01.42

335 27 0
                                    

"Ris, kenapa lu nggak istirahat aja. Gue khawatir kalau-"

"Gue udah gapapa Za." Sebelum menyelesaikan ucapan Risa langsung memotong, tampak kekhawatiran di wajah Reza. Padahal dokter sudah meminta Risa untuk istirahat tetapi Risa tetep ingin masuk sekolah.

"Nanti kalau ngerasa sakit atau gimana harus hubungin gue." Reza menatap mata Risa, sedangkan Risa membalasanya dengan anggukan dan senyuman, sejak keluar dari rumah sakit Reza tak pernah absen untuk mengunjungi Risa, begitu juga dengan Sofi dan Ika.

Awan sudah menitipkan Risa pada Reza untuk menjaga Risa selama disekolah, jika ada apa-apa Reza harus langsung menghubungi Awan, sedangkan Dimas menyuruh salah satu orang kepercayaannya untuk mengawasi Risa tanpa sepengatahuan siapapun.

Adam juga selalu menjenguk Risa di rumah, bahkan keluarga Adam juga ikut, Ola yang sangat heboh bahkan sampai menangis karena Risa sakit, karena Risa tidak ingin semakin banyak yang berdatangan ke rumahnya akhirnya memutuskan untuk kembali ke sekolah, awalnya Adam ingin menawari mengantar Risa selama ke sekolah tetapi Risa menolak, Risa tidak ingin bertengkar dengan Reza karena Adam lagi. Untung saat Ola ingin memaksa menginap Adam tak memberi izin karena tidak ingin ketahuan sudah putus dengan Risa, saat menengok Risa di rumah juga Adam sering melihat Reza.

Sebenarnya Dinar ingin menjenguk Risa tetapi Risa melarang dengan alasan sudah masuk sekolah, itu juga karena Reza keceplosan bilang Risa sakit, Risa tidak ingin Dinar jauh-jauh dari Bogor melihat sakit apalagi nanti banyak pertanyaan. Dinar sangat khawatir tetapi berkat bujukan Reza kalau sudah sembuh akan mengajak Risa main lagi akhirnya luluh.

"Ris mau nitip apa?" tawar Ika karena Ika memilih akan membelikan makanan dan membiarkan Risa istirahat.


"Gue ikut deh biar bisa milih." Risa berdiri karena tak ingin merepotkan Ika. Tiba-tiba Reza dan Nando sudah masuk ke kelas dengan membawa beberapa bungkus camilan. Reza meletakkan kotak makan di atas meja Risa.

"Gue bawain bekal, jangan makan jajanan kantin dulu." Reza terlihat sedikit malu dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tenang kali ini Reza beneran kasih lu makan siang yang bergizi kok Ris, sampe dia rela bangun pagi masak buat lu tuh." tambah Nando, sedangkan Reza mendelik ke arah Nando agar diam.

"Coba lu buka Ris, gue nggak percaya sebelum liat." Sofi masih tak percaya sebelum melihat karena takut memberi makan Risa makanan yang aneh-aneh.

Risa kembali duduk, dan melihat disamping bekal ada air minum dan juga 1 botol tupperware. Risa membuka isi bekal yang Reza kasih, ada nasi, dengan lauk telur gulung, sosis, daging yang diiris sedang dengan diselimuti tepung krispi dan beberapa sayuran.

"Serius ini lu yang buat Rez?" Ika sampai takjub melihat bekal makanan yang Risa buka dari Reza, bahkan Sofi sampai menganga melihatnya.

"Ya, dikira gue mungut di jalan." jawab Reza sedikit malu. Risa tersenyum dan mengambil sendok, tetapi beberapa tatapan mata teman sekelasnya mengarah padanya menunggu respon apa yang akan Risa tunjukkan setelah memakan bekal dari Reza. Reza sendiri juga penasaran bagaimana, apakah cocok dengan mulut Risa. Risa mulai mengambil beberapa lauk dan mencicipi.

"Beneran kan ini Reza yang memasak, kalau iya sih ini enak banget." Dalam hati Risa ingin menyampaikan ekpresi kagumnya tapi sungkan karena ada teman-teman sekelasnya.

"Bener kata bunda, masakan lu enak banget." Risa tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya. Reza tentu saja senang mendengar pujian Risa tapi bingung mengekspresikannya. Jika hanya berdua dengan Risa mungkin Reza sudah mencium pipi Risa saking senangnya, tapi ini di sekolah, yang ada mereka bakal jadi sorakan satu kelas dan mendapat bogem dari Risa.

"Bunda? Lu udah ketemu tante Dinar?" tanya Sofi karena Risa menyebut Dinar dengan sebutan bunda.

"Ahhh, itu kemarin Reza ngajak ke rumahnya." jawab Risa sedikit malu.

"Woahhh... pip pip calon mantu." suara laki-laki yang membuat satu kelas langsung menyoraki Risa heboh.

"Udah Ris, gas ajaaa udah kenal calon mertua tuh." celetuk salah satu teman perempuan satu kelasnya dan diikuti tawaan yang lainnnya. Risa tentu saja malu mendengarnya, bukan kesal tapi justru perasaan senang.

"Heh udah udah, kalian nih neng Risa sama abang Reza lagi malu." sahut Nando sambil ketawa, Reza sendiri tersenyum kecil.

"Ihh lu nggak cerita sih Ris." Sofi cemberut karena Risa tak cerita padanya karena udah ketemu sama Dinar, Ika juga penasaran mendengar Risa sudah ketemu dengan Dinar ibu Reza.

"Hehe maaf lupa." Risa nyengir menanggapi.

"Eh-eh udah ketemu Eza belum sodara kembar Reza? Dia lucu gemesin banget asli duh jadi-"

"Ekhem," suara deheman Reza membuat Sofi berhenti.

"Mampus, mulut gue." Sofi membatin, dia baru sadar ada Nando disampingnya. Ika juga menutup mulutnya rapat langsung setelah melihat ekspresi Nando.

Nando dan Eza tak pernah rukun karena dulu Eza pernah menyukai Sofi, Sofi yang dulu dekat dengan Eza bahkan saat bertengkar dengan Nando. Sofi pernah menyuruh Eza menjemputnya dan itu yang membuat Nando dan Eza hampir saja bertengkar tapi untung saja ada Reza yang menengahi.

"Eza kenapa?" kini giliran Risa yang penasaran dan menatap Sofi menunggu jawaban yang menggantung.

"Eh Ris, ini nuggetnya gue minta satu ya." potong Ika berusaha mengalihkan topik, Reza langsung menatap kesal Ika tapi mau bagaimana lagi ekspresi Nando kali ini justru masam karena Sofi menyebut Eza.

"Mau?" Risa pura-pura ikut mengalihkan karena suasana sedikit canggung.

"Heh, enak aja jangan kasih ke dia. Kan gue udah bangun pagi nyipain ini bekal buat lu Ris." Reza tak terima jika Risa harus berbagi dengan Ika.

"Ihh enak banget Za, lu kursus dimana sih? Woahh nggak rugi lu Ris, seenggaknya Reza berguna jadi pacar lu." Sofi menjejalkan nugget ke mulutnya, bahkan langsung memberikan suapan ke Nando.

"Emm, heh lu- woah kok enak?" Nando juga baru merasakan makanan buatan Reza, selama kenal Reza Nando tak pernah melihat Reza masak apapun, bahkan masak air pun nggak pernah, karena di apartemen Reza sudah otomatis jika ingin minum tinggal memilih yang panas atau dingin.

"Siapa dulu yang masak." jawab Reza mulai sombong karena banyak yang memuji masakannya.

"Dih anjir mulai gede kepala ni bocah." Nando memukul pelan lengan Reza.

"Gue juga mau dong Za dibikinin bekal kek gini." Ika jelas iri karena masakan Reza yang membuatnya ketagihan walau baru sekali makan.

"Gue juga mau." Sofi ikut menyahut.

"Enak aja, lu kan kaya Sof mana ada minta ke gue. Bangkrut gue lama-lama." tolak Reza.

"Sialan lu." Sofi melempar bolpoin yang dia pegang.

"Mau gue masakin?" tiba-tiba Fadli muncul di samping Ika dengan polosnya membuat Ika hampir saja menggebuk Fadli.

"Nggak, masakan lu nggak enak." tolak Ika membuat Fadli langsung muram.

"Bwahahaha, makanya belajar sama gue. Siapa tau ntar Ika nerima lu kalau udah pinter masak." sahut Reza meledek Fadli.

"Kalau gue pinter masak, lu mau jadi pacar gue Ka?" tanya Fadli dengan polosnya.

"Ogah." jawab Ika membuat hati Fadli tertohok. Sementara yang lainnya langsung tertawa.

Reza & RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang