Arden diam sambil menahan kekesalan karena Anita-manajernya yang galak tidak tertolong sedari tadi terus nyerocos begini dan begitu. Dia sampai sudah habis kata untuk menyangkal segala tuduhan yang diberikan oleh pihak manajemen padanya. Bisa-bisanya, mereka mengatakan bahwa Arden baru saja melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis yang ternyata merupakan anak Gubernur. Dan, gadis itu tidak lain adalah Ileana Maheswari, alias si rambut mie.
Shit, bencana apa ini?
"Masih belum aman?"
Anita bertanya melalui handphone pada seseorang diseberang.
"Oke, pantau terus"
"Kita belum bisa pergi, di basement dan lantai bawah banyak wartawan"
Anita memberikan penjelasan pada Arden, juga Gerald yang baru saja datang sambil membawa minuman kaleng untuknya. Dalam hati, Anita memuja-muja ketampanan Gerald, menurut Anita, Gerald memiliki ketampanan sempurna. Bisa dibilang bahwa ketampanan Gerald adalah ketampanan Arden versi lebih matang dan dewasa. Tidak heran jika banyak gadis yang mengidolakan lelaki ini, termasuk dirinya. Tiap bertemu dengan Gerald, Anita selalu seperti ini. Terpesona.
Sedangkan disisi lain, sebenarnya Gerald ingin sekali mengusir Anita dari apartemennya, bukannya apa-apa, ia hanya tidak suka jika ada orang asing yang mendatangi area pribadinya. Selain itu, ia juga tidak nyaman, ditatapi oleh seseorang dengan penuh minat seperti yang ditengah dilakukan oleh Anita saat ini. Namun, ia paham betul bahwa saat ini situasinya sangat tidak memungkinkan.
Tok Tok Tok
Arden mengetuk meja yang ada di depan Anita, karena manajernya tersebut entah sadar atau tidak tengah menatapi Gerald dengan begitu dalam.
"Jangan macem-macem, udah punya orang. Tuh liat jari manisnya"
Ucapan Arden langsung membuat Anita memerah karena malu. Namun demikian gadis tersebut secara otomatis tetap mengarahkan matanya pada jari manis Gerald, dan benar saja, disana sudah ada sebuah cincin yang melingkar.
Gerald tidak peduli, ia acuh dan justru melontarkan pertanyaan yang membuat Arden kembali didera rasa kesal amat besar. "Lo gak beneran melecehkan anak Gubernur kan, Den?"
"Abang!"
"Gue cuma tanya Den. Tadi pas gue di kamar, keluarga pada heboh tanya ini itu ke gue soal vidoe lo yang kesebar. Bokap lo juga khawatir banget"
"Ini salah paham Bang, salah paham. Gue beneran gak kenal sama si rambut mie burung dara itu!"
Arden sungguh frustasi.
"Ceritain yang sebenernya. Runut, detail, jangan ada yang lo kurangin, atau tambahin. Sekarang!"
Perintah Gerald dengan suara tegas. Ia tidak berteriak, namun membuat siapa saja yang mendengar perintah barusan, pasti bersedia langsung menjalankannya.
Sungguh, kharisma seorang Gerald Putra Wijaya, rasanya memang tidak akan bisa dihindari oleh siapapun. Begitu batin Anita dengan mata berbinar, penuh kagum.
Setelah itu, Arden mulai menceritakan runut permasalahan yang mereka alami. Hal itu lantas membuat Gerald ikut mengangguk-angguk. Diam-diam dia ikut mencoba berpikir, mencari solusi. Namun, saat ia tengah ikut serius mencari jalan keluar, tiba-tiba telpon disaku celananya berbunyi. Dan dalam hitungan sepersekian detik, wajahnya yang semula serius tiba-tiba berubah menjadi sangat gembira.
"Hallo, sayang"
Gerald menjawab cepat, dan pergi dari ruang tamu begitu saja, seolah melupakan keberadaan Arden dan Anita. Melupakan pertanyaan dan situasi penting yang baru saja coba ia pahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days (Tamat)
HumorArden Putra Wijaya terjebak dalam hubungan palsu dengan Ileana Maheswari selama 90 hari, karena suatu skandal yang mengancam karir mereka berdua dan menyebabkan kesalah pahaman besar di masyarakat. Kira-kira mampukah mereka menyelesaikan skandal yan...