Funf - Memories

6.2K 392 11
                                    

Play to mulmed 🔝
🎶 My First Story - Home 🎶

🌼🌼🌼

Seperti hari senin sebelumnya, usai melaksanakan upacara bendera yang wajib dilaksanakan oleh seluruh siswa dan guru lapangan kembali kosong.

Terik matahari sangat menyengat padahal jam baru menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit.

Para siswa kembali ke kelas mereka masing-masing untuk menunggu guru yang akan masuk ke kelas mereka.

Liora hanya menghela napas pelan saat melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia sangat lelah dan mengantuk. Bukannya apa dini hari tadi sekitar pukul dua malam Papanya baru pulang entah dari mana dan lagi-lagi dalam keadaan mabuk berat.

Tentu saja Liora tak kaget lagi dengan keadaan Papanya yang sudah seperti ini sejak beberapa tahun terakhir. Namun dalam hatinya yang paling dalam ia sangat ingin Papanya berhenti seperti ini. Pergi entah kemana dan tiba-tiba saat pulang dalam keadaan tak sadarkan diri karena mabuk.

Beberapa kali juga tetangganya yang membawa pulang Hans yang tak sadarkan diri di jalanan. Jujur saja Liora merasa tak enak dan malu.

Tapi mau bagaimana lagi?

Ia tak bisa berbuat apa-apa.

Jika ia melarang Hans resikonya malah ia yang kena amukan. Tak terhitung lagi seberapa sering Liora mendapatkan tamparan, pukulan bahkan sampai cambukan dari orang yang dulu sangat ia kagumi.

Setiap mendapatkan amukan seperti itu, Liora hanya diam tak berani bersuara bahkan air matanya tak keluar saking seringnya ia mengobati luka di tubuhnya. Ia hanya bisa menahan perih ketika mengoleskan salep di tubuhnya yang menjadi korban amukan Hans.

Air matanya sering tumpah mengingat keberadaan Julia yang sampai sekarang entah dimana. Ia sangat merindukan ibunya itu. Benar-benar merindukan sesosok ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya walau saat ia berusia dua belas tahun Julia yang tak tahan lagi akhirnya kabur dan meninggalkannya.

Sering kali Liora berpikir kenapa semesta sangat jahat padanya? Kenapa Tuhan sangat tak adil padanya? Kenapa ia harus mengalami ini di usianya yang masih terbilang muda? Ia juga ingin seperti temannya yang lain yang merasakan keluarga yang utuh. Limpahan kasih sayang oleh kedua orang tuanya.

Tapi kenapa?

Salah Liora apa?

Semakin memikirkannya semakin membuat Liora sedih. Air matanya sudah mengenang di pelupuk segera ia mengusapnya agar Nesya tak menyadari hal itu.

Dan tak lama guru yang mereka tunggu akhirnya masuk di kelas. Sontak saja kelas yang tadinya ramai kini menjadi hening. Wanita paruh baya yang mengenakan hijab itu pun memulai pelajaran dengan menyuruh seluruh siswa untuk membuka buku cetak halaman lima pulih lima.

🌼🌼🌼


Nesya bukannya tak tahu sejak pagi tadi wajah sahabatnya itu murung. Ia juga sempat melihat Liora sempat menangis dalam diam.

Melihat itu Nesya memutuskan untuk mengajaknya ke kantin hari ini untuk mengembalikan mood sahabatnya itu.

Sebenarnya Nesya sangat penasaran dengan Liora yang sering kali menangis dalam diam.

Seperti ada sesuatu yang sahabatnya itu simpan seorang diri dan seolah tak ingin orang luar mengetahuinya.

Sadar bahwa Nesya bukan siapa-siapa Nesya, namun ia juga ingin Liora membagikan kesedihannya padanya siapa tahu ia bisa membatu.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang