Belajar

97 16 1
                                    

"Aku Merindukanmu"

Dea dibuat terkesiap, karena tiba-tiba Erik datang dan memeluknya

"Kak Erik"

Erik tak kunjung melepas pelukannya. Tetap erat dia memeluk Dea

"Berhenti memelukku kak, aku malu"

Dengan terpaksa Erik melepas pelukannya. Melihat wajah Dea lekat

"Kau kemana saja. Aku khawatir"

Dea tersenyum dan menunduk malu. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
Kak Erik merindukanku Batin Dea

"Aku akan ceritakan semuanya tapi jangan disini. Kita ke taman aja. Ini asrama wanita. Apakah lazim pria masuk kesini" Ujar Dea sedikit Kikuk dengan perhatian Erik kepadanya

"Astaga. Aku sampai lupa"

Flashback on

"Dea mana?" Tanya Erik kepada Ryka. Walau sudah minum banyak alkohol tetapi tidak membuat Erik sempoyongan

"Dia tadi bersama Adwin" jawab Ryka santai sambil meneguk satu seloki Alkohol

Tiba-tiba Adwin menghampiri Erik dan Ryka dengan wajah kebingungan dan panik.

"Dea mana?"

"Bukannya dia pergi bersamamu?" Ujar Ryka

"Aku izin ke toilet sebentar tadi. Ketika aku balik dia sudah tidak ada. Aku kira dia bersama kalian"

"Brengsek. Jadi dia kemana" Murka Erik dan segera mencari Dea disekitar Club

"Adwin, apa yang kau lakukan. Ayo cari Dea" Pinta Ryka dan segera memencar bersama Adwin mencari Dea

Hampir 30 menit berlalu, mereka mencari Dea ke sekitaran club namun Dea tak kunjung ketemu. Mereka mencoba menghubungi Dea berkali-kali namun nomor Dea tidak dapat dihubungi.

Erik begitu khawatir. Apalagi tempat ini asing bagi Dea. Erik menjadi kalang kabut kehilangan Dea. Dia marah kepada siapa saja. Emosinya tidak stabil apalagi Erik berada di bawa pengaruh Alkohol.

"Awas sampe Dea kenapa-kenapa" Gertak Erik kepada Adwin sambil matanya menatap tajam

"Kau memarahiku, apa kau tidak sadar kau yang mengajak kami kesini, hah?"

"Sudah sudah, kita balik ke asrama. Siapa tau Dea telah kembali" Ujar Ryka melerai kegaduhan antar Erik dan Adwin

Mereka akhirnya kembali ke asrama dan mencari Dea disana. Ryka langsung menuju kamarnya

"Cari siapa?" Tanya Myra melihat Dea tampak kebingungan mencari sesuatu

"Dea sudah pulang?"

"Bukannya dia bersama kamu tadi" Tanya Myra

"Dia menghilang di Club"

Myra tampak kaget. Dan segera melepas kesibukannya dan membantu Ryka mencari Dea.

Adwin dan Erik menelusuri seluruh Asrama sampe Mess juga tidak ada.

"Dea kamu kemana"

Flashback Off

Dea sudah duduk bersama Erik dan menceritakan semuanya kepada Erik. Erik mengangukkan kepalanya dan langsung memegang lembut tangan dea

"Semua itu karena aku. Maafkan aku yang mengajakmu ke Club kemaren. Seharusnya aku tidak membawamu kesana. Ah!" Ucap Erik seraya memukul kepalanya sendiri merasa bersalah akan tindakannya

"Sudahlah kak, aku baik-baik saja. Lihat!" Ucap Dea tersenyum simpul menatap Erik yang sementara merasa bersalah

"Lagian aku paham kau punya masalah keluarga. Kenapa kau tidak ceritakan padaku" Seru Dea

"Aku hanya tak sempat menceritakannya padamu. Aku tidak bisa buat apa-apa atas keputusan keluargaku. Gadis itu, akan ikut denganku berkuliah disini"

"Kapan dia kesini?" Tanya Dea

"Mungkin besok"

Dea tersontak kaget.
Besok? Apa yang harus aku lakukan jika dia terus dekat dengan Erik. Apakah aku sanggub? Batin Dea

Dea berusaha menahan airmatanya yang segera akan turun deras. Dia tak mau perhatian Erik tertuju pada wanita lain.

"Oh iya, ada yang ingin aku tanyakan padamu" tanya Erik menatap Dea. Dea balik menatap Erik Intens

"Mengapa terkadang kamu memanggilku kakak, terkadang kau memanggilku cuman nama"

Pertanyaan Erik memanglah biasa tetapi penting bagi Erik. Dia ingin tahu seberapa pentingnya dia bagi Dea

"Oh itu. Aku memanggil kakak saat moodku bagus, memanggil nama saat moodku jelek" Jawab Dea enteng

Sebenarnya itu bukanlah jawaban yang Erik mau. Erik mengernyitkan dahinya dan menatap Dea senyum.

"Oh panggilanmu kepadaku tergantung mood?"

"Entahlah kak. Aku merasa seperti itu. Dan aku sudah terbiasa dengan itu"

"Hahaha kamu memang menggemaskan Dea" Tawa Erik diiringi oleh cubitannya pada pipi Dea yang membuat pipinya merah kembali

"Ih kakak, sakit"

"Oh ya, hari ini kamu tampak cantik mengenakan gaun itu" Ujar Erik tersenyum menggoda dan segera berlalu meninggalkan Dea dengan hatinya yang kini tengah berbunga - bunga

Apa yang harus aku lakukan, jika dia terus membuatku berbunga bunga Batin Dea cengengesan sendiri dibuatnya

****

Di rooftop kampus Vrindafan tampak anak-anak Superdom tengah berduduk duduk santai dan menikmati makanan, rokok dan menjejalnya di mulut mereka. Charol tiba-tiba masuk dan berteriak bengis

"Aku peringatkan kalian semua. Jangan ada seorang pun dari kalian yang berani menggoda bahkan menyentuh Dea. Kalo tidak dia berurusan sama aku" Ujar Charol Tegas

"Aku tidak mau peristiwa kemaren malam terulang lagi"

"Hahaha sudah berani kamu terang-terangan didepan kita" Sahut Juan tiba-tiba dan menepuk bahu Charol tersenyum

"Kalo itu milik bos, tidak akan ada yang berani sentuh" Juan segera kembali duduk dan mengisap kembali rokoknya yang tersisa setengah.

Tatapan Charol langsung berubah ketiga mendengar perkataan Juan, sahabatnya itu

"Aku percaya padamu"

"Okey aku harus pergi. Aku harus belajar" Ujar Charol dan berlalu menginggalkan teman-temannya yang keheranan

"Be-Belajar?" Ujar teman-temannya keheranan. Sejak kapan Charol menjadi anak yang suka belajar.. tatapan aneh mereka penuh dengan tanda tanya. Sedangkan Juan terus menghisap rokoknya dengan santai dan tersenyum simpul.



___________

Terima kasih buat kalian yang stay terus Love Story In India

Tinggalkan jejak kalian ya dengan Vote dan Komenttttt

Btw kalian pendukung :
Erik + Dea
Charol + Dea







Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang