Siebzehn - Approach (2)

3.6K 290 28
                                    

Typo bertebaran gaes 😂

Jangan lupa tinggalkan jejak kawan dengan vote dan komen 😊 sider muncul dong jangan malu-malu! Aku nggak gigit kok whehhehe🤣

🌼🌼🌼

Sudah sepuluh menit tak ada yang berbicara setelah mereka pergi dari kantin, lebih tepatnya Elvano yang memaksa Liora pergi dari sana dan membawanya ke taman belakang sekolah.

Hening.

Berkali-kali Liora melirik pemuda di sampingnya yang entah sudah berapa kali menghela napas dan menghembuskannya pelan seolah-olah ada kegelisahan di sana.

"Bang El nggak apa-apa?" akhirnya setelah keheningan yang melanda mereka berdua, Liora membuka suara.

Mata yang tadinya memandang langit kini menoleh kearah gadis yang sejak tadi hanya diam menunggunya berbicara. Ia bukannya tak tahu jika gadis yang duduk di sampingnya itu juga bingung dengan sikapnya yang aneh.

"Aku cemburu." satu kalimat itu sukses ia ucapkan tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Liora mengerjap-ngerjapkan matanya. "Maaf, Abang ngomong apa?" tanya Liora dengan memasang wajah bingung.

Lagi untuk yang kesekian kalinya Elvano menghela napas. Apa gadis itu tidak tahu jika ia sudah berusaha untuk mengendalikan degub jantungnya yang entah sejak kapan berdetak sangat cepat dari biasanya?

Ya Tuhan!

Elvano merutuki dirinya sendiri yang mendadak kaku seperti ini. Ia mengalihkan pandangannya dari gadis pemalu di sampingnya lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Ia malu.

Benar-benar malu!

"Sialan kamu, Le!" makinya dalam hati mengumpati Leo, sahabatnya itu yang berhasil memancing dirinya dan sekarang ia bingung harus berbicara apa pada sahabat adiknya itu.

Suara deringan ponsel membuat Elvano kembali melirik kearah Liora yang saat ini sedang merogoh ponsel bututnya di saku rok abu-abunya. Setelah melihat nama yang tertera disana Liora berniat menjauh namun tangannya di tahan oleh Elvano.

"Kamu angkat disini." ujarnya dingin.

Liora menghela napas pelan. Ia ingin membantah tapi wajah datar dan tatapan elang Abang dari sahabatnya itu membuatnya tak bisa berkutik dan alhasil ia menuruti kemauan seniornya itu.

"Assalamualaikum." sapa Liora begitu ia menekan tombol berwarna hijau di ponselnya.

"Waalikumsalam. Liora kamu masih di sekolah?" balas orang di seberang sana setelah sebelumnya menjawab salamnya.

"Iya, Bang. Kenapa?"

"Kamu bisa kan kalau ke cafe lebih cepat dari biasanya?"

"Emangnya ada apa, Bang?"

"Hari ini Mbak Ningsih nggak masuk, tadi dia nelpon aku katanya dia sakit. Makanya aku nelpon kamu biar bisa gantiin dia sementara. Nggak apa-apa kan?"

"Em iya Bang. Aku usahain ya."

"Oke kalau gitu semangat belajarnya! Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Liora memasukkan kembali ponsel bututnya itu ke saku rok abu-abunya.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang