidur nyenyak di apartemen Reza. Risa berfikir apa keputusannya benar kali ini, dalam hatinya sebenarnya ada keraguan dan takut jika kelak Adam akan membuatnya kecewa, jika Risa tak memberi kesempatan Adam pasti akan merecoki kehidupannya. Juli pasti tak akan tinggal diam, Risa masih ingat jika dulu Juli meminta menjauh dari Adam setelah menjebak Adam, jika tidak Juli akan membuat hidup Risa tidak tenang dan itu salah satu alasan kenapa Risa pindah.
Sementara Dimas sedang duduk di kamarnya, Dimas ingat saat masuk ke kamar Risa melihat beberapa botol obat di laci Risa yang sedikit terbuka. Dimas mengabaikan mungkin saja itu vitamin tetapi rasanya Dimas penasaran apa benar itu vitamin, kenapa terasa asing dan seperti pernah melihatnya. Tidak mungkin kan Risa mengkonsumsi obat - obatan dalam pikiran Dimas, Dimas tidak ingin ambil pusing dan mengambil laptopnya kembali dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza & Risa
Teen Fiction"Za kalau lu udah bosen sama gue bilang, jangan kek gini!" Risa mulai emosi karena Reza tidak mengatakan kalau dia bertemu dengan Anita sebelumnya di apartemen. "Ris lu ngomong apa sih? gue nggak paham maksud lu." Reza sendiri tidak paham apa maksud...