"Liora, kamu kenapa?" Liora tersentak kaget dari lamanunannya dan menatap Julian yang ternyata sedari tadi menatapnya.
"Ng-nggak apa-apa kok, Bang," Liora tersenyum tipis. "Maaf aku nggak fokus." terangnya membuat Julian semakin curiga dengan sikapnya.
Usai mengatakan itu, Liora pamit kembali kerja. Namun baru saja Liora berjalan dua langkah Julian menahan pergelangan tangannya.
"Kamu habis nangis kan?" tanya Julian to the point.
Liora membuang muka kesembarang arah dan mencoba mengusap pipinya yang basah.
Sejak tadi ia memang lebih banyak melamun. Dan diam-diam Julian memperhatikannya namun ia tak berani bertanya takut Liora merasa canggung.
Oleh karena itu saat Liora minta izin pada Mbak Ningsih ke ruangan khusus pegawai, Julian mengikutinya dan benar dugaannya. Liora melamun dengan mata sembabnya.
"Liora jawab pertanyaan aku." Tuntut Julian.
"Tapi-"
"Kamu nggak bisa bohong sama aku." Julian berkata cepat memotong ucapan Liora. "Aku tahu kamu lagi ada beban pikiran."
Liora mendongak menatap pemuda yang beberapa tahun lebih tua darinya itu. Ia tak bisa mengelak karena apa yang dikatakan Julian memang benar. Ia sejak tadi tidak fokus karena memikirkan bagaimana nasibnya jika tidak bisa membayar uang kontrakan rumah? Apa ia akan diusir? Lalu ia dan Papanya harus tinggal dimana?
Julian menghela napas panjang dan menghembuskannya keras. "Kamu nggak jawab berarti aku benar. Iya kan?"
Liora memejamkan matanya dan tanpa sadar satu tetes air mata jatuh di pelupuk matanya.
"Aku...maaf tapi aku nggak bisa cerita ke Abang," ujar Liora lirih mencoba agar Julian tidak memaksanya bercerita.
"Liora, akan lebih baik jika kita menceritakan masalah kita ke orang lain, agar beban yang kamu bawa berkurang." jelas Julian secara halus dan mengelus pundak Liora pelan.
"Apa jangan-jangan Papa kamu udah balik?"
"Iya," balas Liora akhirnya.
"Beliau nggak ngapa-ngapain kamu kan?"
Liora menggeleng.
"Syukurlah," Julian lega karena gadis pemalu didepannya ini tidak terluka.
Ya seperti cerita Liora selama ini padanya dan Mbak Ningsih, ia menjelaskan latar belakang keluarganya. Sebenarnya Liora tak ingin memberitahu siapa-siapa bahkan Nesya sahabatnya sendiripun tidak tahu apalagi Elvano yang notabennya adalah pacarnya. Liora mencoba menutup rapat latar belakang keluarganya tapi waktu mereka di Puncak kemarin saat berbelanja dan Pak Bimo meninggalkannya bertiga, entah kenapa Mbak Ningsih langsung bertanya padanya. Sebenarnya Julian juga penasaran sejak lama begitupun dengan Mbak Ningsih dan mungkin baru sekarang mereka harus tahu itupun Mbak Ningsih sedikit memaksa.
Dan mengalirlah cerita Liora. Ia menceritakan bagaimana harmonisnya keluarga mereka dulu saat Papanya menjadi salah satu pengusaha terkenal di Ibukota. Mamanya yang bahagia karena memiliki suami dan seorang anak dari laki-laki yang sangat ia cintai, yaitu dirinya.
Namun semuanya harus lenyap saat perusahaan Papanya hancur, mereka bangkrut dan harus menjual rumah mereka yang besar dan cantik demi melunasi hutang bank yang tak bisa mereka bayar. Belum lagi saat Papanya berubah menjadi mabuk-mabukkan dan bermain judi, memukul istri dan anaknya jika kalah dalam berjudi. Dan puncaknya saat sang Mama pergi meninggalkan rumah meninggalkan ia dan Papa. Hatinya hancur dan sejak saat itu ia harus mandiri dengan berjualan untuk mengidupinya dan sang Papa. Itu semua juga agar ia tidak putus sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvano
Romance[Completed] Squel of Posessive Doctor ✨ High Rank : #2 Keadilan #2 Renang #2 Coolgirl #3 Coolman