1 - Insiden Tak Terduga

40.2K 1.9K 42
                                    

"Mel, lo kapan balik? Abang gue udah uring-uringan mulu tau"

"Belom tahu Den, di Semarang masih banyak urusan"

"Urusan apaan? Ngurusin perjodohan sama anak Pak Lurah?"

Bisa Arden dengar, Melody tertawa renyah diseberang setelah mendengarnya mengatakan kalimat tersebut. Ya, beberapa hari lalu Arden sampai pusing dan jengah, karena mendengar Gerald-Abang sepupunya, terus uring-uringan curhat soal Melody-kekasihnya, yang akan dijodohkan dengan anak Pak Lurah.

"Lo lagi diluar Den? Kok berisik sih?"

"Iya ini gue baru keluar dari basement. Lagi di mall, mau nyariin kado buat Tante Marsha"

"Dalam rangka?"

"Dasar calon mantu durhaka! Minggu depan kan Tante Marsha ultah Mel"

"Demi apa? Jangan boong dong Den"

"Yeeee gak percaya!"

"Yaudah-yaudah, gue nitip kado dong. Stoned Vibes Eyeshadow Palette Urban Decey, terus sama sekalian beliin Dior lip tatto yang shade Natural Sienna, Natural Berry, sama Natural Red. Yang pallette Urban Decey itu limitid edition Den, jadi lo harus cepet-cepet"

Arden menjauhkan ponselnya dari telinga, ia kemudian menatap bingung ponsel tersebut karena sama sekali tidak mengerti ucapan Melody.

"Gak paham gue Mel, lo beli sendiri aja deh!"

"Gue masih belum tahu balik kapan Den, di Semarang masih ribet. Please ya bantuin gue, tar nama-nama produknya gue kirim di chat deh, terus lo tinggal masuk ke Sephora dan tunjukin ke Mbak penjaganya"

Arden akhirnya hanya menghela napas, menuruti keinginan calon iparnya. Usai mengakhiri panggilan, buru-buru masuk ke outlate Swarovsky. Hari ini masih ada sebuah agenda penting yang menunggu, karenanya ia memilih untuk sesegara mungkin mengakhiri kegiatan belanjanya.

Salah seorang pramuniaga dengan stelan seragam rapi langsung menghampiri Arden saat laki-laki tersebut memasuki oulate. Kemudian, setelah mendengar keinginan Arden, ia menyodorkan beberapa produk.

Dengan pertimbangan yang cermat dan cepat, akhirnya Arden menjatuhkan pilihan pada sebuah kalung berliontin model bulu merak. Kalung tersebut terlihat elegan, dan menurutnya sangat cocok untuk Tantenya.

Setelah mendapatkan hadiah yang ia cari, Arden langsung menuju ke Sephora, tempat produk pesanan Melody berada.

"Eh, Mas ini, Mas Arden yang aktor itu ya?"
Pramuniaga toko kosmetik yang sedari tadi menemani Arden tiba-tiba menaruh curiga. Buru-buru laki-laki tersebut membenarkan letak maskernya.

"Arden siapa ya? Saya gak kenal Mbak"
Pramuniaga tadi hanya tersenyum dan kemudian mengangguk. Sungguh, sepenuhnya tidak percaya pada kalimat Arden barusan. Setelah itu, ia mengambilkan 3 Dior lipp tatto yang diinginkan oleh Arden, dan memandunya ke rak area produk mata, untuk mendapatkan pallate Urban Decey yang amat limited edioton.

Saat tangan pramuniaga tadi mengambil pallate terakhir yang ada di rak, secara bersamaan ada tangan lain yang juga menyentuh pallate tersebut.

"Maaf Mbak, saya duluan"
Ucap seorang gadis berambut ikal dengan tampilan make up soft peach. Pramuniaga tadi hampir melepaskan tangannya, tapi Arden buru-buru mencegah dengan tidak terima.

"Maaf Mbak, tapi sepertinya saya duluan yang mau ngambil barang ini"

Gadis berambut ikal tadi menatap Arden, dan menaikan satu alis.

90 Days (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang