Funf und Dreißig - Please, Let Me Go

2.4K 209 42
                                    

Play to mulmed 🔝
🎶 Dynamic Duo - feat Chen EXO 🎶

🌼🌼🌼

Seorang pria dewasa dengan setelan jas mahalnya masuk ke sebuah club ternama di Jakarta. Beberapa pengawal berpakaian formal mengikutinya dari belakang. Ia tak perlu izin untuk masuk ke tempat ini, tak perlu juga menunjukkan kartu identitasnya. Karena club yang ia masuki adalah salah satu club miliknya.

Dengan tubuh tinggi, wajah tegas, hidung mancung, mata bulatnya berwarna coklat menyapu pandangan ke seluruh penjuru tempatnya berdiri. Walaupun ia sudah tak muda lagi tetapi tubuh kekarnya membuktikan jika ia merawat tubuhnya tetap bugar meski dimakan usia.

Suara musik berdentuman memenuhi indra pendengarannya. Musik yang di mainkan oleh Disk Jokey membuat para pengujung semakin bersemangat meliuk-liukkan tubuhnya di dance floor. Dua orang wanita berpakain minim dan ketat menghampiri pria itu.

"Aku tidak ingin di ganggu," kata pria dewasa tersebut sembari mengangkat tangan mengisyaratkan agar wanita-wanita itu pergi dari hadapannya.

Pengawal yang berada di dekatnya mengusir wanita penghibur untuk pergi. Keduanya mengumpat sebelum pergi dari hadapan pria tersebut.

"Tuan ingin meminum sesuatu?" Bartender yang melihat kedatangan sang pemilik club langsung memghampiri pria itu dan menawarkannya minuman.

"Tidak, kamu kembalilah bekerja," pungkasnya sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana.

Beberapa tahun terakhir ia tinggal di Jepang untuk menenangkan dirinya setelah bebas dari penjara. Ia juga harus menghandle beberapa perusahaan sang Papa, mengingat ia satu-satunya anak tunggal dan harus meneruskan perusahaan keluarga.

"Kamu coba hubungi lagi sampai telponnya diangkat," sebuah suara mengalihkan perhatian pria dewasa itu. Ia melihat ke satu arah dan menemukan dua orang pemuda tampak gelisah dan mencari-cari seseorang.

"Tetep nggak diangkat, Bang! Aku takut Liora kenapa-kenapa!" sahut suara pemuda lainnya yang lebih muda pemuda sebelumnya.

"Anak muda jaman sekarang, nongkrongnya di club," gumamnya pelan dan kembali meneruskan langkahnya menaiki tangga dimana ruangannya berada.

🌼🌼🌼


Sementara kedua pemuda itu sangat khawatir dengan gadis yang mereka cari.

"Kamu yakin Liora di bawa ke sini?" Ini adalah pertanyaan Kelvin yang ke sekian kalinya sejak Elvano menceritakan apa yang terjadi.

Elvano menghembuskan napas kasar seraya berdecak. "Abang udah nanya ini berkali-kali," ucapnya datar membuat Kelvin mingkem.

Adik sepupunya ini sekali ngomong pasti pedas, ngalahin boncabe.

Menggaruk kepalanya yang tak gatal, Kelvin melihat sekitar dan matanya menatap bartender yang sedang sibuk meracik minuman.

"Ikut sama Abang," katanya dan berjalan menuju bartender. Elvano menurut dan mengikuti Abangnya.

"Permisi," bartender yang sedang sibuk meracik minuman berhenti menuangkan minuman berwarna bening yang ingin dituang ke dalam gelas. "Kami boleh bertanya?"

Bartender tersebut mengangguk sembari kembali menuangkan minuman berwarna bening ke gelas. "Apa Mas liat perempuan tingginya kira-kira segini," Elvano berujar menggerakkan tangannya ke bahu. "Terus rambutnya panjang, putih dan cantik," jelas Elvano menyebutkan ciri-ciri Liora.

"Mas disini banyak perempuan dan saya tidak mungkin mengenal wajah mereka semua," balas sang bartender.

Mengusap hidungnya Kelvin berpikir sejenak. "Kamu ada foto Liora nggak?"

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang