36

70 11 1
                                    

"Aku akan melamarmu"

Myra terus mengingat ucapan Adwin. Adwin akan melamarnya? Ia sangat senang dan antusias dengan perkataan Adwin lebih tepatnya Janji yang Adwin ucapkan.

Myra sekarang telah berada di kamarnya. Sudah hampir setahun dia meninggalkan kamar ini. Dia merindukan kamarnya ini. Setelah Adwin mengatakan hal itu, Myra memutuskan Pulang ke rumahnya dan berharap Adwin akan menepati janjinya. Apa yang dikatakan Adwin benar Ibunya selalu menunggu kepulangannya. Orangtuanya begitu bahagia dengan kepulangan Myra ke rumah.

****

"Apa?"

Pekik Dea tidak percaya dengan perkataan Adwin "Myra itu Wirasasti Chairunnisa? Anak pak Muskanan yang terkenal itu. Aku sama sekali tak menyangkanya."

Adwin menghela napasnya. "Ternyata dia juga tak menceritakannya padamu!"

"Aku sedikit curiga dengannya. Aku pernah menemukan Wig dalam lemarinya dan dress mahal dan bodohnya aku sama sekali tak curiga."

Adwin terdiam  "selanjutnya apa yang Akan kau lakukan?" Tanya Dea

"Aku akan melamarnya"

Dea terkejut mendengarnya "Apa?"

"Aku sudah berjanji padanya. Kenapa wajah mu terlihat keheranan seperti itu ? Aku bukan lelaki pengecut yang banyak mengucapkan janji palsu. Aku pasti akan segera melamarnya. Tapi sebelum itu banyak hal yang perlu Aku persiapkan" Ujar Adwin tersenyum smirk.

Dea menatap Adwin salut. Mungkin terkadang Adwin terlihat kurang dewasa namun dalam hal ini dia cukup bisa diandalkan. Dea mengacak rambut Adwin "Dasar, bocah dewasa!"

***

Sebuah mobil mewah memasuki kawasan perumahan elit yang berada di kota New Delhi. Mobil berwarna silver itu melintasi lingkungan rumah dengan elegannya dan berhenti tepat di depan rumah tersebut. Pemiliknya menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil tersebut menggunakan pakaian santai dan membuang kunci ke salah satu pengawal di sana.

"Nenek" teriak pria itu

"Adwin" Pekik Ny. Krisma dan memukul tubuh Adwin

"Awww, sakit nek" gerutu Adwin

"Kau sudah melupakanku? Apa kau tak menganggabku nenekmu. Kenapa kau tak pernah kesini" Kata Ny.Krisma dengan serangan berbagai pertanyaan.

"Nenekku yang cantik, Aku baru pulang sudah langsung dicerca banyak pertanyaan. Harusnya di sambut oleh makanan yang enak. Aku sangat lapar nek"kata Adwin manja

Ny. Krisma menarik napasnya dan mengajak Adwin ke meja makan. "Aku selalu meminta Charol mengajakmu kesini. Tapi kalian berdua memang selalu keras kepala jika dibilangin"

"Nek, kau tau kan hubunganku dengan Charol sedang tidak baik"

"Aw"

Jerit Adwin ketika Ny. Krisma kembali memukul pundaknya. "Harusnya kamu mulai berbaikan dengannya"

"Kenapa harus aku nek, dia yang harusnya minta maaf kepadaku. Dia itu pembunuh nek bagaimana bisa aku yang terlebih dahulu mengajaknya berbaikan"

"harusnya kau memaafkan dia. Kalian berdua sudah sama-sama dewasa, harus ada yang mengalah. Mau sampai kapan kalian begini terus hah? Nenekmu ini sudah tua, nenek tak suka melihat cucu-cucu nenek saling membenci"

Adwin menghela napasnya kasar. Sebenarnya dia tak ingin berlarut-larut dalam kebenciannya akan meninggalnya adik kesayangannya. Dia tau adiknya disana tak ingin juga jika dirinya dan Charol masih saja saling membenci. Tetapi apalah artinya jika egois menguasai.

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang