Vier und Dreißig - Nightmare (2)

2.2K 193 22
                                    

Warning! Part ini menguras emosi.

Happy Reading ❤️

🌼🌼🌼

Sudah beberapa menit berlalu namun Kelvin belum juga sampai.

Elvano menggenggam ponselnya dengan kuat seakan menyalurkan rasa frustasinya melalui benda pipih tersebut.

Tiga puluh menit berlalu namun Kelvin belum juga sampai. Ia khawatir, jangan-jangan Uncle Juna mengetahui anaknya mau kemana.

Ia mencoba mendial nomor telpon Kelvin saat suara orang yang di tunggu-tunggu sejak tadi mengurungkan niatnya.

"El!" Seru Kelvin membuat Elvano mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Kelvin yang berdiri satu langkah darinya.

"El!" Seru Kelvin membuat Elvano mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Kelvin yang  berdiri satu langkah darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa bisa ke sini sih?" Tanya Kelvin penasaran dengan sepupunya itu. Karena setahunya adiknya itu tak pernah pergi ke tempat seperti ini.

"Ceritanya panjang, yang penting kita masuk sekarang. Aku takut Liora kenapa-kenapa." Balas Elvano.

"Liora? Liora di sini?"

"Iya, Bang! Makanya ayo kita masuk sekarang!"

Dan keduanya pun berjalan menuju pria bertubuh besar yang menjaga pintu club tadi. Kelvin memperlihatkan kartu identitasnya kepada mereka dan usai mendapat persetujuan, kedua kakak-beradik itupun masuk ke dalam club.

Hal pertama yang menyambut mereka adalah suara bising dari Disk Jokey yang tampak asik melakukan tugasnya menghibur para pengunjung club. Kelvin membimbing adiknya masuk mencoba menerobos orang yang menghalangi jalan mereka dan memutuskan berhenti di depan meja bartender karena tempat ini lumayan sepi. Para pengunjung tampak sibuk berdansa di dance floor dengan perempuan-perempuan yang memakai pakain minim dan ketat dan pemandangan yang membuat Elvano membelalakkan matanya saat melihat di sofa sudut ruangan ada laki-laki dan perempuan sedang becumbu dan mereka tak memperdulikan suasana sekitar.

Melihat itu Kelvin tertawa. "Kamu kenapa kaget gitu?" Tanya Kelvin sembari berteriak melihat ekpresi adiknya.

"Itu mereka kenapa ciuman disana?" Elvano balas berteriak karena suara musik yang keras dan memekkan telinga membuatnya harus berteriak agar bisa di dengar.

"Itu udah biasa di sini, El! Kamu baru liat sih, bahkan ada yang lebih dari itu!" Terang Kelvin yang membuat Elvano merinding mendengarnya.

Melihat pemandangan tadi saja sudah membuatnya ingin muntah apalagi jika ia harus melihat pemandangan yang lebih dari itu.

Ia menggelengkan kepalanya tak ingin membayangkan itu.

Sekarang yang harus ia pikirkan adalah Liora.

Gadisnya.

Kekasihnya.

"Kita mau nyari Liora kemana? Di sini rame banget, El."

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang