Zwai und Zwanzig - Dating

3.6K 264 13
                                    

Hari berganti menjadi minggu. Minggu berganti menjadi bulan. Dan tak terasa sudah tiga bulan Liora dan Elvano menjalin hubungan. Semuanya terasa sangat singkat bagi Liora. Ia bahkan merasa sangat bahagia karena kehadiran Elvano dalam hidupnya. Hidupnya yang awalnya suram kini berubah menjadi berwarna.

Perlahan namun pasti sikap Elvano juga berubah yang awalnya sangat dingin kini mulai mencair ya walaupun itu hanya pada Liora dan keluarganya saja. Tapi menurut RachelーBunda Elvano itu perkembangan pesat. Ia bersyukur jika kini putranya itu tidak sekaku dan sedingin dulu. Dan itu semua berkat Liora.

Jika di pikir-pikir selama mereka menjalin hubungan yang orang sebut sebagai sepasang kekasihーmereka bahkan belum pernah sekalipun berkencan.

Sebenarnya bukan karena tak ingin.

Ini semua karena Liora yang sibuk bekerja dan Elvano yang kini semakin sibuk belajar karena tidak lama lagi ia akan lulus.

Lalu mereka akan berpisah untuk sementara waktu.

Hah rasanya waktu sangat cepat berlalu. Minggu depan ujian semester akan diadakan itu berarti semester ganjil ini akan segera berakhir. Setelah dua pekan libur mereka akan kembali lagi ke rutinitas sebelumnya.

Hari-hari Liora semakin bermakna dan ya membuatnya bahagia karena ada Elvano dan keluarganya, oh jangan lupakan juga teman kerjanya di cafe.

Seperti saat ini misalnya, setelah pulang sekolah Liora langsung ke tempat kerjanya. Jika biasanya Elvano yang akan mengantar-jemputnya namun kali ini tidak. Atau lebih tepatnya tidak bisa dikarenakan jadwal les Elvano dan kedua sahabatnya itu sangat sibuk, belum dengan mata pelajaran tambahan di sekolah yang menguras waktu. Maka dengan terpaksa Elvano membiarkannya pergi kerja dengan bantuan ojek online yang sudah dipesankan langsung olehnya.

Dan di sinilah Liora sekarang. Sebuah cafe klasik dengan bangunan dan hampir semua furniture-nya di dominasi oleh berwarna coklat. Seperti namanya 'Brown Caffe.'

"Maaf aku terlambat ya?" suara Liora membuat Mbak Ningsih mengarah padanya. Ada gurat lelah disana.

"Tidak juga, cepat sana ganti bajumu. Oh yaampun tampaknya hari ini kita semua harus bekerja keras," Mbak Ningsih sibuk sebentar dengan pelanggan yang sibuk memesan pesanannya sedangkan Liora berdiri tak jauh darinya. Setelahnya pelanggan itu bergerak memilih menunggu di sebuah meja yang nyaris penuh. "Kau lihat bukan pelanggan hari ini sangat banyak."

Mengedarkan pandangan, Liora mengiyakan dalam hati. "Oke siap!"

Gadis pemalu itu segera melesat ke ruang khusus pegawai dan tak lama keluar dengan baju seragam berwarna coklat. Ia langsung berdiri di dekat kasir sembari menunggu pelanggan yang datang dan Liora akan menghampirinya sembari mencatat pesanan mereka.

"Kau sudah makan siang sebelum ke sini bukan?"

"Iya, Mbak, tadi aku makan di kantin sama Nesya."

"Good."

Kemudian hening.

Suara bel angin mengintrupsi keheningan itu tanda ada pelanggan yang masuk. Seorang wanita dengan setelan kerja tengah menyapu pandangannya ke seluruh cafe dan menemukan tempat duduk terakhir yang tersisa. Ia berjalan dengan anggun dan menjatuhkan bokongnya di sana.

Tak lama Liora menghampirinya seraya menyerahkan sebuah buku menu pada wanita tersebut.

"Aku memesan secangkir americano dan cheese cake." tanpa melihat buku menu yang di berikan oleh Liora, wanita itu langsung mengucapkan pesanannya.

Dengan telaten Liora mencatat pesanan wanita itu lalu pamit dan memberikannya pada Julian yang berada di dapur.

"Kau sudah datang? Kenapa aku tidak melihatmu?" ucapnya begitu Liora masuk ke dapur dan menyerahkannya secarik kertas kecil berupa pesanan pelanggan di meja pantry.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang