Mana jodoh, jodoh mana!!!

88 12 1
                                    

Dea, Erik, Charol, Mr. Dandin dan Bu Purba menikmati makan malam mereka dengan penuh bahagia sambil bercerita dan bercanda. Bu Purba memang asik dan memiliki sifat keibuan yang kuat. Pantas saja Charol begitu dekat dengannya. Sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

"Kurasa kami harus berpamitan. sudah cukup malam" Kata Erik.

Benar saja waktu sudah menunjukan hampir saja tengah malam. Dea sama sekali tidak menyadari jam sudah berjalan selama ini. Mungkin suasana yang begitu asik. Apalagi mendengar celotehan dari Bu Purba dan Charol.

"Loh kenapa? Ini sudah malam sebaiknya kalian menginap disini!" Kata Bu Purba.

Dea dan Erik saling bertukar tatap seakan saling melempar pertanyaan bagaimana ini?

"Apa itu tidak merepotkan?" Tanya Dea dengan penuh hati-hati.

"Hahaha justru kami sangat senang jika kalian menginap malam ini?" Seringai Mr. Dandin

Dea dan Erik sama-sama menganguk setuju. Setelah selesai makan, mereka membereskan makanan mereka dan bersiap tidur.

"Dea kau tidur di ruang tamu ya. Sedangkan Erik dan Charol tidur di kamar Akri (kamar anak Mr. Dandin dan Bu Purba)" Jelas Bu purba

Akhirnya mereka setuju dan menuju kamar mereka masing-masing.

"Dea!" Panggil Bu Purba. "Ini" Bu Purba menyodorkan sebuah baju kepada Dea "kau pasti kegerahan kan? Kau harus mandi, ini aku punya handuk dan piyama buatmu. Ini baju tidurku yang kurasa akan pas buatmu. Maklum aku tak punya anak perempuan." Kata Bu Purba. Dea sungguh terharu. Dia benar-benar sosok ibu yang baik. Mengingatkan Dea akan ibunya di Indonesia. Dea mengambil handuk dan piyamanya dengan senyum ramah.

"Baiklah terima kasih banyak Bu purba" Kata Dea dan langsung memeluk erat tubuh Bu Purba.

Dea menuju kamar segera mandi dan berganti piyamanya. Piyama cukup kebasaran di tubuh Dea namun begitu nyaman. Dea masih belum bisa tidur. Pikirannya kini masih sedang ingin bermain dengannya. Isi kepalanya masih saja ingin bergulat dan bergosip ria tentang seorang Pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

Siapa lagi kalo bukan Charol. Dia terbayang akan Charol hari ini. Dia begitu berbeda dari Charol yang biasanya dia kenali. Charol bisa selepas itu.

Sedangkan di kamar seberang, tampak dua orang pria yang juga sedang bergulat dengan kasur yang ada dan harus ditempati oleh dua makhluk raksasa ini.

"Kau geserlah sedikit, kau mengambil banyak tempat" Gerutu Charol

"Hei, kau tidak lihat ranjang ini begitu kecil" Kata Erik. Mereka tidur saling membelakangi punggung mereka. Sambil sesekali saling mendorong menggunakan punggung karena ingin mengambil tempat lebih banyak.

Setelah dirasa, sudah tidak ada lagi kegaduhan Erik memulai percakapan.

"Ekhem" Erik

"kenapa" Kata Charol tidur lurus dan satu tangannya menutupi wajahnya.

"Sejak kapan kau bisa begitu dekat demgan Dea?" Pastinya Erik kepo dong. Dia terlalu fokus kepada Sandra. Sampai tidak mengetahui seberapa dekat Charol dengan Dea.

"Entahlah. Semuanya berjalan begitu saja" jawab Charol seadanya

"Maksudnya?" Tanya Erik penasaran

Charol tak menggubrisnya dan memenjamkan matanya kembali. Dia bingung darimana harus menjelaskan keoada Erik. Diam jauh lebih baik.

"Kau menyukai Dea?" Tanya Charol masih dengan posisi yang sama.

"Aku menyukainya sudah lama. Sejak awal kami bertemu saat melakukan ospek. Aku panitia penyambutan Maba saat itu aku sebagai komdis "

Love Story In India (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang