39

60 7 2
                                        

Happy Reading❤️

"Kau? Bagaimana bisa kau disini?"

"Hai. Lama tidak bertemu"

"CHAROL!" Pekik Dea memukul pundak Charol

"Bagaimana bisa kamu disini?" Dea menitikan air matanya

Charol masih saja tersenyum tak menjawab. Entah bagaimana bisa dia berada di kereta yang sama dengan Dea. Author pun tak tahu hehe

"Hei, ada apa? Kenapa Kau nangis?" Kata Charol menghapus air bening yang menetes di wajah Dea.

"Kau merindukanku?" Tanyanya lagi tersenyum menggoda

Dea semakin menangis sambil perlahan memukul dada bidang Charol. Charol tak tahu jika Reaksi Dea akan seperti ini. Charol langsung membawa Dea dalam hangat pelukannya.

"Maafkan Aku yang pergi begitu saja. Pergi setelah Aku membuatmu bingung dengan perlakuanku"

Dea masih saja memukul dada bidang Charol. Napasnya terisak Karena tangisannya. Dia sadar jika dia barusan menagis di hadapan Charol. Apa yang sedang dia Lakukan. Bagaimana bisa air matanya jatuh untuk orang seperti Charol. Apa benar-benar dia menyukai Charol. Bukannya seharusnya dia marah atas perlakuan Charol sebelum dia pergi. Kenapa justru sekarang sebaiknya? Oh Tuhan bantu Dea mengartikan perasaannnya.

****

Dea sudah lebih baik. Dia sudah tak menangis lagi. Untung kereta itu sepi jadi gak banyak yang memperhatkan drama di antara mereka.

"Kau marah padaku" Tanya Charol membuka percakapan.

Dea tak menggubrisnya. Dia lebih memilih memandangi pemandangan di luar jendela sambil dia memikirkan alasannya menangis seperti ini. Sungguh memalukan!

"Oke. Jika Kau tak menjawab pertanyaanku, ku anggab Kau tak sedang marah" simpul Charol

Dea tak ingin menjawabnya. Toh, dia juga tak marah. Entah apa penyebab dia menangis tadi. Mungkin Karena rindu. Eh!

"Jelasin!" Kata Dea singkat tanpa menatap Charol

Charol mengernyitkan dahinya. Ya. Mereka seperti orang berpacaran yang sedang marah - marahan.

"Jelaskan apa?"

"Aku butuh penjelasan untuk semuanya. Aku bingung Charol dengan sikapmu. Please, jangan buat Aku semakin bingung" Jelas Dea

"Oke. Mau dari mana Aku menjelaskannya?" Kata Charol.

"Terserah" Kata Dea singkat. Dan siap mendengar penjelasan dari Charol

"Oke. Aku maafkan Aku untuk waktu itu. Maafkan Aku buat kamu bingung. Tapi jujur Aku menciummu waktu itu Karena Aku sebenarnya suka -"

Kruyuk

Kruyuk

Bunyi perut Dea mengelegar. Wajah Dea bersemu malu. Kenapa perutnya ini tak bisa diajak berkompromi. Kenapa harus bunyi disaat yang tidak tepat.

Charol menyipitkan matanya menatap tajam pada Dea "Anakmu masih suka berteriak" Kata Charol mengusap perut Dea

"Eh! Jangan kurang ajar kamu"

"Hahaha.. iya iya Aku belikan kamu makanan dulu. Kamu tunggu sebentar disini" Kata Charol sambil mengacak rambut Dea lalu segera pergi meninggalkan Dea sendiri.

"Ihss apa-apaan dia. Seenaknya memegang perutku begitu saja" batin Dea

*****

"Nih Makan yang banyak, sayang" kata Charol pelan sambil menyodorkan makananya pada kesayangannya.

"Hah?! Apa barusan Kamu bilang. Sayang?!" Tanya Dea penuh selidik

"Barusan Aku bilang?" Tanya Charol seolah-olah tidak tau. Padahal Dea sungguh mendengarnya. Oh Tuhan. Ini tidak baik untuk jantungnya sekarang! Jika lama-lama Charol dekat dengannya bisa Mari muda dia.

"Banyak sekali makananya?" Tanya Dea melihat banyak sekali makanan yg dibeli Charol

"Calon istriku harus makan yang banyak biar nanti jika sudah ada janin di dalamnya bisa tumbuh dengan sehat" kata Charol dengan penuh percaya diri

Dea menatap bingung kepada Charol. Lihat! Dea tak Salah dengar. Barusan Charol memanggilnya Sayang. Dan apa-apaan Dia, calon istri. Kenapa Charol berubah jadi begini. Oh Tuhan! Sungguh Dea tak bisa mendengar gombalan Charol seperti ini. Rasanya yang berdiri dihadapannya bukan Charol tetapi buaya darat.

"Makanlah"

Dea hanya menganguk lalu mulai menikmati makananya. Sedangkan Charol Dari tadi sibuk memperhatikan Dea. Dea jadi tak nyaman dibuatnya Dan jadi Salah tingkah.

"Stop menatapku Charol. Kau membuatmu takut" Kata Dea..

"Kau mirip seseorang yang kukenal" kata Charol singkat

"Siapa?"

"Anak kita"

Ih. Charol? Ada apa dia. Dea berusaha menelan makanannya secepat mungkin. Tak sanggub dia mendengar gombalan Charol hari ini.

"Belajar dari mana kamu? Kamu sehat kan?" Kata Dea dengan tatapan selidik

Charol hanya menaikan bahunya. Please jangan biarkan Charol tersambat para Jamet tanah abang. Kok dia jadi alay begini Setelah menghilang.

****

Dea telah menyelesaikan makannya. Dia sudah sangat kenyang. Charol ingin melanjutkan penjelasannya yang tengah tertunda tadi. Ketika tengah menjelaskan tiba-tiba terdengar suara dengkuran Dari depannya.

"Kamu tidur?" Tanya Charol. Dan ya rupanya Dea tertidur. Charol tersenyum Senang melihat wajah tidur Dea. Charol segera duduk disamping Dea Dan menyandarkan kepala Dea pada bahunya. Dia membawa rambut-rambut kecil yang menutupi wajah cantik Dea.

"I Love You"

******

"Hal terhormat bagi keluarga kami. Jika ada Salah satu Crazy Rich India mendatangi kami dan melamar anak kami" kata Muskanan ayah Dari Chairuniza Saraswati menyambut Nyonya. Krisma dan Adwin dengan penuh sukacita.

"Suatu kehormatan bagi kami untuk melamar Putri anda yang cantik jelita, Chairuniza Saraswati. Perkenalkan ini cucu saya Adwin La Rufski. Cucuku sangat mencintai putrimu. Akupun tak tahu jika ternyata mereka telah saling mengenal dan telah jatuh cinta" Jelas Nonya krisma

Pak Muskanan hanya dapat tertawa kecil. Pak Muskanan sudah tak ingin memaksakan kehendaknya lagi untuk menjododohkan Niza dengan Anjaswara Pramudina, putra semata wayang perdana menteri India. Anjaswara beberapa hari lalu telah diketahui menggunakan narkoba dan tidak hanya itu dia didapati sebagai pengedar juga. Hal inj membuat martabat perdana menteri menurun. Pak Muskanan menjadi Ragu untuk menjododohkan putrinya dengan pria yang tidak baik. Beruntung Adwin datang tepat pada waktunya. Menurut catatan, Adwin bersih dari tindakan kriminal apapun. Dan juga nampak dari wajahnya, dia merupakan pria yang baik dan bisa dipercaya untuk menjaga Chairuniza.

"Saya datang kesini ingin melamar anak Bapa, Chairuniza Saraswati untuk menjadi istri saya. Saya siap menjaga dan saya akan berusaha membuat anak bapak bahagia bersama saya" Kata Adwin dengan penuh percaya diri. Disaksikan dengan senyuman oleh Nyonya krisma, pak Muskanan, istrinya dan juga Chairuniza Saraswati.

"Mau" pekik Niza Senang

Nyonya krisma dan lainnya kaget mendengar jawaban spontan dari Chairuniza.

"Pak, ibu, Aku yakin Adwin akan menjaga  dan mencintaiku. Izinkanlah Aku untuk menikah dengannya" Kata Niza

Pak Muskanan dan istrinya tersenyum simpul dan menganguk setuju. Semuanya bersuka ria terhadap lamaran kecil antar keluarga hari ini. Akhirnya, Hal yang ditunggu pun terjadi. Adwin dan Niza saling menatap dan tersenyum penuh arti.



Next🔥

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang