Darimanakah datangnya Cinta?

82 14 2
                                    

Mata hari sudah tak malu menampakan cahayanya. Dea mengerjapkan matanya.  lelahnya masih terasa. Rasanya istirahatnya tidak cukup. Semalam dia bergadang menyelesaikan tugasnya. Dia mendapatkan kelompok bersama Adwin. Namun nahas, Adwin tak dapat diandalkan dia memberikan semua beban kepada Dea. Menyebalkan!

Sudah hampir sebulan Dea sibuk kuliah. Memang semenjak mengambil program Pascasarjana dia tak banyak sibuk dikelas namun banyak seminar yang harus diikuti dan juga penelitian belum lagi tugas-tugas lainnya. Apalagi dia juga harus mengawasi Charol. Dia sudah berjanji pada Ny. Krisma. Ya, jika dilihat Charol cukup melakukan sedikit perubahan. Dia sudah rajin kelas dan mengejar beberapa ketinggalannya. Sekitar 3 bulan lagi, Charol sudah dapat melakukan pengabdian Masyarakat.
Bisa dibilang hubungannya dengan Charol semakin dekat. Charol sering mengajaknya kerumah untuk menemui Ny. Krisma.

Walau kedekatan mereka hanya sebatas menemani Charol belajar dan mengingatkan untuk kelas. Dea tak turut mengerjakan tugas Charol. Charol bisa mengerjakannya sendiri.

Charol adalah laki-laki dingin dan sedikit bicara. Namun belakang ini Charol sudah mulai menghangat. Kau tau,  Dea tak menyukai suasana tegang dan monoton sehingga ketika berada dekat Charol iya harus berusaha menghangatkan suasana.

Ny. Krisma selalu menawarkan beberapa nominal uang bagi Dea, sebagai bayaran atas bantuannya terhadap perubahan Charol. Tapi Dea menolak. Dia melakukan ini dengan ikhlas. Dan Dea juga belum membutuhkan uang. Orangtuanya sesekali mengirimkan uang bagi Dea. Walau tidak sebesar nominal yang ditawarkan oleh Ny. Krisma. Bagi Dea Itu sudah cukup.

Hubungannya dengan Erik juga membaik semenjak Erik menjelaskannya pada Dea waktu itu. Walau tak begitu dekat seperti dulu, Sandra selalu datang ketika Erik sedang berdua dengan Dea. Dea paham situasinya walau Dea akan merasa sedih di hatinya. 

"Sayang, pagi ini kita sarapan di luar ya? Aku bosan makan di asrama!" Kata Sandra bergelayut manja di dada bidang Erik

"Kau membuang buang uang Sandra. Sebaiknya kita makan di asrama"

"Kau lupa kau sedang dengan siapa? Aku bahkan bisa membeli kampus ini" Kata Sandra

"Ya aku tahu, Aku sedang malas keluar"

"Kenapa? Kau ingin bertemu wanita jalang itu?" Kata Sandra dan wanita jalang yang dimaksud adalah Dea. Oh tentu Erik tidak terima jika Dea disebut wanita jalang. 

"Siapa yang kau sebut jalang, sandra?" Gertak Erik "Jaga mulutmu" 

"Dea sialan itu. Ah aku sangat membencinya" Marah sandra pada Dea.  "Kau membelanya? Kau tidak lihat dia mendekati Charol dan juga Adwin. Disebut Apalagi kalau bukan Jalang!" Kata Sandra dan diberikan penekanan pada kata 'jalang'

"Aku tak suka kau memanggilnya seperti itu Sandra" geram Erik "kau bahkan jauh lebih murahan" Erik benar-benar marah dan pergi meninggalkan Sandra. Persetan dia mau menangis guling gulingan, terserah. Dia tak suka Dea di bilang jalang.

"Sayang, kau jahat banget. Aku laporin ke papa ya" Rewel Sandra. Erik tak menggubrisnya.



********



Ditempat lain, Rani masih saja membujuk suaminya mencari Nisa anaknya yang hilang.

"Pak mau sampai kapan kamu mau diam begini? Tindak cepat sebelum anak kita mati terlantar diluar sana" Rani merayu suaminya dengan wajah khawatir khas seorang ibu yang khawatir dan merindukan anaknya.

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang