Neun und Dreißig - Healing

2.7K 203 30
                                    

Play to mulmed 🔝

🎶 Kanzaki Iori feat. Hatsune Miku - Inochi ni Kirawarete Iru 🎶

Warning!!!

Typo bertebaran!

Mengandung bawang dan emosi! Gw aja ampe nangis nulisnya😭

Sider, muncul woy!

Happy Reading ❤️

🌼🌼🌼


Suara bising-bising membuat seorang gadis yang tengah terbaring di sebuah ruang inap VVIP sedikit terusik. Perlahan matanya membuka menyesuaikan cahaya yang masuk di retina matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit ruangan. Ia menoleh sedikit dan mendapati banyak orang yang tengah berkumpul di ruangan serba putih tersebut.

"Mbak Liora udah bangun!" Seru Bagas saat tak sengaja matanya tertuju pada Liora yang terbaring lemah di atas brangkar.

Semua langsung menoleh. Elvano dengan sigap menghampiri Liora yang menatapnya lemah.

"Kamu haus?" Tanyanya yang diangguki Liora. Ah rupanya Elvano tahu kalau tenggerokannya sangat kering.

Nesya langsung memeluk sahabatnya erat. "Alhamdulillah akhirnya kamu sadar, Liora! Kamu tau kita semua khawatir sama tau!" Ia mengangkat wajahnya yang basah, terharu akhirnya sahabatnya sadar dari masa kritisnya.

Liora meringis saat mencoba memaksaakan senyum.

"Luka tusukan kamu belum kering, jadi jangan banyak gerak," ujar Elvano sembari mengelus puncak kepala Liora.

Para sepupu Elvano yang lain ikut maju dan mengelilingi ranjang Liora.

"Mbak Liora udah baikan?" Tanya Alby dan menggenggam tangan Liora yang tak infus.

Melihat itu Elvano mendengkus geli, ia tak boleh cemburu pada bocah berumur lima tahun.

"Kamu kan udah lihat sendiri! Lagian Mbak Liora nggak boleh banyak gerak, Uncle Dave kan udah bilang," timpal Cetta sok tua.

"Ish aku kan cuma nanya, Bang!" Bocah laki-laki itu mengerucutkan bibirnya.

"Udah kalian nggak boleh berisik. Inget ini rumah sakit," tukas Kelvin menggendong Dyra yang tertidur.

Arrayan menatap wajah pucat kekasih abangnya dan beralih menatap Elvano yang terus mengelus puncak kepala Liora sayang. Senyuman kecil pelahan muncul di wajah tampannya.

"Kalian mending duduk deh, Liora butuh istirahat." Celetuknya dan menggiring sepupu kecilnya kembali duduk di sofa panjang ruang inap VVIP itu. Ia juga menggendong Alby dan mengajaknya keluar balkon rumah sakit melihat pemandangan ibukota dari sana.

Sekarang sudah sore, jam menujukkan pukul empat dan dari balkon mereka bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi ibukota Jakarta, jalanan yang ramai di lalui orang.

Maria's Hospital adalah rumah sakit milik keluarga David, ayah Elvano dan Nesya. Rumah sakit swasta milik keluarga Setiawan merupakan konglomerat di Indonesia. Tak hanya memiliki rumah sakit, tetapi juga beberapa kantor milik mereka yang di kelola oleh orang kepercayaan David. Selain itu, Kayla juga sudah membuka beberapa cabang butiknya dan tersebar di seluruh Indonesia bahkan ada di Singapura dan Malaysia.

Jadi tak usah heran jika ruang inap yang Liora tempati sangat lengkap. Ruangan ini hanya beberapa dan hanya khusus untuk keluarga besar mereka. Ruang VVIP itu di lengkapi dengan meja beserta kursi, dua ranjang yang satu untuk pasien dan satu untuk yang menjaga pasien, lemari untuk barang-barang pasien, kulkas kecil yang di penuhi berbagai macam minuman, AC, televisi, kamar mandi dan balkon.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang