Sieben und Dreißig - Critical

2.2K 210 18
                                    

"Suster tolong! Ada pasien!" Teriak Kelvin membantu Elvano membukakan pintu penumpang.

Beberapa suster dan perawat dengan sigap membawa brangkar. Elvamo menidurkan Liora di brangkar dan mendorong brangkar masuk ke dalam Unit Darurat. Kelvin terus mengikuti Elvano dari belakang.

"Maaf, Anda tidak boleh masuk," seorang suster memperingatkan saat Elvano ingin masuk ke dalam menyusul Liora.

"Tapi, Sus-"

"Udah, biarin Dokter yang nanganin ini," pinta Kelvin.

Memghembuskan napas, Elvano pasrah dan mengangguk.

Pintu ruangan UGD tertutup.

Menundukkan kepalanya Elvano terdiam. Merenungi kejadian yang mereka alami tadi sungguh membuat Elvano takut dan cemas. Ia sangat khawatir keadaan Liora.

Koridor rumah sakit sangat sepi. Mengingat jam masih menunjukkan pukul empat dini hari. Saat Kelvin mengambil ponsel di saku celananya ia menghela napas.

"Kamu tunggu di sini, aku akan ke kantin sebentar," Elvano hanya mengangguk pelan.

Dan keheningan yang menyelimuti Elvano sendirian. Satu tetes air mata jatuh di pelupuk matanya. Sadar jika ia menangis, Elvano cepat-cepat menghapus air matanya mengggunakan punggung tangan.

Beberapa menit kemudian Kelvin datang dan duduk di samping Elvano tepat di depan ruangan UGD.

"Minum dulu," Kelvin menyodorkan sebotol air mineral yang di terima Elvano.

Meneguk dengan pelan dan menutup kembali botol air mineralnya.

"Kita harus hubungin Uncle Dave dan Aunty Rachel," ujar Kelvin.

"Tidak, nanti saja setelah Liora baik-baik saja," balas Elvano.

"Baiklah,"

Dan suasana kembali hening.

Diam-diam Kelvin memperhatikan adiknya. Ia sungguh prihatin dan khawatir.


🌼🌼🌼

Rachel mencium punggung tangan suaminya. Mereka baru saja sholat subuh berjamaah.

David berdiri dan melipat sajadah lalu menyimpannya di tempat tidur. Rachel juga melakukan hal yang sama melipat sajadah dan mukenahnya.

"Sayang, bentar bangunin aku lagi. Aku masih ngantuk, hoaaam." Rachel terkekeh melihat suami tercintanya yang kembali tidur.

Ya dia memaklumi.

Semalam David baru pulang dari rumah sakit pukul dua dini hari karena harus menangani pasien yang di operasi.

Matahari masih belum tampak, Rachel memutuskan untuk ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Karena masih libur Rachel memutuskan membuatkan pancake matcha untuk sarapan mereka berempat.

Tak lupa ia juga menaburkan beberapa buah rasberry di pinggi piring dan wip cream diatasnya.

"Selesai," Rachel tersenyum senang melihat hasil karyanya.

"Selesai," Rachel tersenyum senang melihat hasil karyanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang