Club

93 15 1
                                    

Semoga suka ya ceritanya dan penasaran terus ...

Flashback On

"Dea, temani aku membeli perlengkapan Make up dan skincare ya. aku tak bawa banyak kesini" Ujar Ryka

"Bukannya kamu sudah membawa banyak barang" Tanya Dea menatap Ryka Heran. Padahal Ryka telah membawa banyak alat make up dan skincare di meja riasnya

"Kurasa cukup" Lanjut Dea

"Dea. Aku bosan dengan make up dan skincare sekarang. Aku harus membeli yang baru. Semua orang juga akan bosan melihat penampilanku yang itu-itu saja" Dea menghela napas kasar. Melihat Wajah Ryka yang telah dipenuhi banyak rona merah di wajahnya namun dia masih belum puas.

"Dasar cewek" Gerutu Dea

Dea menatap Ryka gusar. Sebenarnya dia malas menemani Ryka berbelanja Make up namun Dia tak tega membiarkan Ryka pergi sendiri.

"Oke"

Ketika mereka hendak berjalan keluar, tak sengaja mereka bertemu dengan Erik di depan Mess. Ryka tampak melihat kagum kepada Erik. Tak sungkan Ryka mengajak Erik untuk pergi bersama mereka.

"Sepertinya Erik ingin keluar bersama Adwin" Gumam Dea "sebaiknya aku mengajak Adwin pergi bersama, agar aku tidak menjadi nyamuk diantara mereka" pikir Dea

Dea tau sikap Ryka. Ketika melihat lelaki tampan maka temannya dihiraukan. Dasar. Cih

Flashback Off

Adwin, Dea dan Erik sudah sekitar 2 jam menemani Ryka yang tak habis-habisnya membeli keperluannya.

"Aku capek" gerutu Adwin
"Perempuan sialan, gara-gara dia aku menahan laparku dari tadi. Ayolah Dea kita pergi meninggalkan mereka, kita seperti bodyguard yang sedang menjaga sang tuan dan nyonya. Menyebalkan!"

"Bisa diam kamu Adwin. Kau pikir aku mau mengikuti mereka, ha?" Ujar Dea kesal mendengar ocehan Adwin sedari tadi.

"Andai bukan karena Erik ada disini dan aku tidak janji menemani Ryka mungkin saat ini aku sudah pulang, lalu membaringkan tubuhku di kasur yang nyaman dan empuk. Tidur dengan pulas sampe besok pagi." Gumam Dea

"Kurasa cuman ini yang aku akan beli"

Setelah penantian panjang. Akhirnya Ryka menyudahi belanjanya dan segera membayar ke kasir.

"Ayo pulang" Ujar Adwin

"Ehm, bagaimana kalo kita ke Club. Aku traktir" Seru Ryka tersenyum simpul

"Club?oh tidak aku harus pulang" Kata Dea

"Yah aku juga" sahut Adwin

"Kamu mau kan Erik ke Club?" Tanya Ryka dengan puppy eyes berharap Erik mau pergi ke Club dengannya.

Erik hanya terdiam dan tak mengatakan apa-apa.

Aku banyak pikiran sekarang Mungkin dengan ke Club aku merasa lebih baik. Pikir Erik

"Erik jawab, kenapa kau hanya diam daritadi. Ayo kita pulang Erik" ujar Adwin

"Kalian pulanglah duluan, aku pergi bersama Ryka" jawab Erik

Ryka tersenyum puas. Melihat Erik menyetujui untuk pergi ke Club

"Erik apa yang kau lakukan" Tanya Dea heran dengan tingkah Erik.
"Kenapa dia mau saja mengikuti Ryka dan tak mengeluh sedikitpun" Gumam Dea

"Ayolah Dea, Adwin sebentar saja" pinta Erik

Dea sebenarnya tak ingin ke Club. Dea belum pernah pergi ke Club sewaktu tinggal di Indonesia. Walaupun persahabatannya dengan Mey terkesan 'kurang baik' namun percayalah mereka akan mengatakan No pada rokok, narkoba, clubbing, dan minuman keras.

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang