59. Samudera Baccaun - Hari Ke-17 Insiden Area Putih

144 50 20
                                    

Atteuvis mengetukkan buku-buku jarinya. Instalasi pemrograman yang meningkatkan level bahaya di Parasys sudah terpasang. Ia sudah siap menyaksikan gelombang Eistaat mengantre menjemput ajal. Walau begitu, Parasys belum memberinya hasil yang ia harapkan.

Apa yang salah?

Untuk kesekian kali, Atteuvis memutar kursi dan melihat panel yang memuat status para Eistaat. Lima dari lima puluh Eistaat telah terkonfirmasi tewas. Sebuah kemajuan, tetapi persentase kematian sebesar sepuluh persen adalah angka yang jauh dari harapan. Menurut perhitungan Atteuvis, semestinya jumlah Eistaat yang tewas sekarang sudah mencapai setengah dari total Eistaat yang terperangkap. Ia mengabaikan Satgas sebagai faktor penghambat karena berdasarkan informasi yang ia dapatkan, sesungguhnya Satgas tak sekompeten yang mereka perlihatkan pada orang-orang.

Mereka tidak tahu banyak hal penting. Sungguh menggelikan ada pihak yang percaya mereka bisa diandalkan untuk melawanku. Kalau saja orang-orang itu tahu bahwa aku menempatkan mata-mata di antara mereka ....

Senyum licik Atteuvis mengembang. Ia sudah tahu beberapa badan intelijen curiga ada pengkhianat di antara anggota Satgas. Kecurigaan mereka tak keliru.

Sebab sesungguhnya memang ada satu Eistaat yang berkhianat.

Atteuvis bangkit dari kursi putarnya. Ia bermaksud menghubungi si Eistaat mata-mata, sekalian mengecek apakah si Eistaat masih hidup atau tidak. Berdasarkan sumpah Eistaat, semestinya si mata-mata sudah musnah sejak ia memutuskan bekerja sama dengan Atteuvis. Namun, si mata-mata sesumbar ia bisa mengakali sumpah itu.

"Kau mencoba mengakali Tuhan?" ledek Atteuvis pada pertemuan pertama mereka.

Senyum culas terbentuk di bibir sang Eistaat. "Bisa dibilang begitu."

"Tidakkah pengalaman Eistaat pra Masa Suram memberimu pelajaran?"

"Justru dari merekalah aku belajar. Eistaat pra Masa Suram melewatkan hal krusial yang sebenarnya mampu membuat mereka bertahan andai saja mereka tahu."

Atteuvis mulai tertarik. "Apa itu?"

Si mata-mata tertawa. "Tidak akan kuberi tahu. Salah-salah malah jadi bumerang bagiku begitu kau menilaiku tak lagi berguna."

Argumen yang valid. Atteuvis memang berencana menyingkirkan si mata-mata begitu bantuannya tak lagi dibutuhkan. Ia memilih berhenti membahas topik tersebut dan beralih pada strategi untuk mengalahkan para Eistaat. Si mata-mata bukan makhluk bodoh. Ia tak akan terpancing menjawab pertanyaan Atteuvis selihai apa pun Atteuvis membujuknya.

Pertemuan pertama itu sekaligus menjadi pertemuan terakhir mereka. Sejak Atteuvis menyusup ke Periset Psycom dan menyebar cortelix di semua negara, tak sekali pun ia bertemu si mata-mata lagi. Keduanya sepakat tak lagi bertemu secara fisik demi menghindari kecurigaan Eistaat-Eistaat lain. Komunikasi dijalankan via jaringan privat yang dibuat Atteuvis secara khusus. Jaringan ini lebih canggih daripada internet karena tak terpengaruh jarak, sinyal, gelombang, dan materi apa pun yang menghambat terjadinya komunikasi. Perangkat penghubungnya sederhana saja, secara kasat mata tak terkesan seperti perangkat sama sekali. Wujudnya berupa kancing yang sama persis dengan kancing-kancing lain di kemeja Atteuvis serta di blus si mata-mata. Yang membedakan hanyalah fitur mikrofon dan pengeras suara super mini yang terdapat pada si kancing palsu.

Dari si mata-matalah Atteuvis mendapat semua informasi yang terjadi di markas MN-5 sejak penculikan pertama berhasil dijalankan.

Walau begitu, ada saat-saat ketika Atteuvis menonaktifkan perangkat ini. Bagaimana pun si mata-mata adalah Eistaat sehingga Atteuvis tak bisa memercayainya seratus persen. Atteuvis juga tak pernah memberi tahu si mata-mata di mana ia berada. Dengan cara ini, Atteuvis hendak menegaskan bahwa ia yang memegang kendali, bukan si Eistaat.

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang