Neun und Zwanzig - Anniversarry Opa Wisnu dan Oma Kayla (2)

2.2K 203 8
                                    

Mobil Bimo berhenti di villa pukul sepuluh lewat berapa menit. Ia harus rela bangun lebih pagi dan mengantar Julian dan yang lain untuk membeli bahan-bahan makanan untuk acara nanti malam. Dua jam lebih ketiganya baru selesai berbelanja. Benar-benar lama sampai-sampai ia makan bubur ayam yang berada di pinggir jalan karena perutnya sudah tak bisa di ajak kompromi. Lagian ia belum sempat sarapan tadi.

"Kalian angkat yang ringan aja, biar Om dan Julian yang berat," kata Bimo saat membuka garasi mobilnya dan mengeluarkan tas belanjaan dan plastik yang membungkus banyak sekali aneka sayuran, lauk dan bahan dapur lainnya.

Elvano yang sejak tadi memang menunggu di teras langsung berdiri dan mendekat saat melihat Liora turun dari mobil.

Baru saja Liora akan mengangkat belanjaan, sebuah tangan mendahuluinya. "Biar aku aja," sela Elvano mengangetkan Liora.

"Eh-" Liora tak bisa berkata-kata. Ia hanya berkedip-kedip melihat Elvano membantu Bimo dan Julian menurunkan barang.

"Kalian berdua masuk aja, Liora panggilin Kelvin dan yang main buat bantu angkat barang-barang ini." ucap Bimo.

Mbak Ningsih dan Liora mengangguk dan masuk ke dalam. Tak lupa ia mencari Kelvin dan memberitahunya jika Pak Bimo memanggilnya dan yang lain untuk mengangkat barang.

"Kali ini kamu menang," ujar Elvano dingin masih sibuk menurunkan barang dari bagasi mobil Bimo.

Julian yang mendengar itu mengangkat alis bingung dan menoleh kearah Elvano.

"Maksud kamu apa?"

"Aku nggak suka Bang Julian dekat-dekat dengan Liora." pungkas Elvano kemudian. Wajahnya tanpa ekspresi dengan suara dingin.

Sepertinya ini kalimat terpanjang Elvano selama mereka bertemu dan berbicara berdua.

Baru saja Julian ingin menanggapi, Elvano sudah pergi terlebih dahulu dari hadapannya. Ia menatap punggung Elvano yang perlahan hilang di telan pintu.

"Sudah di keluarin semuanya?" Bimo yang baru saja muncul setelah mengangkat telepon dari kantor bertanya pada keponakannya itu.

"Sudah, tinggal di bawa masuk ke dalam." balas Julian.

Tak lama Kelvin, dan para laki-laki lainnya keluar membantu mengangkat barang-barang belanjaan ke dalam villa.

🌼🌼🌼

Malam harinya acara perayaan pernihakan Opa Wisnu dan Oma Kayla berjalan dengan lancar. Syukuran dengan berkumpul bersama keluarga sudah jarang mereka lakukan, karena kesibukan para anak dan juga cucu-cucu mereka.

Acara syukuran ini sangat khitmad.

Julian, Kelvin dan Mbak Ningsih sibuk membakar daging yang sudah di cuci bersih dan di beri bumbu sebelum memanggangnya. Elvano membantu Liora membakar ayam tepat di sebelah Julian. Kenand, Leo, Devan dan Arrayan sibuk menusuk daging juga paprika lalu memberi bumbu untuk kemudian mereka bakar.

Para anak-anak bermain bersama. Cetta, Bagas, Alby, Dyra bermain di rumput yang di gelar tikar.

"Happy Anniversarry Mom, Dad!"" David muncul bersama Rachel dengan kue ulang tahun yang bertuliskan angka 50 tahun di atasnya.

Kayla dan Wisnu kaget dan tertawa melihat kejutan dari anak dan juga menantu kesayangannya.

"Oh so sweet! Thank you so much, Honney!" ucap Kayla sembari menyeka sudut matanya yang berair.

Wisnu memeluk istrinya dan mencium kening Kayla sayang. "Selamat hari pernikahan, Sayang."

Kayla balas memeluk sang suami dan mencium pipinya. "Iya Sayang, duh nggak terasa ya? Semoga pernikahan kita awet dan hanya maut yang memisahkan kita."

"Aaaamiiinnnn!" Seru semua orang menyaksikan keromantisan Opa dan Oma mereka.

"Nah anak-anak sekarang kita makan-makan terus abis itu kita karaokean gimana?" Seru Daffa semangat.

"Setuju!" Seru Kenand, Kelvin, Devan dan Leo.

"Yaudah sini-sini! Kita makan dulu, isi tenaga buat begadang!"

Mereka semua pun menghampiri meja panjang yang sudah di siapkan sebelumnya. Mereka berada di taman belakang villa yang sangat luas, tempat berkumpul dan barbaque-an bersama.

Daffa dan Karren membantu Alby dan Dyra makan. Randy dan Sabrina, istrinya menyiapkan makanan untuk anak mereka. Begitu juga dengan Damar dan Vera.

Semuanya makan dengan lahap sesekali di barengi obrolan yang semakin menambah kehangatan keluarga ini.

Canda dan tawa membaur saat mereka berkaraoke. Tentu saja Daffa yang memimpin berhubung ia mantan anak band yang terkenal di ibukota.

Kelvin, Leo dan Kenand ikut bernyanyi membuat semua orang teetawa dengan aksi kocak mereka.

🌼🌼🌼

"Ikut aku yuk?" Liora menoleh saat Elvano tiba-tiba menarik tangannya.

"Mau kemana?" Tanyanya bingung soalnya yang main sibuk bernyanyi satu-persatu. Nesya berdiri di depan sembari memegang pisang yang di jadikan sebagai microfon. Di sampingnya ada Kenand yang menari dengan heboh. Kedua orang tua Kenand sibuk merekam aksi anak mereka.

"Ikut aja, entar kamu tahu," kata Elvano menarik lembut tangan Liora dan membantunya berdiri.

Keduanya diam-diam menjauh dari yang lain dan menuju sebuah pintu rahasia.

"Eh di sini ada pintu?" Tanya Liora begitu Elvano membuka pintu yang di lapisi lumut untuk menyamarkannya.

Elvano mengangguk. "Ini pintu rahasia aku," akunya. "Ayo keluar."

Liora hanya menurut dan keluar dari pintu rahasia itu. Elvano menutup kembali pintu tersebut setelah keluar.

"Kita mau kemana, Bang?"

"Danau."

Tersentak kaget, Liora menatap Elvano yang balas menatapnya.

"Bukannya kata Bang El nggak boleh ke sana? Kita kan juga bukan muhrim,"

Elvano mengedipkan matanya dua kali. Sepertinya ia kemakan omongan sendiri. Ia bingung harus menjawab apa.

Mengusap hidungnya yang tak gatal, Elvano berpikir keras apa yang harus ia katakan.

"Kok diem, Bang?" Bingung Liora karena Elvano hanya menatapnya tanpa menjawab.

"Em, itu...itu..." tuhkan Elvano jadi gugup sendiri.

Haduh Elvano harus jawab apa?

🌼🌼🌼🌼

Doubel Update!!!!

Seneng nggak?? Nulisnya seharian dong wkwk (gini nih klau lagi mood baik bisa selesai 2 part dalam sehari 😁)

Jangan lupa tinggalkan jejak kawan.

Happy reading😘

Best Regards,
-Rinai Hujan-

06 Januari 2021.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang