Neunzehn - Mine? (2)

4.3K 325 27
                                    

"Terima kasih, Bang." ucap Liora tulus setelah mobil Audi berwarna putih itu berhenti tepat di pekarangan rumah Liora.

"Hm." gumam Elvano sembari melihat keluar jendela rumah sederhana itu yang tampak gelap.

Melepas seatbelt yang melingkar di tubuhnya, Liora merapikan pakaiannya dan mengendong tasnya di punggung. "Hati-hati Bang. Sekali lagi makasih." setelahnya ia membuka pintu dan segera keluar dari mobil Elvano.

"Besok pagi aku jemput." ujarnya sebelum Liora menutup pintu penumpang.

"Nggak ada penolakan." sambungnya yang lagi-lagi membuat Liora mengerutkan alis bingung dan hanya mengangguk pasrah.

Tak lama mobil Audi putih itupun menghilang dari pandangan Liora.

🌼🌼🌼

Seperti perkataannya semalam jika pagi ini Elvano akan menjemputnya, lagi, benar. Buktinya baru saja Liora membuka pintu rumahnya sebuah mobil yang sangat ia kenali sudah terparkir di pekarangan rumahnya. Perlahan ia berjalan dan berhenti didepan mobil putih yang kaca jendela depan terbuka menampilkan wajah cantik sahabatnya, Nesya dan sang kakak yang menatapnya lurus dari balik kemudi.

"Pagi Liora." sapa Nesya ceria.

"Pagi, Nes." balas Liora sembari tersenyum.

"Ayo naik keburu telat lho!" Liora mengangguk dam membuka pintu penumpang bagian belakang dan dikagetkan dengan keberadaan Kenand yang sedang nyengir kearahnya.

"Hehehe kaget ya?" candanya sembari menggeser duduk ke pinggir memberikan Liora tempat.

"Iyalah." ia mendengkus dan masuk ke mobil duduk tepat di samping Kenand yang kini sibuk bermain game di ponselnya.

"Kenand jangan gangguin Liora!" tegur Elvano dengan suara dinginnya membuat aktivitas Kenand berhenti di ponselnya dan menghela napas pasrah.

"Iya Bang." Kenand memutar bola mata sebelum melanjutkan bermain game.

Elvano melirik sekilas Kenand melalui cermin di tengahnya lalu menancap gas melajukan mobil kesayangannya.

Sepanjang jalan Nesya tidak berhentinya berceloteh dan sesekali Liora menanggapinya. Kenand juga sering menyahut yang ditanggapi dengan Nesya malas. Sedangkan Elvano hanya fokus menyetir tapi sesekali ia mencuri pandang kearah Liora melalui cermin depannya. Ia tersenyum kecil melihat bagaimana gadisnya itu tersenyum.

🌼🌼🌼

"Bang El ngapain ikut sampe kelas aku sih?" Nesya mengerucutkan bibirnya soalnya abangnya itu mengikutinya sampai depan kelas.

"Nggak apa-apa. Cuma pengen nganter adek abang yang cantik ini." Elvano tersenyum tipis sembari mengacak rambut adiknya sayang. Ia lalu menoleh kearah Liora yang sudah masuk terlebih dulu bersama Kenand.

"Kalau gitu belajar yang rajin." lanjutnya sebelum beranjak menuju kelasnya.

Nesya hanya mengangguk dan melihat punggung tegap abangnya yang perlahan menghilang di belokan kelas.

Sembari masuk ke kelas dan duduk tepat di samping Liora, Nesya mencolek bahu sahabatnya itu. "Kamu ada apa sama Bang El?"

"Nggak ada apa-apa. Emangnya kenapa?"

Liora bingung dengan pertanyaan tiba-tiba sahabatnya itu. Ya walaupun ia juga bingung dengan sikap Bang El belakangan ini yang sangat aneh menurutnya tapi ia mencoba menampiknya.

"Yakin nggak ada apa-apa nih?"

"Iya nggak ada apa-apa."

"Ya kalau ada apa-apa juga nggak apa-apa sih. Malahan aku seneng."

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang