Rasa Yang Tak Terdefinisi

79 13 0
                                    

Capcuss lanjut Baca

Sekarang Erik sudah membawa Sandra ke hotel. Erik menidurkan Sandra di tempat tidur. Dia telah membooking kamar baginya juga. Setelah meminta karyawan hotel mengganti pakaian Sandra yang bau alkohol, Erik duduk di tepi ranjang menatap Sandra, tangannya mengelus rambut rambut kecil yang mengahalangi wajah Sandra.

"Jika kau bersikap dewasa sedikit saja seperti Dea, mungkin aku akan memberikan kesempatan bagimu" Batin Erik

Erik lalu berniat ingin keluar dari kamar hotel tersebut. Dia ingin baru di kamarnya yang memang di booking berhadapan dengan kamar Sandra. Dia harus keluar sebelum Sandra sadar. entahlah, apa yang akan sandra pikirkan jika dia masih ada di kamar tersebut. Baru saja hendak pergi, tangan Erik di cekal oleh Sandra. Ternyata dia sudah sadar dan menyadari kehadiran Erik disampingnya.

"Jangan pergi Erik. Tetaplah disini!" Pinta Sandra

"Tidak Sandra, aku harus pergi. Aku berada di kamar sebelah jika kau butuh apa-apa, panggil aku!"

"Aku butuh kamu disini Erik"  Pinta Sandra memohon

Erik mendengus pelan. Tak tega juga dia meninggalkan Sandra sendiri. "Kalo begitu aku akan tetap disini. Aku tidur di sofa" Sandra menganguk semangat. Paling tidak, dia bisa merasa tenang karena Erik tetap peduli padanya buktinya sekarang Erik sedang menyelimuti Sandra dan tidur di sofa.

Pagi hari, Sandra terbangun dan mengerjapkan matanya.Erik benar benar menemaninya tidur bersama dan tengah tidur pulas. Sandra full senyum. Namun, tiba-tiba Sandra merasa tidak enak pada perutnya yang mengakibatkan dia harus

Uwek

Uwek

Sandra memutahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi. Erik kaget dan terbangun menyusul Sandra ke kamar mandi, "Kamu okey?"

Huft

Uwek

Keringat bercucuran di wajah Sandra. Erik langsung membawa Sandra ke tempat tidur dan membaringkannya disana. "Kamu kelihatan pucet gitu" Kata Erik cemas "Tunggu sebentar, aku keluar cari bubur sama obat" 

"Aku gak mau. Please disini aja." Kata Sandra memeluk lengan Erik. Seakan Erik akan pergi jauh. "Gak bisa. Kamu tunggu disini. Aku janji gak bakal lama" Setelah memastikan Sandra okey untuk bisa ditinggal bentar oleh Erik, akhirnya Erik cabut keluar. gak butuh waktu lama untuk Erik kembali

"Aku gak suka bubur, Erik" keluh Sandra

"Aku pikir kau akan enakan dengan ini?!"

"Aku mabuk Erik, bukan sakit. Tapi yasudah aku akan tetap memakannya." kata Sandra tersenyum. Erik menyuapinya. Dia senang Erik perhatian padanya. Tak terasa makanannya telah habis.

"Terima kasih"

Setelah menyuapi sang putri alias sandra. Erik membereskan makananya dan kembali duduk mengahadap Sandra di tempat tidur.  "Setelah ini kamu mandi dan  kita balik ke asrama."

Wajah Sandra tiba-tiba berubah. "Tidak bisakah kita seperti ini sebentar saja?" Tanya Sandra. Jujur Sandra ingin menghabiskan waktunya lebih lama dengan Erik. Jika sudah di Asrama, maka waktunya untuk bertemu dengan Erik akan lebih susah apalagi Erik akan ada kesempatan bertemu dengan Dea. sandra tidak mau Erik bertemu dengan Dea

"Aku masih butuh waktu buat kita berdua seperti ini. Please!" Sandra memohon. Erik kembali dibuat pusing akan kelakuan Sandra. Entah apa yang merasukinya sehingga dia selalu mengikuti perintah Sandra. "aku tahu aku belum ada dihati kamu, tapi kasih kesempatan aku buat bisa rebut hati kamu" 

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang