01.13

512 53 11
                                    

"Ris mantan lu tiap hari nggak mau nyerh. Liat tuh udah stay aja dia di depan gerbang nungguin lu." Sofi yang kesal sendiri melihat Adam setiap hari.

"Lu nggak mau apa dengerin dia dulu?" Ika sebelumnya sudah mendapat penjelasan dari Sofi kalau Adam adalah mantan kekasihnya sebelum Risa pindah sekolah.

"Pulang bareng Nando aja ya? Mobil gue masuk bengkel." Sebelumnya Risa, Ika dan Sofi ada rencana ke mall tetapi waktu mau berangkat ada masalah dengan mobil Sofi.

"Emang mobilnya muat kalau nambah gue?"

"Ntar deh gue minta Reza jalan kaki."

"Jangan, gue aja yang jalan kaki." Risa tidak ingin membuat Reza jalan kaki, memang keseharian Reza berangkat bersama Nando karena motor Reza di taruh di rumah Nando.

"Yaudah gue temenin deh jalan, udah lama juga gue nggak jalan,"  Jelas Risa diikuti anggukan Ika sambil makan bakpao.

"Lu nggak bisa apa berenti makan, dari tadi makan mulu kagak melar itu tubuh?"

"Dih sirik aja liat orang makan." Sewot Ika yang masih menikmati bakpao yang dia beli di kantin.

Risa Sofi dan Ika jalan ke arah gerbang, Adam yang melihat Risa tersenyum. Kali ini Adam sedikit senang karena tidak ada laki-laki yang mengaku pacar Risa sebelumnya.

"Ris, gue mau ngomong sama lu." Adam mendekat ke arah Risa mencoba agar Risa mau memberinya kesempatan berbicara.

"Waktu itu kan Risa udah bilang nggak mau ngomong sama lu lagi." Sofi tidak ingin kalau Risa sampai kepikiran lagi dan susah tidur. Ika menarik Risa ke sampingnya.

"Gue cuma mau jelasin kesalahpaham gue sama Risa doang." Adam memohon, tatapan Adam kali ini sungguh-sungguh, Risa bisa melihatnya karena memang mengenal Adam lama dan tau sifatnya.

"Oke." jawab Risa singkat yang membuat Adam tersenyum. Akhirnya usahanya tidak sia - sia selama ini menunggu Risa di depan gerbang setiap hari. Risa juga tidak ingin gosip laki - laki yang setiap hari mencarinya dan dia dianggap wanita jahat.

"Tapi Ris-"

"Nggak papa, gue mau selesain biar cepet kelar." Sofi sempat ragu melihat Risa tapi Risa memastikan dia tidak akan kenapa-kenapa jadi memintanya pulang bersama Nando daripada harus jalan kaki. Mau tidak mau Sofi hanya bisa menurut sambil menatap Risa yang sudah naik ke dalam mobil Adam dan menjauh dari sekolah.

Selama perjalanan tidak ada obrolan sama sekali, suasana hening. Risa memandang ke luar jendela melihat kendaraan yang melewati mereka berdua. Adam menghentikan mobilnya ditempat yang tidak terlalu ramai.

"Ris gue minta maaf," Adam memulai obrolan.

"Gue tau gua salah karena waktu itu belain Juli dan nggak denger penjelasan lu dulu. Gue juga baru tau kalau Juli ngejebak gue minum minuman yang udah di kasih obat tidur." Risa menoleh saat Adam menjelaskan dirinya dijebak Juli minum obat tidur.

"Maksudnya?" Risa menatap Adam meminta Adam menjelaskan lebih jelas lagi.

"Waktu itu gue denger Juli lagi ngomong sama temen-temennya kalau dia masukin obat tidur di minuman gue."

"Terus ngapain lu ke rumah Juli sendirian waktu itu?" Insiden dimana Adam tidur dikamar Juli.

"Waktu itu Juli ngehubungin gue kalau kakinya kesleo dan nggak ada orang di rumah, jadi gue ke rumahnya. Dia ngasih gue minum, setelah minum gue ngerasa ngantuk dan pas bangun nggak tau kenapa tiba-tiba Juli nangis di samping gue tanpa pakaian." Adam mencoba menjelaskan agar Risa percaya padanya.

"Terus kenapa lu nggak jelasin waktu itu ke gue?" Risa meminta jawaban kenapa dulu Adam tidak menjelaskan padanya dan justru memilih Juli.

"Juli ngancem bakal kasih foto itu ke lu dan bakal nyebarin ke form sekolah Ris." jawaban Adam membuat Risa tidak habis pikir, kenapa dia tidak menjelaskan secara langsung padanya, jika seandainya Adam lebih dulu mengatakan mungkin Risa akan percaya dan tidak akan putus dengannya.

"Ah, jadi lu lebih milih Juli dibanding gue?" Risa tersenyum miris, matanya sudah mulai berkaca-kaca mendengar jawaban Adam.

"Lantas gue harus gimana? Apa lu mau gue dipermaluin di sekolah karena tidur sama Juli?" Adam sedikit menaikkan suaranya.

"Lu kan bisa jelasin ke mereka kalau lu nggak ngapa-ngapain Dam, orang-orang juga nggak akan goblok mudah percaya. Lu bisa kasih bukti tes atau apa buat yakinin mereka." Nada bicara Risa ikut meninggi. Adam sedikit kaget mendengar Risa yang berbicara kasar padanya.

"Ris, sejak kapan lu ngomong kasar kek gitu." Adam menatap Risa. Risa juga baru sadar barusan mengatakan kata-kata kasar ke Adam karena emosi. Mungkin karena sering bersama dengan Sofi dan Ika yang biasa ngomong ceplas ceplos dirinya jadi ikutan.

"Asal lu tau Dam, gue kaget Juli yang tiba-tiba minta gue putus sama lu, ditambah lagi dia ngasih foto kalian tidur berdua, gue shock. Hancur perasaan gue ngelihatnya, ditambah lagi lu selalu sama Juli lu sejak saat itu nggak jelasin dan-" Air mata yang Risa tahan akhirnya jatuh, pipinya mulai basah. Adam melihat Risa yang mulai menangis di depan matanya. Risa tidak melanjutkan ucapannya karena tidak kuat lagi dan memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ris-" Adam tidak menyangka kalau Risa sampai sekecewa itu padanya, karena kebodohannya, hati yang selalu dia jaga sejak kecil dia hancurkan. Adam langsung memeluk Risa mendekap dalam pelukannya, wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya.

"Gue nunggu penjelasan dari lu waktu itu Dam, gue nunggu. Asal lu jelasin gue akan percaya tapi lu lebih milih Juli. Gue nggak tau harus ngapain lagi waktu itu." Isakan tangis Risa dalam pelukan Adam, Adam merasa hatinya teriris melihat Risa menangis di depannya.

"Maafin gue Ris, gue tau gue salah." Pelukan Adam yang semakin erat dan isakan tangis Risa semakin keras.

" Pelukan Adam yang semakin erat dan isakan tangis Risa semakin keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelukan Adam yang membuat hati Risa teringat kenangan dulu. Adam berharap Risa akan mempercayainya kali ini. Air mata Risa tak henti-hentinya tumpah. Jika ditanya apakah dia rindu sosok Adam yang memeluknya saat ini, jawabannya tentu saja 'Iya'. Laki-laki yang berhasil memenuhi hatinya, selalu ada untuknya saat butuh sandaran.

"Udah jangan nangis Ris. Gue minta maaf, gue nggak pengen liat lu nangis kek gini." Suara isakan tangis Risa membuat hatinya pilu. Dulu Adam sendiri yang berjanji tidak akan membiarkan siapapun membuat Risa menteskan air mata, tetapi nyatanya justru dia sendiri orang yang membuat Risa banyak menteskan air mata.

Sementara di tempat lain Juli yang melihat Risa dan Adam yang berpelukan di dalam mobil semakin benci. Juli merasa selalu menjadi bayang-bayang Risa membuatnya kesal. Kali ini Juli akan membuat Risa menyesal dan menjauh dari Adam.

Reza & RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang