Arden saat ini sedang mengenakan pakaian serba hitam, dan berdiri memandangi kekasihnya yang tepat berdiri di hadapannya. Tidak hanya itu, saat ini tangan mereka juga saling bertaut.
"Yaudah, kamu balik duluan sana" Arden spontan menggeleng dan mengeratkan genggamannya, setelah mendengar kalimat tersebut diucapkan oleh Lea dengan sedikit berat. Kentara sekali bahwa sebenarnya Lea tidak mau berpisah dengannya.
"Kamu aja yang duluan. Aku liatin dari sini" akhirnya Lea tertawa setelah melihat Arden mengerucutkan bibir di akhir kalimatnya. Kenapa sekarang Arden jadi semenggemaskan ini? Sejak kapan?
Meski dengan berat hati, akhirnya Lea mengambil langkah mundur, membuat tautan tangan mereka mulai terlepas sedikit demi sedikit. Tapi, saat tinggal ujung jari mereka yang bersentuhan, Arden tiba-tiba justru mengambil langkah maju, dan menarik Lea dalan pelukannya.
Ah, dia sungguh berat jika harus berpisah dengan Lea. Bagaimanapun, ini adalah hari pertama mereka jadian. Seharusnya mereka berdua melakukan banyak hal menyenangkan, seperti kencan melihat sunset, dinner romantis, atau sekedar jalan-jalan dan berbelanja. Apapun itu tidak apa, asalkan mereka melakukannya berdua.
Sialnya, kini pekerjaan menahan Arden untuk tetap stay di Lombok, dan harus merelakan Lea pulang sendirian ke Jakarta. Ah, betapa ironinya mereka harus melewati hari pertama ini.
"Kan 3 minggu lagi ketemu" Lea menepuk-nepuk pundak kekasihnya, berharap dengan kalimat, dan apa yang baru saja ia lakukan, Arden bisa lebih legowo. Karena saat ini memang tidak ada yang bisa dilakukan selain hal tersebut. Bagaimana pun, Lea ingin Arden bisa bersikap profesional, karena di luar sana, ada banyak sekali penggemar lelaki tersebut yang menantikan karyanya.
"Lama Le" Arden semakin mengeratkan pelukannya dan menjawab dengan nada sendu. Ia sama sekali tidak peduli pada orang-orang yang mulai menatap mereka dengan terang-terangan. Sepertinya, banyak diantara orang-orang yang menyadari bahwa yanh saat ini mereka tatap adalah Arden Putra Wijaya dan kekasihnya. Hal itu karena mereka jelas-jelas mengarahkan ponsel pada mereka.
Lea mencoba melepaskan pelukan mereka, meski dengan perasaan penuh ketidak relaan. "Aku tunggu kamu di Jakarta ya. Kamu semangat kerjanya. Inget, ada banyak orang di luar sana yang bakal kecewa kalo kamu mainnya gak bagus. Aku juga bakal selalu nantiin karya terbaik kamu" usai mengucapkan serangkaian kalimat tersebut, Lea dengan cepat dan singkat mengecup pipi kanan Arden. Membuat laki-laki yang beberapa detik lalu bermuka sendu, kini langsung senyun-senyum malu dan tersipu. Ah memang hanya Lea yang bisa membuat Arden sedih dan senang dalam satu waktu.
"Kamu hati-hati di jalan ya. Aku usahain segera pulang. Jangan lupa berkabar terus" ujar Arden sambil memasangkan topi hitam ke kepala Lea. Topi yang beberapa waktu lalu sengaja ia pakai untuk menutupi wajahnya dari jepretan paparazi.
Lea mengangguk patuh sambil tersenyum. Ia kemudian benar-benar membalikan badan dan mulai melangkah meninggalkan kekasihnya, setelah 3 tepukan pelan mendarat di pucuk kepalanya. Mana Lea tahu, bahwa tepukan kepala dari Arden kali ini rasanya begitu menghangatkan. Seolah menjadi jimat penenang untuk bekal perpisahan mereka beberapa waktu kedepan.
♡♡♡
Lea pikir, berpisah dari Arden adalah hal mudah. Lea pikir, menahan rindu pada Arden rasanya tidak akan se-menyiksa ini. Ya, segala macam dugaan Lea ternyata salah besar. Ia bahkan baru satu minggu berpisah dari Arden, tapi rasanya sudah seperti bertahun-tahun saja. Menghitung hari dan menunggu, menjadi dua hal yang paling menyebalkan untuk orang yang sedang menahan rindu. Seperti Lea, saat ini.
"Aaahhh gue kangen bangeeeet huhu" Lea memeluk guling erat, seolah dengan demikian rasa rindunya pada Arden akan bisa terobati meski sedikit.
"Telpon aja kali Le. Atau nggak, vidcall sana!" Sandra yang sedang membaca majalah kesal sendiri dengan kelakuan sahabatnya. Sedari datang, gadis tersebut hanya mengatakan rindu Arden, kangen Arden, rindu, kangen, kangen, rinduuu. Sampai bosan Sandra mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days (Tamat)
HumorArden Putra Wijaya terjebak dalam hubungan palsu dengan Ileana Maheswari selama 90 hari, karena suatu skandal yang mengancam karir mereka berdua dan menyebabkan kesalah pahaman besar di masyarakat. Kira-kira mampukah mereka menyelesaikan skandal yan...