Vier und Zwanzig - Holiday

2.6K 220 13
                                    

I'm back 😁
Ada yang kangen nggak? 😂

Btw aku hiatus lama banget ya? Hampir 4 bulan🤣 maaf deh maaf aku gantungin (ya walaupun udah sering di gantungin ama doi. Eaaakk🤪)

Yang ngikutin aku di ig pribadi pasti tau aku sibuk banget ngejar deadline proposal dan skripsi. Asli bener2 nguraz tenaga dan otak! Tapi alhamdulillah akhirnya aku bisa ngelewatin itu semua dengan lancar🥺 terharu dan nggak nyangka ternyata aku bisa melangkah sejauh ini ya? Ini juga berkat doa ibuk tentu aja, ayah, saudara dan teman2 yang terus support aku agar bisa nyelesain kuliah di masa pandemi ini. Bener2 berat🙃 aku salut sama diri aku dan buat kamu juga yang udah berhasil nyelesain sekolah, kuliah di tahun ini. Selamat ya? ☺️

Btw jangan manggil "author, thor, kurang suka 🙃

Happy reading sayang2 akuh❤️

🌼🌼🌼

David dan Rachel saling berpandangan melihat tingkah laku putra dan putrinya yang sejak tadi saling bisik-bisik di meja makan.

"Ini masih pagi lho, kalian berdua bukannya makan sarapan malah bisik-bisik nggak jelas," tutur David sembari menyendok nasi dan memasukkan ke dalam mulut.

Rachel ikut mengangguk. "Mau ngomong apa?"

"Bunda tau aja hehehe," kekeh Nesya.

"Jadi kenapa?"

"Abang aja yang ngomong. Kan Abang yang butuh."

Elvano menghela napas. Ia meletakkan sendok dan garpunya di piring.

"Yah, Bun, boleh nggak nanti setelah ujian semester kita pergi liburan?"

"Liburan?" Tanya David.

"Iya Yah! Bang El pengen ngajak Liora kencan tapi nggak tau dimana. Makanya-"

Buru-buru Elvano membekap mulut Nesya sebelum melanjutkan ucapannya.

David dan Rachel saling bepandangan sebentar dan tertawa. Mengerti maksud dari ucapan kedua anaknya.

"Boleh. Nanti Ayah pikirin lagi." ucap David mengulas senyum hangatnya.

"Yey! Kenand ikut kan, Bun, Yah?" Seloroh Kenand mengambil tempat duduk di samping Nesya.

"Boleh, nanti sekalian Bunda tanya ke Mama sama Papa kamu ya?"

"Siap Bos!"

Nesya berdecak kesal. "Ngapain ikut sih? Ini kan liburan keluarga!"

"Aku kan keluarga kamu, iyakan Bun, Yah?" David dan Rachel terkekeh.

"Lagian bentar lagi juga jadi mantu." gumam Kenand yang masih di dengar oleh seluruh orang di meja makan, termasuk Elvano yang langsung memasang wajah dinginnya.

"Geer banget!"

"Ini tuh nggak geer, Nenes. Tapi lagi usaha. Ngerti nggak?"

"Yayaya, terserah!"

🌼🌼🌼

"Li, liburan nanti kamu mau ikut nggak?" Liora baru saja menyimpan tasnya di atas meja saat Nesya berbicara padanya.

"Liburan?" Nesya memgangguk.

"Nggak ah, aku kan kerja. Nanti juga ganggu acara keluarga kamu," ujar Liora menolak secara halus.

"Tenang aja, si Kenand juga ikut kok. Terus teman-temannya Bang El juga ikut. Jadi kamu ikut ya? Nanti aku sendirian!" Bujuk Nesya memasang puppy eyes andalannya.

Menghela napas, Liora bekata. "Nanti aku liat situasinya ya? Soalnya Bos aku agak galak soalnya."

"Sip! Pokoknya aku tungguin kabar baiknya ya?"

Liora mengangguk.

Tak lama guru Matematika mereka masuk ke dalam kelas dan menyuruh semua siswa membuka buku paket melanjutkan materi minggu lalu.

🌼🌼🌼

Nesya : Bang aku udah ngasih tau Liora dan dia bilang bakalan usahain.

Saat membaca pesan dari Nesya, tanpa sadar Elvano tersenyum.

Ia tak membalas, cuma membacanya saja.

"Sstttt! Ngapain senyum-senyum? Udah gila ya?" Celetuk Leo dari belakang.

Pembelajaran Bahasa Inggris masih berlangsung saat pesan Nesya masuk. Untung saja Elvano men-silent ponselnya terlebih dahulu. Kalau tidak, Sir Arthur bisa mengambil ponselnya dan menyuruhnya memanggil orang tua karena kedapatan memainkan ponsel saat jam pelajaran masih berlangsung.

"Biasa orang lagi jatuh cinta emang gitu," balas Devan yang tak sengaja membaca pesan dari Nesya tadi.

"Ck! Dasar ya bucin!" Sambung Leo masih berbisik.

"Bucin?" Tanya Elvano mengerutkan alis bingung.

"Budak Cinta, Bro." Jelas Devan.

Elvano hanya mengangguk dan kembali mengarahkan pandangannya ke depan. Takut kalau-kalau Sir Arthur melihat mereka bertiga berbicara di kelas.


🌼🌼🌼

"Kamu bisa kan nanti?" Liora mengurungkan niatnya turun dari mobil.

Seperti biasa sepulang sekolah Elvano akan mengantar Liora ke tempat kerjanya dan langsung menuju tempat kursusnya. Mengingat Ujian Nasional sudah semakin dekat, Elvano harus belajar lenih giat lagi ya walaupun tanpa belajar dia juga bisa menjawab soal-soal dengan mudah.

Menggaruk kepalanya yang tak gatal, Liora bingung jawab apa.

Setelah diam selama tiga detik akhirnya ia berkata. "Nanti aku izin ke Bos dulu ya, Bang?"

Elvano mengangguk dan mengelus kepala Liora dengan sayang. "Semangat kerjanya ya?"

Pipi Liora memerah. "Bang El juga, semangat dan hati-hati."

Lagi-lagi Elvano hanya mengangguk. "Aku kerja dulu. Sekali lagi hati- hati, Bang." Liora langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam caffe.

Mencoba menutupi wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus dan jantung yang berdebar.


🌼🌼🌼🌼

Maaf ya segini dulu. Ini ngetiknya di paksain soalnya kurang fit. Lagi meriang dan pusing 🤧 kalian jaga kesehatan ya. Jangan lupa selalu pakai masker dan jaga jarak.

Best Regards,
-Rinai Hujan-

02 Desember 2020.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang