01.48

309 30 0
                                    

Sekolah sedikit heboh dengan kedatangan murid pindahan dari Inggris, banyak laki-laki yang ingin melihat wajahnya, menurut gossip wajahnya cantik dan terlihat anggun. Beberapa siswa berbisik-bisik karena penasaran seperti apa rupanya.

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid pindahan dari Inggris." suasana langsung riuh apalagi mereka sudah dengar jika murid barunya perempuan dan dengar dari gosip cantik dan manis. Reza tak begitu peduli siapa murid barunya dan justru menyandarkan kepalanya di meja bahkan sebelum guru datang.

"Reza jangan tiduran, jangan menjadi contoh yang buruk buat semuanya." ucap bu Mirna yang sedang memberi peringatan. Sedangkan Reza cuma nyengir menanggapi. Sejak tadi Nando diam saja membuat Reza menatapnya.

"Tumben lu diem, biasanya kalau ada murid baru lu heboh sendiri semangat." sindir Reza melihat Nando yang anteng disampingnya.

"Ah perasaan lu kali. Gue penasaran siapa yang masuk ke sekolah kita ditengah semester ke gini." Nando nyengir walau aslinya terlihat gugup menanggapi Reza, dalam batin Nando menyiapkan mental sebelum mendapat amukan Reza.

"Nah sekarang kita sambut murid baru kita. Anita kamu bisa masuk ke dalam sekarang." Sebuah nama yang membuat Reza mengalihkan padangannya langsung ke depan. Sosok perempuan yang sangat dia kenal memasuki ruangan dan kini sedang di kelasnya. Nando melirik ke arah Reza, kali ini ekspresi datar Reza justru membuat Nando was-was.

"Hai. Kenalin gue Anita, kalian bisa panggil gue Nita." Anita menujukkan senyum manisnya, tatapan matanya langsung menuju ke arah Reza, Reza mengalihkan pandangannya dan langsung menyenderkan kepalanya malas. Anita yang tau Reza mengabaikannya sedikit sedih tetapi akibat kehebohan teman sekelas Reza mau tak mau Anita harus tersenyum membalas karena kehadirannya bisa membuat suasana kelas heboh.

"Nah Anita bisa duduk di bangku kosong." pinta bu Mirna, Anita tersenyum membalas. Langkah kakinya menuju ke kursi kosong yang Bu Mirna tunjukkan padanya.

Pelajaran di mulai seperti biasa, bagi Reza rasanya ingin sekali langsung pulang. Anita, masa lalunya kenapa harus kembali lagi bertemu. Apalagi satu sekolah dan dikelas yang sama. Reza menoleh melihat Nando yang terdiam seperti sudah tau akan terjadi. Bibir Reza tersenyum kecut sambil menatap Nando.

Nando tak mengatakan apapun dan masih bungkam, Nando sudah menduga diamnya Reza artinya tidak bisa di ajak becanda. Selama pelajaran Reza tak bersemangat, pikirannya campur aduk antara kesal dan emosi. Bahkan Nando yang biasanya bercanda saat pelajaran juga diam saja. Bolpoin yang Reza pegang hanya dia mainkan ke kertas bahkan sampai kertas yang ada di depannya bolong, Nando sampai mengulum kembali ludahnya. Reza tidak mungkin kan menusuknya dengan bolpoin yang dia gunakan.

Tidak berlangsung lama akhirnya bel berbunyi membuat Reza langsung berdiri dan keluar dari kelas. Anita melihat Reza langsung keluar tanpa menyapanya padahal jelas-jelas bangku Anita ada di depannya. Anita merasa sedih saat Reza mengabaikannya, Nando juga langsung keluar melihat Reza yang langsung keluar.

Reza langsung menuju ke ruang kelas Risa. Risa kini sedang diintrograsi oleh Sofi karena Ika cerita apa yang terjadi pada Risa kemarin. Untung saja semua anak-anak sedang ke kantin jadi Sofi leluasa mengintrogasi Risa. Padahal kemarin Risa bilang agar Ika tidak cerita pada Sofi, tetapi bukan Sofi namanya kalau tidak tau apa yang terjadi pada Risa.

"Ris jujur deh lu sebenernya masih ada rasa atau nggak sih sama Adam?" Sofi masih tidak tau apa isi hati Risa saat mendengar cerita Ika. Tak ada jawaban dari Risa, hatinya sendiri ragu dengan jawaban yang akan dia keluarkan.

"Ris, gue nggak pengen lu kayak dulu lagi ya nyiksa tubuh lu sendiri. Gue khawatir sama kesehatan lu Ris."

"Risa kenapa?" suara Reza yang membuat Sofi langsung menoleh dan melihat Reza sudah berdiri di pintu kelas. Risa juga menoleh setelah mendengar ucapan Reza yang menyebut namanya.

"Kenapa mata lu keliatan sembab." Reza yang kini sudah duduk di hadapan Risa, Risa menunduk.

"G-gue ke kantin dulu." Sofi langsung pamit dan Ika juga ikut pamit karena tak ingin diintrogasi oleh Reza. Bisa gawat kalau sampe Ika keceplosan.

"Ris, bisa kan jawab pertanyaan gue?" Reza mengangkat dagu Risa yang membuat matanya sejajar dengan Risa.

"C-cuma susah tidur aja." jawab Risa gugup.

"Bohong"

"Gue nggak suka dibohongin Ris." entah kenapa ekpresi Reza terlihat dingin tapi fokus menatap mata Risa seolah ingin kejujuran keluar dari mulut Risa.

"Gue ketemu sama Juli di mall kemarin." jawab Risa seadanya, dan sengaja tak mengatakan jika bertemu dengan Adam juga.

"Terus kenapa nangis?"

"Gapapa." jawab Risa mengalihkan pandangan.

"Ketemu sama Adam juga?" Reza tak berhenti bertanya.

"Iya," jawaban Risa terdengar pelan.

"Dia apain lu?"

"Gapapa." jawab Risa.

"Gue tanya Sofi." Reza berdiri karena kesal dengan jawaban Risa.

"Juli bilang gue ngerebut Adam." Akhirnya Risa membuka suara. Reza menoleh, Risa cuma menunduk.

"Apalagi?"

"Juli dorong gue sampe gue jatuh."

"Bangsat." Reza langsung emosi dan ingin pergi tetapi Risa menahannya.

"Mau kemana Rez?" Risa khawatir dengan ekspresi Reza.

"Gue mau datengin Adam dan ngasih dia pelajaran."

"Jangan Rez!" Risa melarang Reza agar tidak menemui Adam.

"Kenapa? Masih ngebelain dia setelah gue denger lu di dorong sama si sampah itu hah?" suara Reza naik. Nando, Fadli, Yudha, Ika dan Sofi yang mendengar dari luar kaget. Nando merinding sendiri dengan suara marah Reza. Mood Reza sudah terlihat kacau saat Anita datang, ditambah lagi mendengar ucapan Risa barusan habis bertemu Adam.

"B-bukan gitu Rez, gue cuma nggak mau lu berurusan sama mereka." Risa menahan tangan Reza agar tidak pergi. Beberapa siswa yang mau masuk ke dalam dihalangi oleh Nando agar tidak masuk demi keamanan mereka.

"Tapi gue nggak suka denger lu sampe di dorong Ris, lu nggak ngelawan? Cuma diem doang?" intonasi Reza yang membuat Risa sedikit takut untuk menjawab. Reza melihat air mata Risa yang tiba-tiba menetes kaget. Reza meraih tubuh Risa ke pelukannya, harusnya dia tidak berteriak pada Risa barusan. Reza bisa mendengar suara isakan tangis dalam pelukannya.

"Maaf, gue nggak ada maksud buat ngebentak lu tadi Ris." Reza menarik Risa dalam pelukannya, mengelus puncak kepala Risa dengan lembut berusaha menenangkan.

Sementara di luar kelas semuanya tidak ada yang berani masuk setelah mendapat peringatan dari Nando. Jika dikelas lain mungkin jadi tontonan karena ada pertunjukkan tapi kali ini semuanya tidak berani jika itu Reza. Mereka semua pernah melihat Reza mengamuk saat ada kakak kelas yang menantangnya untuk bertengkar di kelas. Tentu saja Reza dengan senang hati meladeni asal semua yang ada di kelas keluar, walaupun pada akhirnya berakhir di BK dan kena skors selama 3 hari.

Reza & RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang