"lo gila le? Nggak! Gue nggak setuju!" Sandra berujar kasar sambil menggebrak meja kerjanya. Sedari pagi, ia sudah sangat kesal pada berita yang sedang ramai di internet, semua media heboh mengabarkan soal keretakan hubungan Lea dan Arden, karena alasan Arden terjebak cinlok dengan lawan mainnya-Ranti.
Lalu, baru saja Lea mengatakan pada Sandra, bahwa besok dirinya akan datang ke konser tunggal Arden. Buat apa coba? Bagaimana kalau sampai banyak wartawan, dan Lea dijadikan bulan-bulanan? Belum lagi kalau sampai banyak fans Ranti yang datang ke konser, bisa-bisa Lea dalam bahaya. Sekarang saja, media sosial Lea sudah ramai dengan hujatan dari para penggemar Ranti, mereka beramai-ramai mendorong Lea untuk putus dari Arden. Mereka mengatakan Lea tidak pantas untuk Arden, serta menuliskan berbagai macam hujatan lain.
"Sand, kayanya kemarin memang salah gue deh"
Sandra membelalak, dan menggeleng setelah mendengar peryataan sahabatnya barusan. Ia sungguh tidak mengerti dengan akal pikiran Lea.
"mohon maaf nih, baginda ratu. Kayanya lo udah kena syndrom toxic relationship deh"
"apaan sih Sand. Gue baik-baik aja"
"baik-baik, dari Hongkong?! Otak lo udah geser Le. Lo udah jadi korban, tapi malah simpati sama pelaku. Sudah disakitin tapi gak ngerasa, dan gak sadar. Ujung-ujungnya, tetep saja belain pelaku"
Lea terdiam, menimbang kalimat Sandra. Tapi bagaimana pun, menurutnya antara dirinya dan Arden memang ada hal yang harus diselesaikan. Sampai saat ini jelas hubungan mereka belum berakhir, karena baik dirinya maupun Arden belum ada yang mengatakan kalimat putus. Jadi, tidak peduli di luar sana ada berapa banyak media yang mengatakan bahwa ia telah putus dengan Arden, dan tidak peduli ada berapa banyak orang yang mengatakan bahwa Arden sudah menjalin hubungan dengan Ranti, baginya itu tidak berarti.
Orang yang berhak mengatakan apakah mereka sudah putus atau belum hanyalah dirinya, dan Arden. Tidak ada yang lain. Jadi, sebelum diantara mereka ada kata putus, jelas mereka masih terhubung satu sama lain.
Selain itu, Lea ingin datang langsung ke konser tunggal ini karena ia paham betul betapa pentingnya konser ini untuk kekasihnya. Ia ingin menjadi salah satu saksi tercapainya impian Arden, karena ia masih sangat menyayangi laki-laki tersebut. Toh lagipula masalah diantara mereka tidak sebesar itu kan? sampai bisa menghilangkan rasa sayang Lea begitu saja.
"Sand. Please, temenin gue" Lea menatap Sandra dengan mata penuh permohonan.
"nggak!!" sandra menjawab tegas
***
Untungnya, Anita bersedia memberikan tiket vip, sehingga setidaknya Lea tidak perlu berdesak-desakan dengan penonton lain.
"aduh, berisik banget!" lagi-lagi Sandra ngedumel kesal. Ya, pada akhirnya Sandra tetap menemani Lea menonton konser tunggal Arden. Mau bagaimana lagi, Lea mengancam akan berangkat ke konser sendirian jika Sandra tidak menemaninya. Jelas saja itu adalah hal yang sangat berbahaya, sebagai sahabat yang baik, Sandra tidak mungkin tega membiarkan Lea ada dalam situasi berbahaya sendirian.
"eh, itu kursi kita" Lea dengan riang menunjuk dua kursi bernomor 17 dan 18. Buru-buru ia menarik Sandra, agar mereka bisa segera duduk.
"Lea, topi lo pakai yang bener!" Sandra geretan, dan membenarkan letak topi. Sesuai dengan persyaratan Sandra, Lea boleh hadir di konser Arden, asal dengan melakukan penyamaran. Mereka tidak bisa mengambil risiko, Lea tertangkap media, atau fans Ranti di konser ini.
Sekitar 30 menit setelah mereka duduk, akhirnya konser tunggal super megah milik Arden Putra Wijaya dimulai. Di baris kursi depan, Lea bisa melihat ada keluarga Arden yang datang, namun karena Lea sedang dalam mode penyamaran, membuat dirinya terpaksa tidak bisa menyapa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days (Tamat)
HumorArden Putra Wijaya terjebak dalam hubungan palsu dengan Ileana Maheswari selama 90 hari, karena suatu skandal yang mengancam karir mereka berdua dan menyebabkan kesalah pahaman besar di masyarakat. Kira-kira mampukah mereka menyelesaikan skandal yan...