Zwanzig - Couple

4.1K 297 7
                                    

Play to mulmed 🔝
🎶 INFINITY - Man in Love 🎶

🌼🌼🌼

"Selamat menikmati." Liora membungkuk sedikit tak lupa memberikan senyuman lebarnya setelah menyajikan pesanan yang telah dipesan pada pada pelanggan di meja nomor tujuh.

Menghela napas ia menunduk seraya mengontrol detak jantungnya yang sampai sekarang masih berdetak lebih cepat tak seperti biasanya.

Ia masih shock dengan pernyataan cinta Elvano padanya tadi. Bahkan ia tak diberi waktu untuk menganggapi pernyataan tersebut 'ya' atau 'tidak.' Ini bukannya seperti memaksa kan?

Liora menggelengkan kepalanya menghilangkan segala pikiran aneh di dalam otaknya yang saat ini sepertinya sulit diajak bekerja sama.

"Kamu baik-baik aja?" suara Mbak Ningsih mengagetkan Liora yang masih berdiri termangu di depan kasir.

Rupanya sedaritadi ia melamun.

"Akh nggak apa-apa kok, Mbak." ia menyunggingkan senyum.

Mbak Ningsih menyergit alis. Secara refleks ia menempelkan telapak tangannya yang satu di dahi Liora dan satu tangannya lagi ia tempelkan di dahinya.

"Nggak panas."

"Emang aku nggak panas, Mbak."

"Terus muka kamu kok merah gitu?" celetuk Mbak Ningsih sembari mengamati lebih intens seluruh wajah Liora yang memerah seperti tomat.

"Apa iya?" Mbak Ningsih memgangguk cepat.

Liora meletakkan nampan di samping kasir dan menangkup wajahnya sendiri. "Oh astaga!" gumamnya sembari memejamkan mata.

"Sebaiknya kamu istirahat dulu gih sana. Mumpung aku lagi baik, aku kasih waktu kamu istirahat lima belas menit."

Liora langsung membuka matanya dan akhirnya mengangguk. Lantas ia langsung mengambir nampan coklat lalu memeluknya dan berjalan kearah ruang khusus pegawai.

🌼🌼🌼

Pesanan pelanggan berupa ice chocolate dan cheesecake sudah siap. Julian tersenyum kecil seraya membunyikan lonceng kecil sebagai isyarat jika pesanan sudah siap. Tak lama setelah itu Mbak Ningsih datang dan untuk mengantar pesanan pelanggan tersebut.

"Lho Mbak Ningsih ngapain disini?"

"Liora istirahat di ruangan staf. Kayaknya dia kecapekan deh, soalnya mukanya merah gitu." Mbak Ningsih menyusun pesanan itu ke dalam nampan.

"Liora sakit?" Julian memperbaiki apronnya memperhatikan Mbak Ningsih yang sudah siap mengantar makanan.

"Katanya sih nggak apa-apa. Tapi daritadi dia banyak ngelamun."

"Masa sih?"

"Hm em. Aku antar pesanan ini dulu." tak ingin menunggu jawaban Julian, Mbak Ningsih langsung keluar dari dapur dan mengantar pesanan pelanggan. Menyisahkan Julian dengan wajah khawatir.

Karena tak ada pesanan lagi, ia memutuskan membuatkan sesuatu untuk gadis pemalu itu.

Dengan senyuman lebar ia menatap takjub hasil karyanya.

Matcha latte dingin.

Ini bisa membuat suasan hati menjadi lebih baik.

Kenapa ia tahu?

Soalnya dari pengamatannya selama Liora bekerja disini Liora beberapa kali membeli minuman dengan rasa yang sama.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang